Prolog

19 4 13
                                    

Hari itu, saat jam 10 pagi di dalam kelas. Rei, Alvin, dan David sedang duduk santai di bangku kelas.

Rei adalah laki-laki dengan tinggi 178cm, rambut hitam, memiliki mata sedikit sayu, dan memilki kulit putih ( di antara Cowo lain dia yang paling putih ).

Alvin adalah laki-laki dengan tinggi 176cm, rambut hitam sedikit ikal, dan memiliki mata yang keliatan genit ( Cewe-cewe mengira kalau Alvin memandang mereka dengan tatapan mesum ).

David adalah laki-laki dengan tinggi 180cm, rambut coklat karena dia keturunan inggris, dan menggunakan kacamata. Dia keliatan tipe cowok pendiam.

Seperti biasa saat jam istirahat mereka selalu membahas sesuatu yang unfaedah, mulai dari membahas siapa cewe tercantik disekolah ataupun bahas film dan game-game aneh. Tapi hari ini Rei mencoba berkata hal yang serius.

" Ehh.. sebenarnya gue suka sama Rin. " ungkap Rei sambil menyilangkan tangan ke dadanya.

" ... "

1 Menit hening sampai terdengar suara jangkrik.

" WAHAHAHAHAHA. " Seketia David dan Alvin tertawa sangat keras.

" Apaan sih! Gue serius k*mpret. "

" Bukan gitu Rei, akhirnya lu ngaku juga kalo suka sama Rin.. Hahahahah "

" Jadi kalian udah tau? "

" kelihatan banget kok dari wajah lu, si Rei baru nyadar atau gimana itu Vid. Hahahaha "

" Hmm.. No Comment. "

" Gak ada yang lucu jangan ketawa kalian. "

" Aku tidak ketawa, itu si Alvin yang ketawa terus. "

" Hmm.. Ga ketawa tapi kenapa itu bibir senyam-senyum mesum gitu. "

Si David nahan ketawa sampe keliatan wajah om-om yang mesum saat liat cewe.

Entah apa yang lucu sampe membuat David dan Alvin ketawa, itu membuat Rei bingung dan segera memukul kepala mereka berdua.

" Ahahaah.. bercanda kok Rei jangan marah " Jawab David setelah kepalanya dipukul sama Rei.

" Ini loh setiap kita ngebahas siapa cewe tercantik di sekolah lu pasti selalu bilang Rin, bahkan kadang kita liat lu juga sering diem-diem mandangin Rin. Jadi kami tau dong kalo lu suka dia. "

Rei pun tersipu malu karena mengetahui dirinya seterbuka itu sampai-sampai si David & Alvin yang tidak mengerti sekali soal wanita tau kalo Rei menyukai Rin.

" Ehm.. Ya kalo gitu gapapa dong, aku juga serius suka sama Rin. " Jawab Rei dengan wajah sedikit malu.

" Hm...Aku yakin pasti kamu di terima. " Ujar David dengan optimis.

" Kok bisa lu bilang gitu vid? "

" Iya dong, bukannya kalian udah temenan semenjak kecil? "

" Ho'oh. " Rei mengangguk.

" Jadi kalian pasti udah saling mengenal satu sama lain. Bener gak Vin? "

" Mantul. "

" Tapi kayaknya si Rin itu cuek ya orangnya? " Kata Alvin sambil ngelihat ke arah Rin yang sedang ngobrol dengan temen cewe lainnya.

Tapi, Rei langsung menolak perkataan dari Alvin.

" Nggak lah, Dia itu orangnya ceria. Aku ingat waktu dulu kami sering main di taman itu. " Ekspresi Rei penuh bahagia saat mengatakan hal itu. Sepertinya Rin ini benar-benar membuat Rei jatuh cinta, ditambah mereka adalah teman masa kecil. Bukankah ini sempurna?

" Taman? Oh.. taman di atas bukit itu ya? " Tanya David

" Iya. " Rei terus memandangi Rin hingga sadar setelah kepalanya dipukul sama Alvin.

" Aduh. Apaan sih! "

" Jadi bagaimana apa lu mau ngungkapin perasaan lu pada Rin? "

" Kalo itu sih... Iya, cuma aku bingung kerennya gimana saat ngungkapin perasaan itu. "

" Bener juga ya, kami pun ga bisa ngasih saran, soalnya ga pernah nyampain perasaan ke cewe. "

" Kita benar-benar jomblo sejati " Ungkap David dengan wajah kecewa.

Lalu Rei pun mendapatkan ide.

" Oh ya aku tau, Bagaimana kalo aku ajak dia ke taman di atas bukit itu? " ungkap Rei bertanya kepada David & Alvin.

" Nah.. Mantap tuh, Jadi keliatan romantisnya. " Jawab Alvin setuju.

" Setuju banget. " David juga.

" Yosh... Aku tanyakan dulu sama Rin. "

" Siap, Ayo semangat Rei wuhuuu. " Ungkap David & Alvin bersamaan.

Rei pun berjalan mendekati Rin. Rin adalah seorang gadis dengan kulit putih, rambut hitam, dan memiliki poni. Ia sering mengikat rambut belakangnya. Jika dibayangkan Rin itu seperti gadis Asia di luar sana.

" Ehh...Rin " Ucap Rei dengan nada lembut.

" Hmm? Ada apa Rei? " Jawab Rin ketika memalingkan wajahnya ke arah Rei.

" Ada apa nih? Ciee. " Ungkap salah satu temennya bernama Nela.

" Apa sih nel. " Jawab Rin namun wajahnya tersipu malu.

" Yaudah aku tinggal dulu ya Hhh. "

" Ish.. sana pergi. "

Lalu Nela pun pergi meninggalkan mereka berdua. Seketika suasana menjadi sedikit canggung.

" Gini, bisa nggak nanti sore jam 5 kamu datang ke taman di atas bukit? "

" Ada apa emangnya? " Rin membuat ekspresi bingung.

" Ini... Itu ... Ada yang ingin aku kasih tau. " Rei pun sedikit grogi karena suasananya yang canggung.

" Hmmm... Yaudah ayok. " Rin tersenyum dengan wajah yg sedikit memerah.

" Serius ? Beneran kan? " Rei berubah menjadi penuh semangat.

" Iya. "

" Kalo gitu jangan lupa jam 5 ya! " Rei sangat gembira mendengar hal itu seakan membuat wajahnya berseri.

" Iya Tenang aja. "

Setelah itu mereka saling melambaikan tangan dan Rei kembali ke tempat David & Alvin berada.

" Gimana berhasil gak? " Tanya Alvin.

" Hmhmhm... " Guman Rei sambil mengacungkan jempolnya.

" Hah udah pasti itu, kalian udah kenal sejak kecil sih. "

" Iya, cewe itu ya gitu. " Ujar David dengan wajah bingung.

" Apaan? " Rei ikut kebingungan terhadap perkataan David.

" Ya gitu, cewe ga bisa dijelasin pake kata-kata. "

" Hmm.. Bener juga. "

" Yaudah kami mau ke kantin nih, mau ikut gak? " Ungkap David mengajak Rei.

" Ayok deh. Siapa tau nanti di traktir si Martin. "

" Hahaha.. Dia kemana ya ga keliatan dari tadi. "

" Mungkin udah makan duluan. "

" Saatnya kita menguras dompet si Wibu itu. WAHAHAHAHAHA"

Mereka bertiga pergi ke kantin.

END OF LINE.

Gak nyangka cuma sependek ini. Tapi semoga suka dan terhibur deh. Next chapter jangan lupa dibaca ya ^&^

Jangan lupa ya komentarnya ^^

IG : @gilangjavier

5:10PMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang