BAB III

15.9K 506 6
                                    

Hai2 ane datang lagi, meskipun votenya gk semeriah yang lain. Tetep ane lanjutin. Kasian yang udh vote nanti kecewa lagi.
Hehehehe(PD habis)
Maaf2 klo bahasay jelek soaly baru pertama buat




FATHAN POV

Mulai kudengar langkah kaki menuju meja makan, makin lama makin mendekat,

"Selamat malam, maaf menunggu lama ya" suaranya yang bikin aku mengakat kepala yang dari tadi foku ke smartphone gue.

Gue agak terperanga, mempertajam pandangan gue (eits agak di garis bawah ya AGAK lo) melihat gadis yang menyapa kami tadi, dengan berbalut gaun hitam selutut, di poles make up tipis lbh terkesan natural ( gak kayak para pegawai cek gue yg udh kayak odel2 klo ke kantor), rambut yang gerai menambah ke anggunnya.

Lumayan cantik sich, tapi sayang gue gak suka dan terpaksa menikahinya, liat aja gue bakal buat hidup loe berubah dalan hati gue.

"Fathan kenalkan Viona anak tante yang setelah ini akan jadi istri kamu" suara tante wijaya membuyarkan lamunanku.

"Fathan" kenalku sambil mengulurkan tangan.

"Viona" jawabnya lirih sambil membalas jabatan tanganku.

Setelah vivi turun mulailah kita makan. Suara gelak tawa para orang tua terdengar kenceng hingga keuar, gue sempet curi2 pandang ke vivi, nie org terbuat dri apa sich. Kok dy di jodohin diem aja, gk ada perlawanan sama sekali.

"Lha fandinya kemana tadi?" Tanya mama

"Oh itu dia lagi ada perlu, kayaky di pernikahan viona dia tidak bisa hadir karena dia lagi ngurus beasiswa s1 di luar negeri" jelas tante chandra

"Ngomong2 kalian akan nikah sebulan lagi ya" sela papa

Uhuk uhuk uhuk... batuk gue akibat tersedak makanan. Mama langsung kasih minum ke gue.

"APA??" Jawab gue ama vivi hampir bersamaan.

HAHAHAHAHAHAHA kompak banget sich, jangan2 jodoh beneran nich, jawab papa.

"Tenang aja, semua biar para orang tua yang mempersiapkan, kalian tinggal mengumpulkan tenaga buat bikinin cucu untuk kita" sambung mama

Hahahahhahahahaha gelak tawa para orang tua, jawaban mama membuat gue ama vivi terdiam, makan malemy kembali di lanjutkan.


VIONA POV.

" kalian akan nikah sebulan lagi ya. Kata2 om chandra masih terniang-niang di otakku sampai saat ini. Ya Tuhan apakah ini takdirku, jika iya tuhan kuatkan aku demi ibu dan wasiat papa.

Dddrrrrrt ddrrrttt ddrrrtt

Terdengar lagu afgan, aku segera melihat id calling tertera nama fanya.

" Hallo fan, gimana kabar loe?" Tanyaku

"Baik, sorry baru telp, gmna hasilnya??" Tanya baliky

"Hasil apa? Tanya balikku.

"Ah loe pura2 ngeles, ya hasil makan malem kemaren, ya udh gni aja kita ketemuan di tempat biasa ya, mumpung gue di bandung nie jam 3."" Lgsung matiin hp

Gue langsung capcus meluncur ke caffe langganan gue ama fanya klo lgi nongkrong, fanya temen gue sma, kuliah bahkan kerja kita juga 1 kantor. Dy temen curhat gue selama ini.

" gmna hasily?"" Lgsung gue di todong.

"Sebulan lagi gue nikah' jawab gue males2an.

"Yang bener aja. Cepet bgt. Terus perasaan loe sekarang gmn? Tanya fanya lagi

Entalah fan, biasanya ini hari yang paling di tunggu semua orang, dimana hari tsb di satukanlah cinta kasih mereka, cinta yang selama ini mereka bangun dgn kokoh akan di resmikan dalam agama dan hukum.

Tapi gue , ketumu dan kenal baru kemaren, itupun kami tidak pernah bicara satu patah kata puñ. Hanya kenalan dan berjabat tangan.

"Yang sabar ya" hibur fanyan

Gue gak tahu harus seneng atau sedih fan. Gue bingung. Gue harap dgn gue lakuin ini ibu dan papa bisa tenang dan lega. Setelah nikah gue putusin buat ikt fathn ke jakarta fan. Gue gk mau klo ibu tahu klo gue terpaksa dan mungkin pernikahaan ini gk harmonis.

"Tenang kan di jakarta loe punya gue, gue kan teman loe yang baik, gk sombong dan rajin menambung" sela fanya.

Heheheheh tawa gue mulai pecah, iya hanya dengan fanya gue bisa sejenak permaslahan gue.




WASIAT PAPA ( Musibah yang indah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang