"Kau tau, bagiku kopi itu lebih nikmat saat masih panas atau hangat. Tapi dia selalu berhasil membuat kopiku dingin"
***
"Cckkk, bahkan satu pun email dariku tidak pernah kau balas". Gumam Bella dengan kesal.
Saat ini ia berada di depan laptop sambil ditemani secangkir cappucino hangat dengan topping caramel di atasnya. Jarinya mulai sibuk mengetikkan sesuatu di atas papan keyboard.Beranjak dari kursinya mengambil kalender kecil di atas meja kasir. Menatap kalender itu lekat sambil menghela napas pelan.
"Entah ini email keberapa dariku, walaupun kau tak pernah membalasnya tapi aku tetap selalu menanyakan kabarmu. Hey, bagaimana kabarmu sekarang ?. Ahhh perempuan mana lagi yang lebih bodoh dariku ini, hmm ?. Aku bahkan sudah lupa ini tanggal 26 keberapa dari kepergianmu. Karena sudah terlalu banyak tanggal 26 yang telah ku lewati untuk menungggu. Ku harap kamu baik-baik saja disana. Cepat kembali ! Aku merindukanmu."
Setelah mengetik dengan panjang lebar, ia segera mengirim ke alamat email seseorang yang ia tunggu selama ini.
"Bu" suara dan tepukkan pelan seorang karyawan dipundaknya membuatnya sedikit berjengit karena terkejut.
"Yaa, Mina kau datang. Jam berapa sekarang ?"
"Jam 09.00. Sudah waktunya kedai dibuka,Bu." Jawab Mina setelah melirik jam tangannya.
"Ahh, aku tidak mendengar suara bell saat kau masuk." Bella terkekeh pelan.
"Ibu terlihat serius sekali saat didepan laptop." Ucap Mina dengan tersenyum yang membuat Bella sedikit salah tingkah.
"Hmm, aku keatas dulu. Kamu siapkan semuanya sambil menunggu yang lain !" Perintah Bella sambil membereskan laptop dan barang yang lainnya lalu beranjak menaiki tangga menuju lantai atas.
Meninggalkan Mina yang masih berdiri sebelum memasuki bagian pantry.
Mina memang karyawan yang paling rajin. Selalu masuk kerja tepat waktu dan jarang absen seperti karyawan yang lain. Hal itu membuat Bella menaruh simpati dan sudah menganggapnya seperti adik sendiri. Mina termasuk karyawan yang paling muda dengan umurnya yang masih 19 tahun. Gadis cantik yang sederhana itu bekerja disini setelah lulus SMA. Ia terpaksa tidak melanjutkan pendidikan karena terkendala biaya. Ayahnya yang sakit-sakitan membuatnya harus menjadi tulang punggung keluarga.
***
Viona segera memeriksa ponselnya yang sedari tadi bergetar. Ada 5 panggilan tak terjawab juga sebuah pesan dari sang kakak.
MyBroth🙍
Angkat telponku, adik kecil !😡Baru saja tangannya ingin mengetik balasan, tetapi kakaknya sudah lebih dulu menelponnya kembali.
"Hallo, Kak..."
"....."
"Hari ini ? Jam berapa ?" Viona sedikit memekik.
"....."
"Kenapa mendadak ? Jahat sekali." Viona mengerucutkan bibirnya.
"....."
"Oke, nanti ku kabari papa dan mama. Aku tutup dulu ya. Bye" Viona memutus panggilan dengan mata yang berbinar.
Saat ini sudah waktunya pulang sekolah, dan Viona tidak langsung pulang kerumah. Ia ingin mampir ke kedai kopi yang sudah 2 minggu ini tidak ia datangi sejak kunjungannya yang pertama.
Mendorong pintu kedai yang terbuat dari kaca, lalu masuk langsung menuju meja kasir untuk memesan. Lebih tepatnya menemui Bella yang sedang menulis pesanan pengunjung yang berada didepannya.
"Oke, silahkan menunggu di kursimu !" Ucap Bella dengan tersenyum manis pada pengunjung.
"Cantik" Batin Viona saat melihat Bella yang tersenyum itu.
"Hey, Viona. Mau pesan apa ?" Tanya Bella membuyarkan lamunan Viona tentangnya.
"Ehh, hai Kak. Aku mau ice coffee tiramissu saja."
"Baiklah. Ini kertasmu." Tangan Bella terulur memberikan kertas kecil dan segera diraih oleh Viona.
"Emm, boleh aku minta temani ? Aku tau Kakak sibuk. Tapi boleh kan sebentar saja ya ya ya" Pinta Viona dengan memelas.
Bella pun tampak berpikir sebentar sebelum menjawab. "Baiklah, sebentar." Matanya berputar mencari seseorang.
"Mina, kemarilah !" Pintanya sedikit berteriak pada Mina yang berjalan kearah belakang setelah mengantar pesanan.
"Iya, ada apa, Bu ?" Ucap Mina saat sudah berada didepan bosnya itu.
"Gantikan aku sebentar disini. Aku ingin menemani gadis kecil ini sebentar." Perintah Bella sambil melirik Viona dengan senyum jahilnya.
"Ishh, aku bukan gadis kecil lagi, Kak. Aku sudah SMA ini." Protes Viona yang tak ditanggapi oleh Bella. Dan sukses membuat Viona memberengut kesal.
"Baik, Bu." Sahut Mina menghentikan aksi protesnya Viona.
Akhirnya Viona mengikuti langkah Bella menuju kursi yang berjejer menghadap jendela kaca. Dari sana ia bisa melihat siapa saja yang sedang beraktivitas diluar kedai ini.
"Ini pesananmu, Nona. Ice coffee tiramissu. Dan ini mochacino hangat untuk Ibu." Salah satu waiters datang mengantar pesanan Viona dan juga Bella lalu mengangguk sopan padanya.
"Oke, terima kasih." Sahut Viona ramah dan segera menyeruput kopinya.
"Kenapa tidak yang hangat seperti kopiku ?" Tanya Bella setelah diam beberapa saat memperhatikan Viona.
"Siang ini cuaca begitu terik. Tentu saja aku membutuhkan yang dingin." Jawab Viona.
"Ahh, kau benar. Tapi maksudku bukan itu."
"Lalu, maksud kakak ?" Tanya Viona tidak mengerti.
"Tidak apa-apa. Setiap orang terlahir berbeda dan tentu saja keinginannya berbeda pula kan ?"
"Aku benar-benar tidak mengerti maksudmu."
"Kau memesan kopimu sesuai dengan cuaca sekarang kan ? Dan keinginanmu itu tentu saja berbeda denganku."
"Apa Kakak selalu menyukai kopi hangat ?" Tanya Viona akhirnya.
"Yaa, aku selalu menikmati kopi hangat tanpa bergantung cuaca. Baik itu pagi, siang, ataupun malam."
"Kenapa ?"
"Kau tak perlu tahu alasannya. Kau tahu, bagiku kopi itu lebih nikmat saat masih panas atau hangat." Ucap Bella. "Tapi dia selalu berhasil membuat kopiku menjadi dingin." Lanjutnya lirih dalam hati.
"Ohh, begitu" Sahut Viona sambil manggut-manggut. "Aku sudah selesai." Tambah Viona sambil berdiri dari duduknya.
"Habiskan kopimu dulu ! Jangan terbiasa meninggalkannya begitu saja." Ucap Bella dengan telunjuk yang menunjuk gelas kopi milik Viona yang masih tersisa setengahnya.
"Tapi Kak, aku..........." Kalimat Viona menggantung saat tiba-tiba Bella memotongnya cepat.
"Jika tidak. Sama saja kau tak menghargaiku"
"Aishhh, baik lah akan aku habiskan. Baca kertasku nanti !" Viona menulis pesannya dan menaruh kertas itu didepan Bella dan langsung menenggak kopinya hingga tandas. "Terima kasih atas waktunya." Ucap Viona lagi dengan tersenyum lebar.
"Hmm, sama-sama." Balas Bella singkat.
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
COFFEE SHOP
RomanceKopiku tak lagi hangat saat ku putuskan untuk menunggumu. Ku biarkan ia dingin perlahan namun aku tetap menikmatinya. Kedaiku menjadi saksi, bahwa aku disini teronggok sepi disudut ruang keramaian yang ku buat sendiri.