Keimanan yang hakiki Part 2

2 0 0
                                    

Setelah lama suamiku merendam kakinya dalam air hangat, ku tawarkan dia mandi air hangat atau air biasa, dan ia minta dibuatkan air hangat untuk mandi dengan gaya bahasa yang lucu dan menggemaskan. Haha. Setelah itu, langsung mengantarku untuk tahsin, ini sudah berlangsung sejak kami pertama menikah.
Ketika di tengah jalan, seperti biasa rasa ingin tahunya muncul tiba-tiba. "Dek, belajar tahsinnya ada kesulitan nggak?" tanyanya penasaran
"Lumayan mas, memang kenapa? Hehe mas mau ajarin aku?"
"(Tertawa kecil sambil menggenggam pelukan tanganku) hehehe memang kamu mau mas ajari sayang?" ledeknya
"Gak mau deh, nanti dijewer kalo aku salah" gerutuku
"Dijewer? Dipeluk lah dek masa dijewer.. Hehe" gombalnya.
Sesampainya di tempat tujuanku tahsin, suamiku menunggu di masjid dekat lokasi tempat tahsinku.
"Kalau sudah selesai aku hubungi ya dek? Mas tunggu di masjid dekat sini" katanya.
"Iyaa mas. Assalamu'alaikum" ucapku sambil berlalu setelah mencium tangan suamiku
"😊, Wa'alaikumussalam" balasnya.

Satu lagi, setiap tahsin musyrifahku selalu meminta aku untuk talaqin surah pendek yang ia minta untuk dihafal. Lalu selalu mereview apa yang ia jelaskan pekan lalu. Aku belajar di rasm usmani, kemudian dengan tartil ku baca pelan-pelan ayat qur'an tersebut agar dapat ku pahami isi dari ayat tersebut.

Selain keimanan itu sendiri, kita takkan pernah bisa dikatakan beriman tatkala kita masih mempertanyakan bagaimana kekuasaan allah mengadakan sesuatu yg mustahil bagi manusia namun ia dapat mengadakan keberadaan hal tersebut. Karena allah selalu mengajak kita untuk berfikir setiap waktu, baik secara akal maupun dalil. Sekali lagi, keimanan ummat muslim dengan ummat agama lain itu berbeda, karena kita dituntut selalu berpedoman pada apa yang sudah allah dan rasulallah ajarkan.

Iman, tidak untuk diperjualbelikan, tidak untuk dipermainkan, melainkan untuk membentuk kerangka berfikir yang visioner, bukan hanya yang belum menikah, yang sudah menikahpun harus mampu membentuk pola fikir yang berkidahkan tauhid. Ya, meng-esakan allah semata. Setiap perhelatan akbar, ku usahakan datang, berjumpa dengan orang-orang pemikir islam yang mereka hakikatnya dari agama yang satu, iman yang sama yaitu 6 rukun iman, serta satu pemikiran juga. Patutnya kita bersyukur apalagi tatkala allah menghadapkan kita dengan suatu masalah, dan kita selalu tenang dan selalu menggunakan akal sehat dalam memecahkan masalah tersebut. Suamiku selalu bilang, ketika ia tak mampu menjadi qowwam lagi (berpulang), cinta dan iman kita tetap bersatu disana. Suatu perkataan yang membuat hati ini selalu terhindar dari rasa berlebih lebihan, berlarut larut, mengingat allah membenci dengan sesuatu yanh sifatnya berlebihan. 

Iman juga butuh teman, dalam islam teman itu hanya 3 kategori, perempuan dengan perempuan, laki-laki dan laki-laki dan suami istri. Ciyeile 😁. Dengan adanya syaksiyah yang teratur, maka segala sesuatu yg buruk tidak akan menimpa kita. Karena semuanya terkukuhkan oleh semangat yang kita bangun dengan relasi kita yang sama-sama makhromnya.

Next👉

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Muhasabah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang