Tak seindah kenyataan

31 1 0
                                    

Disini gue mau curhat, masalah pribadi sih. Gue bosen hidup, capek...hidup gak pernah adil. Ga ada gitu sekali aja dunia berpihak ke gue, setidaknya sehari aja buat gue bahagia, nggak ada beban, nggak ada masalah. Percuma punya uang, nyatanya bahagia gak bisa di beli pakai uang. Buat gue, uang bukan lah segalanya, uang gak bisa gantiin waktu gue buat hidup. Gue capek, hidup punya keluarga lengkap, tapi serasa hidup di neraka!!! Rumah orang lain, nyatanya lebih nyaman dibanding neraka itu! Isinya hanya bentakan, makian, kekerasan, celaan! Nggak ada sapaan semangat buat gue tiap pagi waktu pergi sekolah, gak ada  senyuman buat gue saat gue memilih mengalah duluan dengan menyapa, tak ada lirikan saat gue melewatinya! Kata kasih ibu tiada batas ternyata hanya tipuan dan omong kosong bagi kehidupan gue, kasih ibu gue hanya sebatas uang dan rumah. Ga lebih! Pengen banget pindah, menyendiri, tapi ga bisa! Di kukung terus!! Gue capek! Setidaknya hargailah gue, walaupun hanya sebatas debu, setidaknya masih dilihat. Bu, ini anak ibu, masih ada disini! Jangan seolah" menganggap aku tak ada! Jika memang tak suka dengan kehadiranku, bunuh lah aku! Jangan kau siksa begini! Anggaplah diriku ada! Hanya itu yang aku harapkan, aku tak membutuh kan uang mu! Hanya perhatian mu saja sudah cukup bagiku! Kau simpan lah harta mu, tak perlu kau bagi dengan ku,tapi aku mohon, kau bagilah kasih sayang lembut mu dengan tulus padaku. Lihat lah aku bu, lihat lah aku barang sekedip saja, tersenyum lah padaku walau sedetik saja, sapalah aku walau itu bentakan, berbicara lah pada ku, biarkan diri ini mendengar suara lembut mu untuk yang pertama kalinya dalam 16 tahun ini, sudah lelah badan ini menganggung semuanya, sudah pedih kulit ini memar sekujurnya, sudah letih tulang ini untuk melaluinya, sudah perih hati ini setiap mengingat tangan mu! Bu, setidaknya aku tak ingin anak ku nanti seperti diriku yang dunia nya hancur, setidaknya sisi buruk ibu tak akan aku ambil dalam hidup ku, setidaknya anak ku tak akan mengenal lekat tangan ku nanti, aku ingin anak ku bahagia hidupnya, jangan seperti aku yang sudah banyak luka di badan ini. Bu sadarlah, anakmu menanti sikap baik mu selama kau hidup, bu aku benci untuk menangis, tapi perih hati ini setiap kali mengingatmu tak bisa ku bendung. Tak kuasa menahan air mata yang mengalir derasnya, bu aku benci untuk mengingat, karena itu lah aku tidak melupakan perbuatanmu, tak melupakan lekat tangan mu, tak melupakan kata laknat itu, Bu nyatanya TEMPAT TINGGAL KU selama ENAM BELAS TAHUN ini adalah neraka bagiku, PANTAS SAJA AKU LEBIH NYAMAN DI LUAR, karena aku tak mendapatkan KENYAMANAN di RUMAH KU SENDIRI, oh maaf MAKSUDNYA NERAKA!

RASA ITU HADIR ( New )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang