Three

376 26 1
                                    

Lanjutan--

---

Akhir-akhir ini kata takdir sering melintas dalam kepala ku.
Aku selalu memikirkan hal yang telah terjadi saat berjalan pulang

"Takdir,ya?Sebuah kata yang tidak logis.Hah..."

aku berbicara sendiri dan membuang napas panjang.

WWUUSSHH...

Ada orang terbang tepat di atas hadapanku.Dia berdiri di depanku sambil membawa sabit.

Siapa dia ?!

"Saatnya Tuan..!" ucap Ziel.

"Maksudmu apa?!" aku bingung dan ketakutan .

Sebuah pikiran muncul dalam benakku.

Dia mengincar nyawaku

"Beraksi..!" perintah Ziel.

"Beraksi apa ?" aku semakin ketakutan.

Kurasakan wajahku memucat.Orang yang terbang itu menghampiri ku .Padahal sedikit lagi aku sampai rumah. Suasana mencekam.

"Lawan tuan !" Ziel berbicara sambil menatap orang yg mendekatiku.

Entah dia orang atau apa. Baru kali ini aku merasa terancam.

Dia mengangkat sabit dan siap menerjangku.

"Bagaimana cara melawannya ?!" aku berjalan mundur

Apa aku harus kembali ke pemakaman? Tidak ada pilihan lain.Aku berputar dan lari dengan cepat.

"Jangan lari, Tuan !" ujar Ziel

"Aku harus berbuat apa?" aku bertanya sambil berlari cepat.Aku menengok ke belakang,Sosok itu masih mengejarku.Sabitnya masih tetap diangkat . Mengerikan.

"Pegang kartu itu," Ziel memberi tahu.

Aku berusaha mencari kartu itu di saku baju.tapi aku tidak menemukannya.

kemana kartu itu ?

Sosok itu mendekat dan menggerakkan sabitnya.

Mungkinkah kartu itu terjatuh saat aku terkejut melihat Ziel ,Ah,itu mungkin saja terjadi.


"Kartunya terjatuh !" ucapku panik.

Mengingat-ingat di mana aku terjatuh, Sebuah pikiran kembali melintasi benakku,

Seorang anak kecil laki-laki menngambil kartuku itu.Dia berambut pendek,berbadan kurus ,bermata coklat terang, bermulut tipis ,tangannya tertutup sapu tangan dan memakai jaket bulu tebal

Aku menengok ke kanan dan ke kiri.Dimana anak kecil itu? Sangat gelap malam ini.Aku sulit melihat.

"Gawat kalau begini, sebaiknya Tuan ingat-ingat di mana jatuhnya kartu itu," ucap Ziel.

Apakah aku harus menghadapi ini semua Seumur Hidup?
Aku tidak mau, Apakah aku harus mati untuk menyelesaikan ini semua?
Aku berhenti.Kurasakan nafas yang memburu.

Aku sudah tiak kuat,Air mata keluar,entah kenapa,Mungkinkah aku takut akan Kematian?!


Aku mencoba mengangkat kepala,

"Huaaaa...!" aku terkaget

"Kakak ini kartu punya kakak tadi terjatuh,"

Ternyata anak itu ah..Syukurlah,
Aku mengambil kartu itu.

"Terimakasih ya" kataku di sertai senyuman yang manis walau terpaksa karena aku lelah sekali.Anak kecil itu berlari menjauh dari ku.

"Pegang kartu itu tepat di dada.Tuan," Ziel mengomando.

Aku mengikuti instruksi Ziel.Sebuah cahaya terlihat dari kartu.Kali ini cahayanya bersinar sangat terang dan aku tidak bisa melihat karena terlalu silau.

---

Cahaya hilang. aku sudah dapat melihat lagi.

dimana ini ?

Aku pernah melihat tempat ini

Aku menleh ke belakang.

Mana orang yang mngejarku tadi ?

"Akhirnya, kamu terpanggil juga" ucap seseorang di belakang.

To Be Continue --

ImmortuosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang