Nine

345 14 0
                                    

Lanjutan 



"Itu sudah terjadi sangat lama, Dia, aku, dan Dux, Saat kami bertiga adalah pejuang Solvite. Aku pernah masuk akademi Solvite, Sekarang akademi itu sudah tidak ada lagi. Kami bertiga menjadi penjaga Altar pembangkitan Rex Immortuos, Suatu saat, Reogan dipilih menjadi Dux, Aku tetap setia dengan Solvite, namun Maookar....."

"Sudah jangan di lanjutkan ! sebaiknya kalian segera bertindak sebelum terlambat,"  ucap Dux panik.

"Baik Dux, Aku lanjutkan di jalan," sahut Hou-kun.

Kami menuju sebuah hutan yang sangat luas. Letak pastinya entah dimana, Tempat yang sangat gelap dan banyak pepohonan tinggi. 

Tampaknya aku akan kena Alpa berhari-hari dan mendapat skors di sekolah. Reputasiku sebagai anak terpandai hancur sudah.

"Haaah.." 

"Ada apa, Secunda Dux?"Tanya Jaiu.

"Bagaimana dengan sekolahku jika kita berlama-lama di sini?"

"Tenang, aku telah memerintahkan Leji untuk mengirim kabar ke sekolahmu," jawab Jaiu.

"Bagus kalau begitu, Oh iya sewaktu kita mau pulang, Siapa yang menunggu kita Hou-kun?" tanyaku.

"Dia, ya, mungkin dia Maookar, Aku tidak tahu dia benar-benar Maookar atau bukan. Dari hawanya sungguh mengerikan, Penuh, dendam, iri dan dengki,"

Dalam benakku, muncul pikiran dia ingin membunuhku. Dia meminta kartu, media Over Soul-ku,

"Aku memang masih tidak mengerti tentang dirimu, Banyak hal misterius dalam dirimu, Aku dapat merasakan hawa itu pada dirimu," ucap Hou-kun.

"Hah.. aku sendiri juga bingung dengan semua ini,"

Kami terus berjalan. Terdengar bunyi aneh di sekitar.

"Mungkin itu orang yang akan membangkitkan Rex Immortuos, entah Maookar atau apa, Kita harus mengetahuinya," ucap Jaiu.

"Tentu, tapi kekuatan kita belum cukup, Hawa mereka sangat kuat, kalian bersiagalah," Hou-kun mengingatkan.

"Casivak Over Soul," Tiba-tiba, Jaiu melakukan Over Soul. Dia memasukkan rohnya, yaitu Casivak ke panah miliknya.

"Drake Over Soul," Housou juga melakukan Over Soul. Drake adalah Rohnya, sedangkan medianya sebilah Death Scythe, benda yang sangat keren, walaupun benda itu sering mengincar nyawaku, Kali ini penggunanya berbeda.

"Ziel, Over Soul!" sekarang giliranku, Aku mengeluarkan kartu dan Ziel pun berubah menjadi Ball Mode. Segara kumasukkan Ziel ke dalam kartu. Jadilah sebilah Katana.

"Baru kali ini aku melihat medianya dapat berubah, Lumayan keren, untuk seorang gadis kecil," Jaiu tersenyum.

"Hahaha .. aku juga tidak tahu," aku tertawa.

"Coba pikirkan apa yang kamu inginkan dengan mediamu, maksudku, kamu ingin mengubahnya menjadi benda apa, semoga dugaanku benar," ucap Hou-kun.

"Baiklah," Aku mencoba memikirkan kartu dapat berubah menjadi Death Scythe, seperti milik Hou-kun.

Tiba-tiba, cahaya terang terpancar dari katana dan berubah menjadi Death Scythe. Kereen aku memegang sebuah Death Scythe.

"Arigato, Hou-kun, Aku bersemangat sekarang,"

Dengan seragam sekolah dan memegang sebuah Death Scythe, aku siap menerjang para Immortuos.

"Hahaha,"  Jaiu tertawa.

ImmortuosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang