Bab I

48 2 0
                                    




Pagi ini seperti biasa aku terbaring diatas rumput tempat aku termenung, aku membuka mata dan melihat langit yang biru. Biru sangat biru tapi langit itu yang berwarna tidak dengan hidupku yang begitu abu-abu bahkan tidak jelas. Akan aku ceritakan tentang hidup ku, yang tidak ada kebahagiaan. Namaku fania, fania si malang yang tidak punya siapa-siapa di hidupnya.

Aku bangun dari rumput tersebut dan berjalan untuk pulang kerumah, sepertinya itu bukan rumah bisa dibilang neraka karena dirumah biasanya selalu ada keajaiban dan kebahagiaan, disana tentu tidak ada. Aku berjalan dengan pelan-pelan agar tidak ketauan kalo aku habis pergi karena penghuni rumah ini tidak pernah suka jika aku pergi untuk mebuat hatiku senang. Namun nasib baik tidak untukku aku ketauan oleh orang itu, wanita paruh baya itu adalah tanteku sejak mamah meninggal dan papahku meninggalkan ku, aku harus tinggal menumpang disini.

"darimana aja kamu jam segini baru pulang tau waktu gak sih?" kata wanita tersebut sedikit membentak.

"maaf tante aku habis dari luar" jawab aku dengan muka yang sangat muram.

"pergi cuci pakaian sekarang, udah tau kamu itu numpang pergi seenakknya aja" kata tanteku sedikit menekan.

"baik tante" kataku, lantas pergi dari situ menuju ke tempat cuci.

Keluarga tanteku memiliki tiga orang anak dan ketiganya tidak ada yang benar hidupnya, semua seperti sampah bagiku bahkan keluarga yang aku tinggali sekarang sungguh sampah. Aku dengan cepat mengambil pakaian kotor di bak pakaian kotor, dengan cepat aku cuci pakaian itu, yaa beginilah pekerjaanku disini sebagai pembantu sepertinya pembantu lebih halus untuk itu, mungkin lebih tepatnya budak karena aku hanya boleh makan sehari sekali tidak heran berat badanku hanya seberat 39 kg di usiaku yang sudah 17 tahun ini sungguh seperti orang yang kekurang gizi bukan? Seperti berlebihan tapi itu memang kenyataan.

"abis cuci baju jangan lupa rumah ini belum di pel" kata tanteku, ketika aku sudah selesai menyuci.

"baik tante" sahutku.

Aku bersiap untuk menjemur baju-baju yang aku cuci tadi, jika kalian tanya bagaimana perasaanku sekarang jawaban nya adalah aku sangat benci sekali dengan kehidupan aku saat ini tidak ada kebahagiaan di hidupku. Setelah selesai merapikan semua pekerjaanku aku bersiap untuk tidur aku masuk ke kamar bisa dibilang itu bukan kamar sangatlah kecil bahkan sangat banyak debu di dalam kamar tersebut. Kasurnya hanya tiker gulung biasa dan ada lemari kecil untuk baju-bajuku. Aku rasa aku sudah sangat capek dengan hari ini kemudian aku terlelap.

-----

Pagi-pagi aku bangun seperti biasa aku cuci piring terlebih dahulu piring yang bukan aku pakai karena semalam aku tidak makan sama sekali dan menyiapkan bekal untukku sekolahku. Lalu aku pergi mandi dan bersiap untuk sekolah setidaknya aku masih sekolah saat ini walau itu juga hal tidak aku senangi karena di sekolah aku juga diperlakukan tidak baik mungkin karena siapa aku, penampilan aku saja bagaikan gembel dengan baju kumal dan barang-barang bekas jelas saja tidak ada yang mau berteman denganku. Aku bergegas kesekolah setelah semua bekerjaan telah aku selesaikan, dengan berlari agar bis sekolah tidak meninggalkanku karena aku terlambat.

Aku masuk ke dalam bis dan lagi-lagi aku tidak dapat tempat duduk bukan karena tidak ada bangku yang tersisa melainkan tidak ada yang mau duduk denganku ketika aku masuk kedalam bis semua orang memperhatikan ku dengan tatapan jijik dan mengitimidasi yaa ini lah hidupku sungguh sangat menyedihkan.

Aku berpikir apakah memang diriku diciptakan untuk menjadi manusia yang malang bahkan aku tidak pernah mengenal orang tua ku sejak aku kecil, aku hanya diasuh oleh tanteku sejak kecil. Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa tanteku mau mengurusku jawabannya adalah aku punya sebuah rumah peninggalan orang tua ku tidak besar tapi setidaknya rumah itu masih punya harga dan tanteku memanfaatkan hal itu agar nanti ketika aku lulus sekolah rumah tersebut menjadi miliknya sebagai pembayaran atas dirinya yang telah mengasuhku sejak kecil. Bis berhenti disekolah dan semua orang di bis turun termasuk aku.

everything affect everthingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang