"Selamat datang di kedai kami, jangan lupa tinggalkan kesan, pesan ataupun curahan hatimu di kertas ini"
***
Hujan pagi ini begitu deras mengguyur ibu kota. Rintiknya menghujam tanpa ampun kepada setiap orang yang masih beraktivitas diluar. Hawa dingin menyeruak begitu menusuk sampai ketulang. Setiap anak manusia berlarian menghindari hujaman rintiknya menuju emperan-emperan toko untuk berteduh.
Mata bening dengan bulunya yang lentik itu tak pernah luput memperhatikan orang-orang diluar sana melalui jendela kaca yang sedikit buram akibat terpaan air hujan.
Dalam hatinya sedang menghitung berapa banyak orang yang berteduh dimuka kedainya.
Kebanyakan dari mereka mengenakan seragam sekolah menengah atas. Membuat peristiwa masa-masa sekolahnya dulu bersama seseorang kembali berputar dikepalanya.Dengan secangkir kopi hangat ditangan, ia menghela napas panjang."Aku merindukanmu. Aku rindu kebersamaan kita yang dulu." Lirihnya dalam hati.
Bibir gadis itu menyeruput pelan kopinya hingga tandas. Melirik jam tangan dilengan kirinya yang menunjukkan pukul 09.15 pagi. "Ini sangat terlambat untuk mereka pergi kesekolah" pikirnya lagi dalam hati. Lalu beranjak keluar kamar dan turun menapaki anak tangga yang terhubung dengan kedai kopi miliknya yang diberi nama Bell's Coffee Shop.
Berdiri di meja kasir, sesekali melirik para karyawannya yang sedang mengerjakan tugasnya masing-masing. Dengan tumpukan buku menu serta potongan kertas kecil berwarna-warni didepannya. Para pengunjung yang datang harus berdiri didepan kasir terlebih dahulu untuk memesan menu yang mereka inginkan. Dan tugas Bella adalah mencatat pesanan mereka diatas nota dengan menyertakan harga yang harus dibayar. Lalu memberikan kertas kecil berwarna-warni pada mereka untuk menuliskan kesan, pesan ataupun curhatan hati mereka saat akan pulang dari kedainya.
Pagi ini kedainya tidak begitu ramai, hanya orang-orang yang kebetulan berteduh di teras depan lalu masuk untuk sekedar memesan kopi hangat karena merasa tidak enak dengan pemilik kedai. Entah karena hujan, para pengunjung setianya tak menampakkan batang hidungnya saat ini.
Tinnggggg
Terdengar bunyi bel didepan pintu tanda ada orang yang masuk. Seorang gadis remaja dengan seragam sekolah yang sedikit basah melangkah mendekati meja kasir.
"Selamat datang di kedai kami, silahkan lihat dulu menunya !" Sapa Bella ramah.
"Selamat pagi, Kak. Aku ingin minum kopi vanilla late hangat dan sepotong blackforest." Pinta gadis itu dengan nada ceria.
"Oke, kau pasti pertama kalinya kesini, bukan ?. Jangan lupa tinggalkan kesan ataupun pesanmu di kertas ini." Ucap Bella sambil menyodorkan kertas kecil dan bolpoin yang sudah ia siapkan.
Sepertinya gadis itu enggan beranjak untuk duduk setelah menerima kertas dari Bella tadi. Hal itu sukses membuat Bella berdecak kesal karena keberadaannya sedikit mengganggu pengunjung lain yang juga ingin memesan.
"Kalau sudah selesai, silahkan duduk di kursimu !" Perintah Bella sedikit ketus.
"Ahh iya, Kak maaf. Salam kenal, namaku Viona." Ucap gadis itu sambil menyodorkan tangan memperkenalkan dirinya tanpa diminta. Sebenarnya ia cukup tersentak dengan perintah Bella karena sedang melamun sambil mengakses interior ruangan dalam kedai ini.
Merasa tak ada respon balik dari Bella, Viona kembali menarik tangannya dan langsung menuju kursinya sambil mengerucutkan bibirnya."Wajar dia begitu padamu. Karena kau baru pertama berkunjung kesini. Ini benar-benar kesan pertama yang sedikit buruk" monolognya dalam hati saat mendapati kesan Bella yang tak bisa dikatakan ramah padanya.
"Ini pesananmu, nona. Selamat menikmati." Ujar salah satu waiters sambil meletakkan pesanan Viona di atas meja.
"Terima kasih" sahut Viona dengan senyum merekah memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi.
Tangannya terulur untuk menyuapkan blackforest kemulutnya. Pertama kali yang lidahnya rasakan adalah manis dan lembut.
Sedang didepan sana tepatnya di meja kasir, Bella tak pernah luput memperhatikan gadis ini. Bella memang sering memperhatikan pengunjungnya tapi entah kenapa untuk gadis yang satu ini terasa berbeda sejak ia memasuki kedainya. Dan hatinya terus meronta ingin selalu memperhatikan wajah dan ekspresi Viona saat menyeruput gelas kopinya.
Bella menelisik lebih dalam lagi kearahnya. Dan sekarang ia sadar bahwa mata yang dimiliki gadis bernama Viona itu sangat mirip dengan mata seseorang yang ia tunggu selama ini.
Entah hanya kebetulan atau apapun itu Bella tak tahu. Yang pasti dengan kedatangan Viona disini, setidaknya bisa mengobati sedikit rasa rindunya.
"Kak, ini kertasku. Jangan lupa dibaca, oke." Ucap Viona tiba-tiba sudah berada didepan Bella sambil menyerahkan kertas serta menautkan jari jempol dan jari telunjuknya membentuk huruf O.
"Ahh, iya. Sebenarnya kau tak perlu repot mengantarnya padaku. Cukup letakkan di mejamu biar nanti karyawanku yang mengambilnya untukku." Sahut Bella dengan menerima kertas berisi coretan Viona itu.
"Aku ingin mengantarnya langsung pada pemilik kedai ini. Benar bukan perkataanku ?" Tanya Viona dengan senyum manisnya.
"Kau benar. Aku adalah pemiliknya." Bella tersenyum tak kalah manis.
"Kemana kesan cueknya yang tadi ?" Tanya Viona dalam hati saat melihat Bella tersenyum padanya.
"Wah kakak hebat. Oh iya aku pamit pulang. Terima kasih Kak ......" Ucapan Viona menggantung menunggu sang pemilik kedai ini menyebutkan namanya.
"Bella. Panggil aku Bella" Ucap Bella seakan mengerti maksud Viona.
"Oke, terima kasih Kak Bella."
"Sama-sama.Sebentar, kamu tidak masuk sekolah hari ini, hmm ?"
"Emm, sebenarnya tadi aku hanya ingin berteduh. Tapi terlalu nyaman disini. Lagi pula sudah terlambat untuk kesekolah." Viona menjawab sambil nyengir kuda.
"Aku mengerti. Kalau begitu pulang lah ! Hujannya sudah reda. Hati-hati !"
"Baiklah sampai jumpa Kak Bella. Ingat, baca kertasku"
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
COFFEE SHOP
RomanceKopiku tak lagi hangat saat ku putuskan untuk menunggumu. Ku biarkan ia dingin perlahan namun aku tetap menikmatinya. Kedaiku menjadi saksi, bahwa aku disini teronggok sepi disudut ruang keramaian yang ku buat sendiri.