-16. Rumah Vol.2

27 4 6
                                    

"IH KESEL ASLI, ANJING LAH" umpat Dira.

"Napa sih?" tanya Zeya sambil menyeruput kuah soto.

"Kita udah nunggu lama-lama ya, sampe hectic banget ama referensi formulir lah, referensi poster sama pamflet publikasi lah. Eh Pak Bram dateng-dateng udah kaya Thanos,"

"Hah? Maksudnya?" tanya Jaehyun yang hampir saja tersedak

"Iya, sekali jentik menghancurkan segalanya."

"Apaan sih, kaga paham"

Mata Zeya dan Jaehyun menatap pada Doyoung seolah meminta jawaban. Doyoung yang menjadi pelaku utama menaruh mangkoknya setelah menyantap habis isinya secara sekejap. Entah karena emosi atau karena lapar,

"Dateng-dateng, 'Nak, gajadi ya'" ujarnya sambil menirukan suara Pak Bram, dosen mereka.

"Hah? Maksudnya?" tanya Zeya yang masih tidak paham.

"Ya gajadi kita bantu-bantuinnya, semua dihandle sama tim dosen."

"Astaga, terus ini buat apaan ujaaang" ujar Jaehyun kesal karena desain pamfletnya hampir saja selesai.

"Terus gimana? Kita tetep wawancara?"

"Engga, kita engga wawancara. Kan kita rekomendasi kaprodi," jelas Doyoung.

"Terus kita mau ngapain nih?" tanya Zeya.

"Rencanain isi acara aja?" usul Dira.

"Hmmm, untuk itunya belom pasti sih. Itu juga nunggu dari tim dosen"

"Terus kita goler-goler aja nih?"

"UNO dah kuy," ujar Zeya sambil beranjak mengambil kartu UNO di kamarnya.







Sudah dua jam berlalu, hujan diluar semakin deras. Lima anak manusia ini masih berkutat dengan game kartu UNO yang sedari tadi menjadi perbincangan hangat. Sebagai perantara antara cerita-cerita panas 'teh' yang ada di kampus.

"Eh, Jae. Lo ga ada inceran gitu siapa?" celetuk Mark.

"Hah? Apaan?"

"Ya gak mungkin banget kan Jae, lo pangeran di kampus terus lo diem-diem aja engga ngincer siapapun?" lanjut Doyoung.

"Ada sih, tapi gatau berhasil apa engga hehe"

Zeya yang sedang merapihkan kartu mereka karena mereka sudah selesai dan sudah mulai bosan dengan permainan ini pun mendengarkan dengan seksama,

"Kalo elo Yak?"

"Hah?"

"Elo gimana? Punya inceran kaga?" jelas Mark sambil menaik turunkan alis matanya,

Zeya melotot pada Mark, ia kesal. Sudah jelas-jelas tau kalau dia ada rasa dengan Jaehyun.

"Loh bukannya Zeya udah punya?" tanya Jaehyun.

"Hah? Lo punya pacar Yak? Kok gue kaga tau?" tanya Dira

"Hah..." Zeya hanya bingung menjawab pertanyaan teman-temannya. Seharusnya bisa saja ia meneriakkan kalimat "Gak, gapunya" tapi entah lidahnya kelu. Masih ragu dengan perasaannya sendiri, perasaannya pada sahabatnya, Chanyeol.

"Deeeekk" lamunan Zeya terpecahkan mendengar suara dari Ibu Zeya.

"Yak, dipanggil tuh" ujar Dira.

"Oh? Iya, bentar ya" Zeya beranjak dari tempatnya dan memukuli kepalanya kesal.

"Lo mikir apaan sih?"

Sementara Zeya sedang di panggil oleh Ibunya, Dira menatap Mark. Karena Jaehyun dan Doyoung sedang berbincang, ini saatnya untuk Dira berbicara dengan Mark.

Between | 《Chanyeol Jaehyun Haechan》 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang