LMR - Chapter 3

2.2K 73 5
                                    

"Hikss.." Isak Baekhyun. Tangaannya sekuat tenaga mendorong Chanyeol walau tak berefek sedikitpun.

Chanyeol memegang tangan Baekhyun dan mengecupnya. "Cengeng! Aku suka"

Baekhyun menggeleng dan menarik tangannya dari cekalan Chanyeol. Mata pria manis yang berkaca kaca itu menatap benci Chanyeol, hingga kaki Baekhyun bertindak menendang pusat Chanyeol.

"Akhhhh... sialan!!" Umpat Chanyeol menjauhi Baekhyun seraya memegang miliknya yang terasa sakit luar biasa.

Tuhan memihak pada Baekhyun, saat itu juga pintu lift terbuka dan Baekhyun berlari keluar sekencang mungkin. Walau dengan kaki gemetar Baekhyun tetap membawa dirinya lari.

Sementara Chanyeol berjalan dengan cukup sulit keluar lift seraya memandang punggung pria manis yang berlari menjauh dalam ketakutannya.

"Kau mencuri perhatianku terlalu banyak, Byun. Itu artinya aku harus mengambil sama banyaknya bukan?!" Monolog pria itu didepan lift perusahaan yang sepi karena waktu pulang sudah terjadi sejak dua jam yang lalu.

***

Baekhyun berdiri dipintu rumahnya sudah sekitar sepuluh menit dan ia masih belum berani masuk dengan wajah sembab penuh air mata. Baekhyun meremas kantung makanan yang ia bawakan untuk ibunya, mencoba sekuat tenaga mengendalikan ekspresinya yang sekarang ini terlihat menyedihkan.

Baekhyun mengontrol nafasnya saat mendengar pintu didepannya mulai dibuka. Ibunya menyadari kehadirannya, mungkin melihatnya dari kaca yang selalu diintip ibunya saat Baekhyun pulang telat seperti hari ini.

Baekhyun tersenyum saat ibunya kini memasang wajah khawatirnya. "Baekkie, apa yang terjadi?? Kenapa kamu menangis?? Ayo masuk" Yena berucap khawatir seraya menuntun Baekhyun masuk ke rumah.

Baekhyun duduk di sofa ruang tamu dirumahnya bersama Yena. "Aku tidak apa apa, Ma. Baekkie membawakan makanan yang sudah dijanjikan" ucap Baekhyun sambil mengangkat kantung yang ia bawa.

Yena menghela nafasnya, mengusap pipi gembil Baekhyun dengan telapak tangannya yang mulai keriput.

"Katakan pada Ma dulu, apa yang terjadi?? Atau makananmu tidak akan Ma makan" ancam Yena menatap anak semata wayangnya lekat.

"Baekkie tidak apa apa. Baekkie baru saja bertemu Kyungsoo. Apa Ma ingat?? Dia berada dalam satu perusahaan dengan Baekkie dan Baekkie menghabiskan air mata Baekkie untuk itu" bohong Baekhyun dengan wajah ceria yang dapat menipu siapapun. Tidak bagi Yena, Yena tau semua tak hanya karena itu.

Yena menghela nafasnya. "Ceritalah saat kamu siap, sayang. Mandilah, Ma akan menyajikan makananya. Senang mendengarmu bertemu dengan Kyungsoo, sampaikan salam Ma untuk dia" ucap Yena meninggalkan Baekhyun yang kini ekspresinya berubah kembali sedih seiring kepergian Yena.

"Maafkan Baekkie" lirih Baekhyun.

10.00 PM

"Hngghhh...." Tubuh Baekhyun bergerak gelisah, berkeringat dingin terlalu banyak serta bahu yang gemetar akibat tangisan.

"Hikss.. Jangann.. Jangan sakiti Baekkie. Sakit.. Hiksss.. Jangann.." Baekhyun mengigau begitu keras seakan ketakutan itu begitu nyata dihadapannya.

Baekhyun terus mengigau dengan suaranya yang semakin parau. Tangannya mencengkram gulingnya begitu keras, Baekhyun membutuhkan pelukan penenang.

"Hikss.. Maa... tolong Baekkie.. Lu hikss... tolong.. Jangan" Baekhyun terlihat putus asa bahkan dalam mimpinya sampai akhirnya pelukan itu datang mengangkat tubuhnya.

Love Me Right [ChanBaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang