#06 | Kecewa

29 3 0
                                    

Dari yang aku fikirkan kemarin, ternyata semua itu hanya khayalan semata. Pikirku kesedihan dan musibah yang melanda rumah tangga ini berakhir kemarin.

Nyatanya pun tetap, pertengkaran orangtuaku semakin menjadi jadi. Salah satu diantara mereka tidak ada yang mau mengalah. Bahkan ayah dan ibuku berebut ingin menjaga Emma.

"Aku aja yang jaga Emma! Kamu gabisa ngurus anak! Kalo kamu yang jaga, sakitnya Emma tambah parah!"

"Kamu yang ga bisa ngurus anak! Waktu badan Emma mulai ga enak aja kamu diluar. Kemana aja kamu waktu Emma sakit dirumah?!" sergah ibu.

"Ga usah sok bener kamu, yang bayarin sama nganterin Emma ke rumah sakit itu aku! Emma sakit bukannya kamu ke rumah sakit tapi malah enak enakan dirumah. Kamu gatau diri banget jadi ibu!!" Kemudian, ayah dan ibu saling dorong dorongan.

Ibu yang menyadari keberadaanku segera menghampiriku dan memelukku. Aku pun membalas pelukan ibu.

"Cathie, ibu capek.." Lirih ibu dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Sabar Bu, cobaan ini ga akan lama. Bentar lagi selesai, kita bisa bahagia lagi"

Hanya kalimat itu yang bisa kulontarkan pada ibu. Sebab aku tak tau harus berbuat apa lagi selain itu. Ragaku sudah mulai lelah menghadapi kenyataan pahit ini.

Sesaat setelahnya, kudengar sayup-sayup suara kunci mobil yang sedang diambil dari tempat asalnya.

"Cathie, kamu sekolah kan? Ayo, biarin ibumu yang ratu drama itu!" ujar ayah, bergegas keluar dari rumah.

"Kamu akar masalahnya! Sudah gila kamu?! Tidak sadar diri?! Aku–"

Tiba-tiba, ayah datang menarik tanganku untuk segera keluar dari rumah secepatnya. Ibuku masih mengomel didalam sana, tapi aku tak dapat mendengarnya.

Sepanjang perjalanan, air mataku terus menetes seiring dengan rintik hujan diluar mobil. Aku kecewa, lebih dari apapun.

Kekecewaanku masih utuh tak tersisa, walau sudah ada disekolah. Sepanjang hari, aku tak bisa fokus. Sudah berapa kali guru-guru menegur? Aku tak menghitungnya, saking tidak fokusnya.

Karena hatiku masih kecewa, aku tak ingin dijemput siapapun hari ini. Aku memutuskan untuk menaiki bus hari ini.

Cuaca ketika aku berdiri di halte benar-benar bertolak belakang dengan cuaca pagi tadi. Sang surya terasa sangat terik.

Ah, aku ingat. Tubuhku benar-benar lemah, cuaca yang tak teratur sangat mempengaruhi kesehatanku. Benar saja, kepalaku terasa pening. Kakiku pun benar-benar tak sanggup untuk menopang badanku, kuputuskan untuk duduk.

"Hei!"

Sontak aku menoleh kearah sumber suara itu, yang tentu saja cukup mengagetkanku. Ternyata, itu Gretha dengan senyuman lebar khasnya telah berdiri dibelakangku.

"Tidak biasanya" ujar Gretha, lalu duduk disampingku.

Aku hanya tersenyum, tubuhku terlalu lemah untuk sekedar menanggapinya. Perlahan, kurasa ragaku benar-benar tak berdaya. Tak ada secercahpun kekuatan dalam diriku.

Bruk!

🌨️

Heyow ketemu lagi nih🤗✨
Kira-kira, Cathie kenapa ya? Ayo ditebak hehe ><
Jangan lupa bintangnya, biar aku lebih semangat lagi😆
See ya💞✨

CatherineWhere stories live. Discover now