satu

3K 135 27
                                    

Selamat membaca
Menerima kritik dan saran




Selamat membaca Menerima kritik dan saran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I'M A PROTECTIVE FAIRY

Srak

Srak

Srak

Gesekan dedaunan kering akibat pijakan kaki terdengar cukup keras. Kaki panjang tak berbalut apapun menapak tanah dengan tergesa. Berlari menebas semak-semak yang melintang. Tujuannya ada di sebrang sungai Ancasmayu. Bangunan tua berupa kastil megah.

Surai birunya bergoyang diterpa angin. Sorot elang tak luput dari paras Yunani nya. Langkahnya terhenti, tepat di depan gerbang sebuah negri. Dari kejauhan terlihat kastil perak berdiri dengan kokoh, dengan keramaian yang mengelilinginya. Sebuah acara pernikahan di gelar begitu mewahnya di aula kerajaan. Ia melangkahkan kakinya. Semakin lama semakin cepat. Dan kemudian ia berlari sekencangnya menuju aula pernikahan. Ia pergi untuk memberi kejutan saat pesta.

Suasana pesta sangat meriah, walaupun janji suci belum di ucapkan. Mereka dengan sabar menunggu mempelai datang, untuk bersumpah sakral. Tapi bukan mempelai yang menginjakan kaki di altar, melainkan badai hujan yang menyapu seluruh negri. Datang tiba-tiba dan langsung memporak porandakan pesta. Air menggenang di seluruh penjuru. Angin kencang berserta guyuran air terus berjatuhan dari langit. Pesta yang semula begitu apik sekarang berubah menjadi mengerikan. Alam murka. Pikir mereka.

Raja dan Ratu sampai berdiri dari singgasana. Terkejut dengan datangnya malapetaka secara membabi buta. Bukan ulah alam, Raja tahu itu. Satu pikiran yang tertuju, ini ulah bangsa Asrais. Ratu gelisah, pesta kacau dan sumpah sakral tak jadi terucap. Ia terduduk lesu sambil merapalkan doa untuk ketenangan alam.

Badai mulai tenang, hanya tetesan tirta yang masih terjatuh dari cakrawala. Sepasang tangan kekar bersisik yang menghentikannya. Tangan itu pula yang menciptakan malapetaka ini. Ia berdiri di puncak menara kastil, di samping lonceng agung. Melihat hasil perbuatannya dengan jelas.

"Aku harus kembali" ucapnya sambil berlalu melebur bersamaan dengan air.








I'M A PROTECTIVE FAIRY



.

Suara lembut hembusan angin hutan terus terdengar. Hingga berhenti saat menerpa permukaan danau Melelina. Air danau yang semula tenang mulai berbuih. Menandakan suatu makhluk akan timbul dari dasar danau. Dan benar, surai biru menyala muncul ke permukaan karena merasa terpanggil.

"Apa kau puas?" Tanya makhluk air itu sambil berjalan mendekati daratan pinggir danau Melelina. Ia seperti sakit jiwa, seolah berbicara sendiri. Karena memang hanya dia yang nampak dan berwujud nyata.

"Tentu. Berkat bantuanmu" dedaunan kecil mengitari pinggiran sungai bersamaan dengan semilir angin. Perlahan berubah wujud menjadi sosok yang nyata dan tampak. Surai abu yang menyibak ke belakang, mata bak bulan sabit saat tersenyum, bibir tebal mengkilap semacam berpoles air gula manisan aprikot buatan ibunya. Sungguh sangat mempesona bak seorang dewa.  Kemudian sosok nyata itu berjalan mendekat ke arah sang makhluk air.

I'm a protective fairy (minyoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang