Enam ~ Joging

7 3 0
                                    

***

Deka mendengus kesal saat nenek membangunkan nya, padahal hari ini adalah hari libur lalu kenapa ia harus di bangunkan sepagi ini?.

"Aduh nek, ini kan hari libur ko deka di bangunin sepagi ini sih" Kata nya sambil mengucek ngucek matanya.

"Emangnya kalau hari libur gak boleh bangun pagi, gitu?" Tanya sang nenek.

"Yh boleh aja sih, tapi kan deka masih ngantuk nek" Ujar Deka.

"Nenek gak mau tau sekarang kamu bangun gih, udah gitu kamu bangunin kakak kamu. Sekalian kasih tau" Suruh nenek lalu bangkit.

"Kasih tau apa?"

"Kasih tau kalau sekarang kalian berdua di suruh datang ke rumah orang tua kalian, lupa emangnya" Tegas nenek sambil berkacak pinggang.

"Lah bukannya Minggu depan"

"Di majuin jadi sekarang. Yh udah cepetan kamu siap siap, bangunin kakak kamu juga sekalian" Kata nenek lalu pergi keluar dari dalam kamar deka.

"Bangunin kak Ana aja dulu deh" gumam deka lalu bangkit dan berjalan menuju kamar kakaknya.

"Kak Ana bangun" Kata Deka sambil menggoyang goyangkan tubuh Ana.

"Enghh, apaan sih ganggu aja. Kakak masih ngantuk tau" Kata Ana lalu memunggungi Deka.

Deka pun mendengus kesal. "Kak Ana bangun, Cewek ko kebo sih. Gak malu apa!!" Cetus deka.

"Astaga deka, kamu gimana sih. Ini kan hari libur jadi gak salah dong kalau kakak tidur sampai siang, lagian kamu ngapain sih bangunin kakak" ketus Ana kesal.

"Di suruh nenek. Yh udah sekarang kak Ana siap siap, sebentar lagi kita pergi" Suruh deka.

"Loh ko kamu nyuruh kakak sih!! Emangnya kita mau kemana?" Bingung Ana.

"Kita kan mau ketemu sama Mamah dan Papah, masa lupa sih" Kata Deka.

"Gak ahk males. Bilang aja sama mereka kalau kakak sibuk, banyak tugas" Ujar Ana malas lalu tidur kembali.

"Kak Ana kenapa sih ngehindar terus sama mereka" Kata Deka penasaran.

"Suka suka Kakak dong. Lagian kalau kamu mau ketemu sama mereka? Ok silahkan aja. Tapi kalau kakak? Kayaknya gak bakal pernah. Dah mending sekarang kamu keluar gih dari kamar kakak" Usir Ana.

"Sebenci itu kakak sama mereka?" Tanya deka yang mulai terbawa emosi.

"Bukan urusan kamu. Mau kakak benci sama mereka ataupun nggak? Itu bukan urusan kamu"

"Kakak anak yang gak tau diri tau gak" Ketus Deka lalu keluar dari dalam kamar Ana dan membanting keras pintu kamar Ana.

"Terserah" Acuh Ana lalu kembali memejamkan matanya.

-

-

-

"Loh kakak kamu mana?" Tanya kakek bingung, pasalnya ia hanya melihat deka saja tapi tidak dengan Ana.

"Kak Ana gak mau ikut"

"Kenapa?"

"Gak tau" acuh deka lalu menyantap nasi goreng miliknya.

"Iyh udah kalau dia gak mau gapapa, kita gak bisa maksa" ujar nenek yang sedang menuangkan air kedalam gelas untuk deka.

"Emangnya kenapa sih!! Ko kak Ana gak mau ketemu sama mamah dan papah"

"Nanti juga kamu tau, lagian wajar aja kalau kakak kamu gak mau ketemu" kata kakek.

"Yah berarti kakak anak yang gak tau diri dong" Kata Deka asal ceplos.

"Hush!! Kamu gak boleh ngomong gitu, kakak kamu punya hak. Mau dia ketemu atau nggak sama orang tua kalian, kamu tetep gak boleh ngomong kayak gitu" Kata nenek mengingatkan.

"Kenapa? Emang bener ko kalau Kakak anak yang gak tau diri" Ujar Deka.

"Kalau kamu tau, pasti kamu bakal bersikap kayak kakak kamu. Tapi kamu tetep gak boleh Ngomong kayak gitu sama kakak kamu. Gak sopan, dan bisa aja bikin Kakak kamu sakit hati" Kata kakek dan membuat deka bungkam.

Sebenarnya ada masalah apaan sih!!. Batin Deka yang memilih diam dan melanjutkan sarapannya. 

"Deka, Coba kamu Panggil kakak kamu. Suruh dia sarapan dulu" Suruh Kakek dan deka pun menggangguk lalu bangkit dan berjalan menuju kamar kakaknya.

"Kak Ana" Panggil Deka.

"Hm"

"Kata kakek bangun, di suruh sarapan dulu" Cetus deka.

"Hm" Acuh Ana lalu berjalan keluar dari dalam kamarnya terlebih dahulu, Deka yang melihatnya hanya menghela nafasnya panjang, ia tau jika kakaknya marah padanya.

"Pagi Nek, Kek" Sapa Ana lalu duduk di samping sang nenek.

"Juga sayang"

"Kamu beneran gak mau ikut deka ke rumah orang tua kamu" Tanya Kakek.

"Gak kek, Ana sibuk soalnya. Banyak tugas yang harus diselesaiin" Jelas Ana sambil melahap nasi goreng miliknya.

"Yh udah kalau gak bisa" Kata nenek.

"Nek, Kek. Deka berangkat sekarang yh" Pamit deka sambil mencium punggung tangan Keduanya.

"Hati hati yh"

"Kak Ana"

"Hm, dah sana pergi" Usir Ana tanpa menatap ke arah deka.

Deka pun hanya diam lalu pergi begitu saja, sedangkan nenek dan kakek di buat bingung oleh tingkah keduanya.

"Kalian kenapa? Berantem?"

"Gak ko" elak Ana tanpa menatap ke arah nenek.

"Bohong. Jelas jelas kalian berantem masih bisa aja kamu ngelaknya" Cetus kakek sambil tersenyum.

"Hm"

"Berantem kenapa lagi?"

"Bukan apa apa. Mmm ... Ana udah selesai sarapan kalau gitu Ana ke kamar dulu" Pamit Ana lalu pergi menuju kamarnya lagi.

Ponsel Ana seketika bergetar, Ia pun langsung melihat isi ponselnya tersebut.

Manda
Joging kuy.

Ana pun berfikir sebentar, sebenarnya ia malas untuk joging tapi dari pada di rumah dan merasa bosan akhirnya ia pun menyetujui ajakan dari sahabat nya.

Ana
Ok.

Dan selang beberapa detik kemudian Manda pun membalas pesannya.

Manda
Gue tunggu di taman deket komplek rumah Lo yh. Awas kalau lama!!

Ana
Iyh.

Read.

Lalu Ana pun langsung bergegas menuju kamar mandi, membersihkan tubuhnya dan memakai Cardigan dan celana panjangnya tak lupa untuk mengikat kuda lumping rambutnya.

Setelah rapih dengan penampilannya ia pun berjalan menuju taman deket komplek rumahnya.

"Manda"

***

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang