From : Grandma
Mark, cepet pulang! Tadi grandma lihat di tv malam ini bakal badai salju.
Setelah membaca pesan neneknya, Mark segera bergegas membayar belanjaannya. Dia tidak ingin terjebak badai salju malam ini.
Sepertinya orang-orang juga berpikiran sama seperti Mark karena mereka terlihat buru-buru dan membuat lalu lintas di kota itu sedikit macet.
" Ah, gimana gue bisa cepet sampe rumah grandma kalo macet gini," keluh Mark.
Netra Mark membulat ketika tak sengaja melihat sosok yang sangat dia kenal sedang duduk di di tempat pemberhentian bus.
Diusapnya matanya berkali-kali untuk memastikan bahwa penglihatannya tidak salah. Dan begitu Mark yakin bahwa sosok itu bukan halusinansinya laki-laki berdarah kanada itu segera membelokkan mobilnya menuju sosok itu.
" Rin," panggil Mark.
Sosok yang dipanggil itu mendongakkan kepalanya.
" Lo udah berapa lama disini?" tanya Mark khawatir karena bibir gadis itu pucat karena kedinginan.
" Setengah jam mungkin? atau lebih," Ucap Arin dengan agak kesulitan karena seluruh tubuhnya mulai kebas karena dingin.
Mark segera melepas mantelnya dan mengenakannya pada Arin.
" Ayo ikut gue, bentar lagi badai salju," Mark menuntun Arin menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari sana.
Samapi di dalam mobil Mark mengambil selimut yang baru saja dia beli dari jok belakang dan segera mengenakannya.
" Are you okay?" Tanya Mark.
Arin menggeleng pelan.
Tangan laki-laki itu menyentuh dahi dan tangan Arin. Dingin.
Segera mobil itu Mark lajukan menembus padatnya lalu lintas kota New York petang itu.
Di sepanjang perjalanan Mark selalu memastikan keadaan Arin dengan terus menggenggam tangan gadis itu. Sesekali saja tangan gadis itu Mark lepas hanya untuk memastikan kemudi mobilnya berada di jalur yang benar.
Mark memarkirkan mobilnya di garasi begitu sampai di rumah neneknya. Tak lupa dia menuntun Arin untuk berjalan menuju kedalam rumah neneknya yang lebih hangat.
Betapa terkejutnya nenek Lee melihat cucunya itu membawa seorang gadis dengan tubuh menggigil.
" She's okay Mark?" tanya nenek lee.
" I think she's got hipotermia grandma,"
Arin sudah hampir kehilangan kesadarannya. Mungkin jika Mark tidak memeganginya bisa dipastikan arin sudah terjatuh.
" Bawa di ke kamar, biar grandma yang urus," Mark mengangguk. Lalu membawa Arin menuju kamarnya.
Ingin sekali Mark memarahi gadis yang kini berbaring di ranjangnya ini. Bagaimana bisa dia berkeliaran di kota New York hanya dengan jaket yang tidak begitu tebal disaat suhu di kota itu hampir memncapai titik terendahnya.
Tak lama nenek Lee datang membawa baju dan selimut tambahan untuk Arin.
" kau bisa keluar Mark, atau kau ingin menjadi laki-laki mesum dengan tetap tinggal disini,"
Ah mendengar ucapan neneknya, Mark segera keluar dari kamar meskipun masih jelas laki-laki berdarah kanada itu sangat khawatir.
Kurang lebih setengah jam nenek Lee berada di kamar Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Relationship ✓
RomanceDestiny is something we've invented because we can't stand the fact that everything that happens is accidental