Bertemu denganmu, membuatku sadar arti kesetiaan.
-Minako Sarah-
•••
Ampuuun! Dia beneran gak terpengaruh sama jurus 'love-love' gue ini? Padahal cewek-cewek disekitar udah pada leleh.
Oke, fine! Dia cewek gue.
•••
Author POV
"E-eh! Iya, maaf," ujar Jonathan sembari berusaha bangkit dari posisinya.
Krak!
.
.
Satu detik
.
Dua detik
.
Tiga detik
.
"WAAA! Itukan punya gue!"
Jonathan terkejut saat gadis itu berteriak khawatir. Kemudian, ia ikut khawatir saat mengikuti arah pandang gadis itu.
Sikutnya tidak sengaja merusak sesuatu.
"Siniin!" teriak gadis itu sembari merebut sesuatu dibawah sikut Jonathan yang tidak sengaja telah ia rusak.
"Yahh ... udah patah. Ini 'kan pemberian Eiji. Padahal, disuruh jaga baik-baik ...," gumam gadis itu, lalu menatap Jonathan dengan sinis. "Ini semua gara-gara lo, tau, gak?!" sambungnya.
"Maaf, Mbak, nanti saya gan-" ucapan Jonathan terpotong.
"Maaf! Maaf! Enak ya tinggal bilang maaf?! Lo kira dengan bilang maaf, tusuk rambut gue bisa balik utuh lagi?! Dan lagi. Lo kira ini benda yang bisa lo ganti? Nggak! Lo nggak akan tahu betapa mahalnya benda ini!" Protes gadis itu.
"Yaelah Mbak, gausah ngegas juga kali. Nanti cantiknya ilang loh, kalo marah-marah terus. Lagian ya. Itukan Cuma tusuk rambut, Cuma ... bedanya dari kaca, yakan? Dan ... ada hiasan emasnya dikit, tuh, kayaknya. Palingan juga bukan emas asli. Kalaupun asli, harta gue gak akan habis Cuma buat gantiin benda kayak gituan." Cerocos Jonathan sembari memperhatikan model tusuk yang dipegang oleh gadis itu, hingga kedua matanya menyipit.
"Lo enteng amat ya ngomongnya?! Lo tuh! ARGHH!" teriak gadis itu, lalu berusaha meredam amarah. "Kali ini gue lepasin lo. Awas aja kalo gue sampe ngeliat lo lagi. Bakal gue habisin lo kali itu juga!" lanjut gadis itu dengan menunjuk di depan muka Jo, kemudian beranjak pergi. Namun, ia kembali lagi.
"Loh, kok balik lagi, mbak? Nyesel ya, udah ngatain cogan seganteng gue ini?" canda Jonathan sembari menaik-turunkan alisnya, seakan-akan tak takut sama sekali dengan ancaman gadis tersebut.
Bugh!
"Uhuk! Uhuk! Arghh ...." Aduh Jonathan setelah ulu hatinya terkena serangan mendadak dari gadis itu.
"Itu sebagai peringatan. Jangan muncul lagi dihadapan gue." Gadis itu memperingatkan.
"Mbak! Mbak! Ini sakit loh mbak. Gak berniat ngobatin gitu? Obatin pake salep, kek. Atau, pake CINTA juga boleh. MBAK! KALAU GALAK GITU NANTI GUE TAMBAH SUKA LOH!" Jonathan meneriaki gadis itu, tapi tak di gubris oleh si empunya.
"AWAS KUWALAT LOH, MBAK! AWAS KUWALAT! Anu. KALO KETEMU LAGI KITA KENALAN, YA, MBAK! BYE BYE MBAKNYAAA. SAMPAI JUMPAAA! SEE YOU!" Jonathan berteriak, lagi. Meskipun ia tau itu sia-sia, karena tak dihiraukan sama sekali oleh gadis yang diajaknya bicara.
Pletak!
"Ketemu juga nih bocah. Kembaliin woy! Hahh.. Hahh.. Sepatuh- gueh- hahh.. Hahh ...." Bram meminta dengan napas tersenggal-senggal, karena sehabis berlarian kesana-kemari mencari Jonathan.
"Heh. Bambang! Gausah pukul kepala juga kali. Lo lupa ya sama yang dibilang guru biologi kita, Bu Aya? Kepala adalah hal paling penting dari bagian tubuh kita. Kalo lo pukul-pukul gitu, nanti otak gue rusak gimana?"
"Yee ... otak lo kan emang dari dulu udah miring, Jo. Lagian, lo ngapain tadi teriak-teriak gak jelas kayak gitu. Neriakin siapa lo di depan kantor guru gini? Udah gak waras ya lo? Abis ditolak cewek? Wah ... rekor nih, kalo beneran terjadi. Hahaha! Besok masukin mading, ah~"
"Ssst! Ngomongnya dijaga, Bambang! Lo gak liat disini banyak adek-adek kelas merhatiin kita? Lo-" Ucapan Jonathan terputus.
Kringg!
Kringg!
Kringg!
"Lah, udah masuk? Nih! Nih! Sepatu lo. Jangan sampe kecuri lagi. Duluan ya, Bro!" Jonathan menyodorkan sepasang sepatu yang ada di tangannya, lalu ngacir ke kelas meninggalkan Bram beserta satu teman laki-lakinya yang lain. Ialah Samuel Leonathan, atau yang lebih kerap dipanggil Samsul oleh kawan-kawan se-perkoplakannya.
"Woy! Jo! Enak amat lo tinggal ngasih sepatunya gitu aja. Minta maaf dulu kek? Woy, tunggu woy!" Akhirnya Bram ikut ngacir ke kelas menyusul Jonathan. Dia tak sadar telah meninggalkan Samuel karena telah mendapatkan sepatunya kembali.
"Dan gue ditinggal? Gak papa deh, udah biasa ditinggal, gue kuad, hiks!" ujar Samuel dengan raut memelas.
•••
TBC_
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewekku Bar-bar
Teen FictionJonathan Alexander Pranata, itulah namaku. Coba tebak! Apa nama panggilan yang pas untukku? Nathan? Alex? Ah.. panggilan itu terlalu mahal untukku. Tolong garis bawahi kata "Mahal". Lalu, siapakah nama panggilan ku? mau tau? Coba baca cerita ini da...