Mistake

11 2 0
                                    

Sebulan lebih berlalu, kami melewati masa-masa indah bersama. Di sekolah yang sangat membuatku senang dengan kehadirannya di hidupku. Walau aku berfikir aku sangat bodoh karena memberinya kesempatan untuk kedua kalinya, aku hanya bisa bersabar dan berhenti memikirkan hal tersebut.

Aku hanya senang kami berdua kembali akur, itu sudah cukup mengubur kenangan buruk kami yang lalu. Dia juga tidak mengulang kembali kesalahannya, dia berusaha untuk memperbaiki kesalahannya kepadaku. Dia yang sangat perhatian kepadaku, membuat fikiranku berkata “Inilah yang dinamakan masa SMA adalah masa yang indah dan sangat membahagiakan”. Itulah yang sering orang-orang katakan, kalau masa SMA itulah masa yang paling indah, padahal awalnya aku berfikir itu hanya omong kosong. Saat ulang tahunku pun dia selalu mengingatku, dia memberiku hadiah berbentuk hati yang di dalamnya ada banyak sekali cokelat dan camilan, dan juga disertai dengan banyak kertas yang bertuliskan “Aku cinta kamu” dalam beberapa bahasa asing.

Setelah beberapa bulan kami lewati bersama, aku mulai sedikit berbeda dengan dulu. Aku yang senang karena ada dia yang selalu bersamaku, mulai membiasakan diri tidak bersama dengannya lagi. Aku mulai cuek kepadanya, padahal dia sering menungguku dan mengintipku di depan kelasku. Aku terus mengabaikannya, dan dia tidak bosan-bosannya mengirimiku cemilan yang dia beli dari kantin. Aku tak pernah lagi mengajaknya bicara, seakan kami tak ada hubungan apa-apa lagi. Mungkin aku mulai merasa bosan, dan dulunya aku juga sempat memiliki perasaan terhadap Zaky, dia temanku di bimbingan olimpiade fisika, walau aku hanya sebentar saja menyukainya.

Saat muncul rumor kalau orangtuaku memutuskan untuk memindahkanku ke sekolah lain, Jack juga mulai gelisah dan mencoba menanyakan kebenaran rumor itu.

“Claudie, apa bener kamu bakal pindah sekolah?” tanya Jack

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Claudie, apa bener kamu bakal pindah sekolah?” tanya Jack.

“Sepertinya begitu, ga lama lagi orangtuaku bakal pindahin aku ke sekolah lain. Mereka ga mau aku tinggal asrama, susah dikontrol katanya.” jelasku.

“Terus, kamu suka kalau pindah dari sini?” tanyanya kembali.

“Yah, mau di apa lagi. Mau ga mau aku bakal dipindahin kan.” ucapku singkat.

“Kamu mau ninggalin aku di sini? Apa kamu mau berhenti denganku?” tanyanya.

“Terserah kamu lah, kalau kamu ga suka aku pindah, lupain aku aja. Kalau kamu mau kita berhenti yah kita berhenti aja.” jawabku.

Jack hanya terdiam, dia kaget mendengarku berkata demikian. Aku selama ini hanya mengabaikannya, namun dia selalu peduli kepadaku. Aku pun tak tahu apa yang sebenarnya ada di dalam hatiku. Semuanya terasa begitu membingungkan. Perasaanku kepadanya juga masih ada, hanya hilang seperempatnya saja karena merasa bosan.

Love LettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang