TAK AKAN TENANG
"Pandangan pertama bukanlah dasar untuk menilai kepribadian manusia."
***
Seorang laki-laki masuk ke kelas dengan langkah malasnya. Dia langsung duduk di bangku dan menelungkupkan kepalanya di meja.
"Bar," panggil teman di sampingnya.
"Hm."
"Lo bau."
Lelaki itu sontak terkejut dan menatap temannya dengan pandangan tidak percaya, sedangkan orang yang ditatap hanya mengendikkan bahunya.
"Jahat lo, Pal. Gue habis jalan jongkok 5 putaran, lo support gue kek."
"Biasanya males," sahut orang itu cuek.
"Gue diawasin Pak Raka tadi."
"Oh, congratulation."
"Opal!"
"Ganti sana!"
"Emang gue sebau itu kah?"
"Lo lupa jadwal?"
"Gue enggak pernah ingat jadwal, kecuali mapel penjas," jawab Bara malas.
"Ya udah, gue duluan!"
Setelah ditinggal temannya, sosok laki-laki itu penasaran dengan jadwal pelajaran. Dia melihat papan jadwal yang terpajang di dinding tepi kanan kelasnya yang sudah sepi.
"Oh, penjas. Pantes kelas sepi." Bara kembali menelungkupkan wajah di atas meja. Seketika dia melonjak dan bangkit dari tempat duduknya.
"Penjas?! Gila, gue udah capek banget, tapi enggak berani lawan Pak Ega."
Bara segera berlari ke loker untuk mencari pakaian olahraganya.
***
"Why you look so sad, Rin?"
"Jangan buat gue makin kesel dong!"
"Salah gue apa?"
"Mutiara Intan Berland! Jangan ngomong Inggris."
"Oh, ok. Jadi, kenapa muka lo enggak enak dilihat?"
"Gue udah ngrusak IPhone temen Rayhan."
"Terus?"
"Dia minta ganti."
"Mau gue ganti?"
"Sebenernya sih mau, tapi gue yakin kalau Rayhan bakal melarang keras."
"Sejak kapan lo patuh sama Rayhan?"
"Gue enggak mungkin bohong sama dia."
"Eh tunggu, Rayhan tau?"
"Hpnya jatuh tepat dihadapan dia."
"Oh my god!"
"Pada ngomongin apa?"
Pertanyaan tiba-tiba itu mengejutkan Airyn dan Mutia yang sedang serius berbicara.
"SETAN!" ucap keduanya besamaan.
"Kaget ya?" ucap gadis itu cengegesan.
"Kita lagi serius, Tan!" seru Airyn.
"Ya udah, maaf. Memangnya kalian lagi ngapain?"
"Menyelam!" seru Airyn.
"Jangan bercanda deh, Rin!"
"Menyelami masalah, Tan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Iglatte
Teen FictionLangsung baca aja yuk! Tragedi di Just Caffe berhasil menjungkirbalikkan kehidupan Airyn. Semua hal yang dibenci Airyn mencuat kepermukaan setelah Naufaldi tak mau melepaskannya dengan mudah. Vote & komen yuk! Salam hangat Sinta Fadilla:)