"Aku habis rapat! Rapatnya memang lama, banyak yang dibahas!Posesif saja kamu ini!"
"Bohong! pasti tadi kamu bersama perempuan lain!"
"Bicara apa kamu?! Asal menuduh saja!!"
"Memang begitu kenyataannya, bukan?! Kamu ikut rapat agar bisa bersama perempuan lain?!"
"Tak guna!"
PLAKK!
Sesekali aku menyelinap dibawah selimutku. Air mata ini mengalir deras. Sangat deras. Aku lelah. Entah sudah berapa kali mereka adu mulut. Seolah ini adalah badai yang terus menyiksa diri ini.
Ceklek!
Pintu kamarku terbuka. Kudapati ibuku yang berdiri diambang pintu dengan rambutnya yang acak acakan.
"Cathie, belum tidur?" Tanya ibu dengan suaranya yang lirih. Aku hanya diam memandang ibuku. Ibu yang melihatku dengan wajah lesu seolah mengerti bahasa tubuhku.
Kemudian ibuku berbicara, "Ibu tidak bertengkar dengan ayah,tadi itu cuma memarahi adikmu karena dia telah bertengkar dengan temannya"
Sejak kapan adikku berkelahi dengan temannya? Tak biasanya adikku seperti itu. Adikku adalah seorang yang sabar, dan jarang sekali dia memarahi teman sebayanya.
"Terus mengapa tadi sampai saling memukul? " Tanyaku dengan suara masih menahan tangis.
"Tidak Nak, itu piring pecah, sudah dibersihkan Bi Sari. Sudah, tidurlah. Besok kamu harus sekolah" Kata ibukku sembari menarik selimut menutupiku. Kemudian, ibuku keluar dari kamarku. Aku pun memejamkan mataku
🌨️
Haii ketemu lagi🙌
Akhirnya selesai juga part pertama😆
Jangan lupa bintangnya ya, as always✨
See ya, luv y'all💙
YOU ARE READING
Catherine
Short Story"Kapan semua ini akan berakhir?" "Lama Lama aku sudah tak mampu" Duduklah, biar kuceritakan Catherine dan segala drama hidupnya.