***
Laki-laki berkulit seputih susu baru saja keluar dari bandara, menunggu jemputan yang katanya akan tiba dalam 15 menit lagi. Kacamata hitam miliknya tertinggal di dalam pesawat, membuat laki-laki itu berulang kali menyipitkan mata demi memperhatikan plat mobil yang dia kenali. Tas jinjing besar yang dia bawa tadi sudah dia taruh di dekat kaki, tidak sanggup kalau harus terlalu lama memanggul tas tersebut di bahu. Kaleng soda yang tersisa setengah, dia tandaskan dalam satu tegukan.
Sepanjang perjalanan, dia tidak bisa tidur sama sekali di pesawat. Dia berharap penuh untuk tidak mengalami jetlag. Transit bandara demi berpindah dari satu pesawat, ke pesawat yang lain sudah cukup menyiksa. Belum lagi kepala langsung sakit setiap terkena sinar matahari terlalu lama, kesalahannya sendiri lupa mengeluarkan topi yang dia masukkan ke koper.
Ingatkan laki-laki ini untuk tidur setibanya di mobil nanti.
Mobil yang dia kenali terparkir tak jauh dari dia berdiri. Personal assistant yang keluar dari mobil, langsung sigap meraih koper dan tas di tangan laki-laki tersebut. Setelah bertukar sapa dan basa-basi, Everest Ford itu melaju dengan kecepatan standar.
"Jadi, nak Calvin bakal liburan lama di Indonesia kali ini?"
Mendengar namanya dipanggil, laki-laki itu menghentikan niatnya untuk terlelap lalu mendongak ke depan, berusaha tersenyum menanggapi. "Iya, pak. Bakalan lama."
Calvin James, kebanyakan mahasiswa universitas ETH Zurich terletak di negara Swiss, memanggilnya begitu.
Tidak banyak yang tahu nama lengkapnya, hal tersebut sudah dia jaga sejak awal masuk kelas. Liburan musim panas baru dimulai dan ujian akhir akan dilaksanakan di akhir liburan. Dari jauh-jauh hari, Mami sudah patenkan untuk Calvin berada di Indonesia. Kalau saja bisa memilih, jelas Calvin lebih mengincar untuk ikut bersama teman-temannya menjelajah Waitomo Glowworm Caves di New Zealand.
Apa mau dikata, jelas titah sang Mami tidak berani dia bantah.
"Pak, saya tidur sebentar, yah."
"Iya, tuan. Akan saya bangunkan kalau sudah sampai."
Calvin kemudian memejamkan mata, menenggelamkan dirinya ke alam mimpi, walau kemacetan kota Surabaya tak urung membuat dirinya tertidur sembari merebahkan diri santai di mobil miliknya.
Berharap waktu berjalan dengan cepat.
***Calvin baru saja merebahkan tubuhnya di kasur setelah mengikuti serangkaian acara yang mami buat untuk menyambut kepulangannya, seluruh keluarganya hadir tanpa terkecuali.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Were Good To Me
Teen FictionKarena liburan musim panas sudah resmi dimulai, Calvin memutuskan untuk pulang ke Indonesia atas paksaan kedua orang tuanya yang menginginkan laki-laki tersebut menghabiskan liburan bersama keluarga. Hal itu disambut Calvin ogah-ogahan, tetapi dia s...