Chapter 4

20 3 0
                                    


Happy reading...

Enjoyyy..

" kangen gue nggak? " tanya Vino yang membuat Dina pada saat itu juga ingin mencakar-cakar wajah Vino dengan kukunya.

" lebih baik lo pindah" usir Dina mendorong agar beranjak dari tempatnya.

" gue cuman mau duduk disini, emang salah? Lagian ini jugakan-"

" sekolah punya orang tua lo! Hahh.. Udah hafal gue sama kata-kata lo yang itu, terserah deh,! Yang penting gue mohon jangan pernah gangguin gue kalau mau duduk disini dan jangan pernah lewatin nih batas meja, kalau lo lewatin lo harus beliin gue kuwacii " ucap Dina menatap Vino tajam.

" terus kaloo lo yang lewatin batas? " tanya Vino.

" yaah gue bakal beli'in lo kuwacii" jawab Dina santai.

" lahhhh... Murah banget, lo kira gue murah kayak lo apa! " ucap Vino dengan Volume suara yang lebih keras.

" serah lo apa deh kalau gitu" ujar Dina menunjuk Vino dengan jari telunjuknya, kalau saja bukan di dalam kelas yang ramai mungkin Vino sudah ia cincang habis oleh Dina karena sudah dikatai murah tadi.

" mmmm... Kalo lo lewatin nih batas lo harus ngomong gini, Vino ganteng banget, dan.... " ucap Vino dan menunjuk pipinya dan terkekeh geli melihat wajah Dina.

" okey gue bakal ngomong gitu, tapi ini hanya sebuah hukuman dan lo nggak boleh besar kepala kalau gue puji lo ganteng dan apa maksud lo nunjuk-nunjuk pipi? " tanya Dina heran.

" ciumm" ucap Vino dan tersenyum memperlihatkan gigi rapinya.

" gak ada cium-cium, cuman ngomong lo ganteng aja, udah bikin bibir gue kering, apa lagi cium lo? Bisa-bisa bibir gue pecah-pecah" ucap Dina sambil menggeleng.

" pokoknya lo harus nyium gue, kalo lo masih nggak mau biar gue nyium lo sebagai gantinya.

" gue nggak ak- "

" ok fix, lo harus ngomong gue ganteng plus gue bakal nyium lo, kalau lo masih nggak mau dengan hukuman ini, gue bakal buat lo menderita dan lapor ke mamah papah lo serta abang lo kalau lo durhaka sama gue dan suka ngelawan gue " ucap Vino menaikkan satu alisnya.

" au ah, pusing gue ngomong sama lo! " ucap Dina.

" gue anggap lo setuju" ucap Vino dan mengangguk-anggukkan kepalanya.

🔸
🔸
🔸

" Vino lo nggak ke kantin? " tanya Dani yang bersebelahan dengan Darka dan Dion.

" nggak, lagi malas makan, paling kalau dirumah ada yang masakin" jawab Vino dan melirik Dina penuh arti.

Dina terdiam dari aktivitas membacanya dan menatap Vino tajam, tampa berbicara.

" yaudah kita duluan, yok bro.." ucap Dani seraya merangkul bahu Dion.

" lo nggak kekantin cewek alay? " tanya Vino menatap Dina dengan pandangan mengejek, Dina menoleh ke Vino seraya menatap menatapnya sengit.

" lo cari masalah banget ya sama gue? Tolong dong lo manggil gue baik-baik " ucap Dina menatap Vino malas.

Vino mendorong kursi kebelakang dan menaikkan kakinya ke atas meja.

" anggap aja itu semua panggilan sayang gue buat lo! " ucap Vino dan memejamkan matanya perlahan-lahan.

" sumpah gue pengen banget bunuh lo sekarang!!! " ujar Dina geram dengan mengepalkan tangannya didepan wajah Vino.

" bunuh gue? Nggak papa kok, tapi besok paling lo masuk koran, karna udah bunuh suami lo sendiri, ' seorang istri dengan tega membunuh suaminya sendiri hanya karna sering di jahili' nggak burukkan judul korannya? " tanya Vino sambil menyeringai menatap Dina.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang