PART 1.

13 1 2
                                    

Felice P.O.V

Aku dipandang sebagai pecundang di sekolahku, yah... Mungkin karena aku pendiam dan jarang berinteraksi dengan murid lain... Atau karena aku tak pernah melawan saat mereka membullyku, entahah... Siapa yang tau. Aku tak mempunyai teman, sejak dahulu aku selalu sendirian... Dan itu sangat menyakitkan. Namun saat pertengahan semester, akhirnya aku mendapatkan seorang teman. Namanya Catherin White, dia adalah seorang gadis yang ceria, sedikit kekanakan, namun sangat perduli, dia adalah satu-satunya siswi yang baik padaku.

Kami bertemu pada pertengahan semester, saat itu aku lihat Jannice tengah mengganggunya. Entah kenapa aku merasa bahwa aku harus menolongnya... Itu aneh, karena biasanya aku tak perduli apabila ada murid yang di bully oleh Jannice dan gengnya. Saat itu, aku menipu Jannice dengan berteriak bahwa ada guru konseling yang datang. Yah... Mr. Adam Evrard adalah guru konseling yang tegas, namun sangat berwibawa dan bijaksana. Itulah mengapa beliau begitu disegani di sekolahku. Setelah Jannice dan gengnya lari tunggang langgang, aku mendatangi Cate. Dan setelah kejadian itu, kami bersahabat.

Meskipun kami dekat... Tetap saja, aku tak bisa mengatakan apapun, atau menceritakan perasanku. Mungkin karena aku juga sudah terlalu terbiasa memendam semuanya sendiri. Melelahkan memang, tapi... Beginilah aku. Bahkan pada kak Clarisse pun aku tak pernah bercerita. Yang ia tau adalah... Aku hidup bahagia bersama ayah dan ibu, aku selalu tertawa bahagia disini, meskipun yang kualami bertolak beakang.

Sama seperti Cate, yang ia tau adalah... Aku seorang gadis pendiam, dingin, tenang, dan misterius. Bahkan terkadang ia heran dengan sikapku. Ia selalu berkata begini

"Astaga... Bagaimana bisa kau menanggapinya dengan begitu santai???"

Atau

"Ck... Kau ini dingin sekali... Tersenyumlah... Ayo senyum... Senyum..."

Atau begini

"Felice..... Kenapa kau terlihat lesu? Apa kau lelah? Apa kau sakit??? Kenapa kau diam sedari tadi?? Aku khawatir tau... Ayo... Tersenyumlah atau katakan sesuatu... Ayolah... Kumohon"

Dan terkadang itu mengganggu, namun aku tau ia melakukannya karena perduli.

Felice's P.O.V End

(A/N: ini adalah illustrasi kelas Felice)Bel berbunyi, menandakan semua murid harus masuk untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(A/N: ini adalah illustrasi kelas Felice)
Bel berbunyi, menandakan semua murid harus masuk untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sebuah kegiatan yang terdengar membosankan dan melelahkan. Namun hal ini tak berlaku untuk Felice, ia tergolong sebagai siswi teladan dan berprestasi di sekolahnya. Karena tiap haripun, ia lebih memilih mengurung dirinya dengan buku daripada harus menghadapi orang tuanya yang tak pernah berhenti bertengkar. Ya... Buku merupakan media pelarian kedua yang disukai oleh Felice selain musik.

Felice tengah memperhatikan penjelasan dari Miss Joanna dengan seksama, walaupun ia terus mendengar ejekan dan mendapat lemparan kertas yang berisi hujatan yang dilakukan oleh Jannice dan gengnya. Felice sudah terlalu terbiasa dengan perlakuan ini, ia bisa saja membalas Jannice atau memukul mereka sampai koma, tapi ia lebih memilih diam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERSONA🎭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang