Gue gak mau kehilangan, elo!

45 8 4
                                    

          Tiba tiba Elang merasakan ada dua tangan lembut melingkar diperutnya. Ia tahu siapa ini, wangi dan cara rabaannya sangat dia hafal. Gadisnya, Klaranya. Bahkan suara langkah Klara pun Elang sangat hafal benar.

"Kenapa Lang, lagi ada masalah sampe harus nyuruh gue kesini"

Yah, mereka saat ini ada dirooftop sekolah menikmati terik matahari sampai terasa diatas kepala. Setelah bel istirahat tadi, Elang memang menyuruh Klara menemuinya dirooftop sekolah. Mereka berdua bolos pelajaran.

Elang membalikkan tubuhnya, membuat mereka berpelukan secara berhadapan. Elang mendekap Klara sangat erat, seakan tidak mau kehilangan gadis yang membuat ia hidup setelah keluarganya tiada karna kecelakaan naas. Yah, gadis yang selalu ada saat keadaan apapun, semangat hidupnya saat ini, bahkan pesan terakhir mami Elang sebelum wanita itu menutup mata untuk selamanya adalah
"Jaga Klara baik-baik, sayang. Jangan pernah pergi dari Klara". Mengingat semuanya membuat Elang sesak, tapi dia sadar, dia punya segalanya dalam dekapannya sekarang. Klara gue, batin Elang.

"janji jangan pernah tinggalin gue, Ra"
Ucap Elang tanpa melepas pelukan mereka. Membelai lembut rambut panjang lurus yang sangat indah itu.

"Gimana gue bisa ninggalin elo, elo satu satunya hal berharga yang gue punya setelah bunda, ayah gue, mami dan papi Lo gaada. Elo satu satunya dunia gue, harapan terbesar gue. Setelah gue juga kehilangan.." rasanya terlalu sulit untuk Klara menyebut namanya, selalu sesak seperti ini.

"Kehilangan bang Elgan" ucap Klara lirih, sangat lirih bahkan hanya mulutnya yang terbuka. Namun hanya menyebut nama itu membuat sisi lain Klara menggila, trauma itu, membuat tubuh Klara bergetar hebat dan kenangan manis pahit beradu menjadi satu diatas kepalanya. Klara hampir saja kehilangan fokus, apabila suara Elang tidak membangunkannya.

"Love, are you okay ? Don't worry, everything gonna be okay. I'm here, i'm here with you, okay" sambil mengusap punggung kekasihnya, dia tau betapa hancurnya perasaan Klara saat ini, dia sadar Klaranya sedang tidak baik baik saja. Rasanya terlalu berat mengatakan ini, tapi ia harus memberitahu Klara. Klara pasti bahagia, tapi Elang takut Klara akan kambuh. Karna tidak menutup kemungkinan kejadian beberapa tahun yang lalu yang berusaha mereka kubur dalam dalam harus mereka galih kembali demi keadilan.

Klara terisak dalam pelukan Elang, Elang berusaha menenangkan sambil memberi kecupan singkat di pelipis Klara.

"Ra, kalo Lo gak mau berhenti nangis, gue cium nih ampe bibir Lo mati rasa"

Klara tau itu cuma akal busuk Elang agar dia berhenti menangis, tapi hal sekecil itu mampu membuat hati Klara menguat. Elangnya selalu bisa menjadi obat.

Tapi itu beberapa detik yang lalu, sebelum akhirnya Elang mencium bibir Klara benar benar ganas tanpa ampun, astaga laki laki ini emang kurang ajar, batin Klara, Klara kaget dengan semua yang terjadi ini, hilang sudah semua pujian untuk Elang si kampret ini.

Hingga kemudian mata Klara membelalak, dengan mulut yang masih tetap dalam ciuman gila Elang, suara lelaki datang bersama dengan orangnya diambang pintu rooftop, memergoki mereka berciuman sambil berdecak. Awalnya sih Jerik juga sedikit terkejut. Tapi dia mencoba bersikap santai.

"Etdah bocah gue cari, nyata lagi enaena disini" kesal Jerik, salah satu teman mereka

          Tanpa membalas ucapan Jerik, Elang meneruskan ciumannya. Kaki elang yang dekat dengan pintu segera Elang dorong hingga suara debum pintu terdengar. Yaahh Elang menutup pintu rooftop agar suara Jerik tidak lagi berisik, ganggu aja bangke.

          Tak lama suara umpatan Jerik terdengar membuat Klara dan Elang tertawa sehingga tersedak Saliva mereka yang menyatu.

"Bangsat lu, gue sumpahi elo segera positive hamil,Lang " Umpat Jerik tidak terima.

"Lang, elu gila sih" sambil tertawa memukul dada Elang.

Merekapun tertawa bersama hingga suara Jerik tidak terdengar lagi, yang artinya pria itu sudah pergi.

"Ra"

"Hmm" Klara menatap Elang yang wajahnya sedikit gusar, ia sedikit takut akan apa yang akan didengarnya.

"Bang Elgan, kembali"

Degg

          Hanya 3 kalimat itu membuat Klara membelalak, dia tidak mampu lagi mencerna apapun. Kata kata itu bagaikan mimpi yang selama ini mereka impikan, namun besar juga ketakutan yang melanda keduanya.

"Iblis itu kembali, dan gue takut Lo terancam Ra. Gue gak mau kejadian du...."

"Kita harus kesana" Jawab Klara cepat memotong ucapan Elang.

"Nggak akan"

"Lang, pleasee"

"Gue gak mau Lo sakit lagi Ra, gue gak mau si iblis itu menyakiti Lo lagi, bahkan gue gak mau dia menyentuh Lo barang sedikitpun" ujar Elang penuh emosi dan penuh penekanan.

"Gimanapun juga dia Abang gue Lang, Abang kandung gue. Abang yang slalu lindung..."

Elang menyeringai mendengar ucapan Klara. Hingga ia pun memotong ucapan Klara yang belum selesai
"Melindungi yang bagaimana maksud Lo ? Melindung dengan menyayati setiap kulit dilengan lo, melindungi bibir Lo sampai mengeluarkan banyak darah, melindungi Lo dengan hampir menusukkan pisau tajam didada lo"

Mengingat itu, membuat Elang tidak lagi pada penyesalan yang sudah dilakukannya.

"Gue tetep mau kesana, gue janji ini yang terakhir"

"Gue ngg..."

"Dengan Lo, gue punya Lo kan. Lo yang akan selalu jaga gue"

"Oke untuk yang terakhir"

Final Elang kesal. Dengan Klara yang langsung memeluk leher Elang yang sedang duduk membelakanginya.

"Thank you, love" Klara menyematkan ciuman di pipi Elang.

D'Couple Killer {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang