Empat ~ Milan?

31 5 0
                                    

***

Cuek tapi perhatian, yah itu kamu


***

"Manda ayok dong temenin Ana sarapan di kantin" Ajak Ana sambil menarik narik lengan Manda.

"Aishhhh!! Di kira gue tali apa pake di tarik tarik segala. lagian gak kayak biasanya Lo ngajak sarapan di kantin, biasanya juga di rumah" Heran Manda yang langsung dapat membuat ana menjadi mendengus dengan kesal.

"Ana gak mood sarapan di rumah, jadi sekarang Manda temenin ana yh. Plisssssssss" mohon Ana sambil memasang wajah memelas, Manda yang melihatnya langsung memutar bola matanya malas, kalau sudah seperti ini mana tega ia menolaknya.

"Ok gue temenin, tapi Lo harus teraktir gue makan juga di kantin. Gimana?"

"Gak mau, kan ana cuman minta di temenin doang bukan neraktir Manda"

"Yh udah kalau Lo gak mau, gue juga gak bakalan mau nemenin Lo untuk sarapan di kantin" ancam Manda sambil tersenyum jahil.

"Nyebelin deh. Yh udah iyh!! Ana teraktir, tapi cuman bakso satu tusuk aja yh. Soalnya uang Ana mau di pake untuk bayar les matematika" ujar Ana.

"Haelah!! Bakso satu tusuk mana bisa bikin gue kenyang Na. Satu kunyahan juga udah langsung habis dah tuh bakso"

"Manda mah morotin ana" kesal Ana.

"Hahaha, gue cuman bercanda aja kali Na. Gue juga gak minta di teraktir ko, tadi gue cuma mau ngetes Lo doang, hehehehe. Ya udah ayo buruan!! Katanya mau di temenin makan di kantin" ajak Manda yang langsung membuat ana tersenyum mendengarnya.

"Ana gak salah pilih temen ternyata, Manda orangnya baik banget"

"Yaiyahlah gue baik, kalian gue orang jahat. Pasti gue udah ada di tahanan atau gak udah ngebunuh Lo dari dulu"

"Psikopat"

"Serah"

Keduanya pun duduk di meja kantin, suasana kantin tidak terlalu ramai karna on masih cukup pagi, hanya ada satu hingga dua orang saja.

"Mbok Iyem, Ana pingin pesen Nasi Goreng Seafood nya 2 yh" Pinta ana pada penjual makanan di kantin.

"Buset! Lo sarapan banyak banget dah. Gak kebanyakan tuh makan 2 Porsi" Ucap Manda tak percaya.

"Kan yang satu lagi untuk Manda"

"Lah!! Beneran nih? Aduhhh Makasih loh Na. Lo baik banget deh sama gue karna mau teraktir gue makan heheheheh" Ana pun mendorong tubuh Manda yang hendak memeluknya.

"Gak usah peluk peluk ish. Ana masih normal kali, bukan lesbi"

Manda terkekeh mendengarnya. "Hehehe itukan sebagai tanda terimakasih dari gue kali Na"

"Kan gak usah meluk juga Manda. Kan bisa pake cara lain"

"Cium maksudnya?"

"Manda ish. Ana kan udah bilang kalau Ana itu normal. Kalau mau ngucapin terimakasih yh udah ucapin aja gak usah pekerjaan acara Peluk atau yang lainnya" jelas Ana.

"Hiyaaaaaaaaaaa semerdeka lu aja"

***

Dengan cepat Ana berlari menuju tempat les matematikanya, sungguh ini adalah kala pertama diirinya yang terlambat datang ke tempat tersebut.

"Aduh, kalau nenek tau Ana telat ke tempat les, bisa bisa Ana kena marah" Kata Ana bergumam sambil melihat jam tangannya.

Sampai nya di tempat les yah benar saja jika dirinya terlambat datang, buktinya teman temannya sudah masuk kedalam kelas mereka.

Tok ... Tok ...

"Permisi, maaf Bu saya terlambat" Kata Ana sambil menundukkan kepalanya.

"Yh tidak apa apa, kamu bisa duduk di tempat kamu Ana" kata guru tersebut, ana pun hanya menggangguk lalu duduk di bangkunya, tapi baru saja ia membalikkan badannya untuk duduk di bangkunya matanya membelak tak percaya saat melihat seorang pria yang duduk di pojok kelas.

Milan!! Ko dia ada di sini. Batin Ana lalu ia pun duduk di tempatnya.

"Lina, Dia murid baru di sini" Tanya Ana.

"Iyh, kenapa emangnya? Lo kenal" jawab Lina.

"Iyh hehehehe, kebetulan Ana satu sekolah dan tetanggaan sama dia" Jelas Ana sambil mengeluarkan bukunya ke atas meja.

"Serius! Enak dong. Lumayan kan Lo bisa modus sama dia, tuh Cowok cakep soalnya" kata Lina sambil terkekeh.

"Iyh"

Sedangkan di satu sisi seorang lelaki tengah menatap insten gadis yang duduknya tak jauh dari tempatnya, ia merasa kenal dengan gadis tersebut.

"Kayak pernah liat" Gumam Milan.

"Lah masa Lo gak tau sih, dia kan satu sekolah sama kita" Sahut Dion yang mendengar gumaman Milan.

"Ah yh!! Gue inget, Dia juga kan tetangga gue" Kata Milan sambil menggangguk nganggukkan kepalanya.

"Ko Lo gak bilang" kata Dion sedikit heboh.

"Siapa Lo!! Ngapain gue harus bilang kalau dia tetangga gue" kata Milan sambil mengangkat alisnya ke atas.

"Yah kan gue Sahabat Lo jadi gak salah dong kalau Lo bagi cerita ke gue"

"Lo kerasukan? Gak biasanya Lo mau denger cerita gue, biasanya juga kagak" kata Milan.

"Mood gue bagus kalau denger cerita tentang dia"

"Lo suka?" Kata Milan tak percaya tapi Dion hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh.

-

-

-

Karna waktu les matematika sudah habis, Ana pun langsung bergegas menuju halte bus, tapi sudah lebih dari sepuluh menit bus yang ia tunggu tunggu tak kunjung datang, hal itu pun membuat menjadi panik.

"Udah mau sore? Nenek sama kakek pasti khawatir" Katanya.

Tapi tiba tiba sebuah motor ninja berwarna hitam berhenti di hadapan nya, Ana mengerutkan keningnya bingung! Ia merasa tak kenal dengan orang tersebut.

"Mau bareng gak nih?"

"M-milan?"

***

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang