#2

18 1 0
                                    


Adzan subuh berkumandang. Angel selalu menjadi yang pertama datang ke mushola.

Angel memang rajin menunaikan jama'ah fardhunya.

Seperti biasanya,setelah jama'ah sholat subuh di adakan istighosah bersama yang di pimpin KH. Ahmad Syarifuddin pemilik ponpes Al-Munawir.

Istighosah di mulai dengan khidmat. Namun saat seperti ini Angel milih menulis dan bergelut dengan imajinasinya untuk menghilangkan rasa kantuknya.

Dari kebiasaan inilah Angel sering di tegur pengurus karena hobinya yang mengganggu kegiatannya.

"Kenapa aku tiba-tiba rindu pulang? Rindu mamak? Bapak? Kapan aku bisa pulang?" Angel berkata dalam hati.

Deg.... Dia baru ingat kalau kemarin kakaknya mengirim pesan bahwa bapak sedang sakit.

Dia juga baru ingat kalau keluarganya sedang dalam kesusahan ekonomi. Adiknya jatuh sakit tak berdaya.
Hal ini semakin membuat Angel merasa bersalah.
Bersalah karena dulu dia yang telah menentang perkataan keluarganya untuk memilih jalannya sendiri.

Wajah Angel semakin cemas dengan perasaan tak karuan. Angel takut terjadi apa-apa dengan bapaknya.

Baginya bapak adalah segala-galanya. Karena sebenarnya dia lebih dekat dengan bapak di banding mamaknya.

Namun ia berusaha tenang. Dia ingin menulis dan menyendiri. Dia butuh waktu untuk menenangkan diri.

"Tapi sekarang kan istighosahan. Gimana caranya aku keluar ya?" mencoba cari cara untuk keluar.

Dengan hati deg-degkan ia memberanikan diri untuk pura-pura izin ke kamar mandi. Walaupun ia tahu,mbak-mbak pengurus akan mencurigainya.

Dengan pelan. Angel menuju sebuah ruangan sepi dimana jarang orang-orang akan masuk ruangan itu.

Saat berhasil kabur dari musholla dan akan mulai menulis. Tiba-tiba Sari datang menghampiri Angel. "Assalamualaikum ukhty. "

"Waalikumsalam." jawab Angel.

"Kamu disini sedang apa ngel?" tanya Sari.

"Saya lihat kamu sedang sedih. Apakah ada masalah ukhty?" Lanjut Sari bertanya.

Sari yang memang pendiam dan alim jarang sekali akrab dengan teman yang lain,tiba-tiba bermurah hati untuk menghampiriku.

Namun kali ini,"Sari begitu peduli terhadapku." Kata Angel dalam hati.

"Tidak ukhty. Aku baik-baik saja. Cuma lagi pengen sendiri" tanpa di sadari air mata Angel meluncur membasahi pipinya.

Dengan sigap Sari memeluk Angel "Ceritalah ukhty. Saya siap mendengar curhatanmu. Siapa tahu saya bisa bantu ukhty"

Dengan suara terisak Angel menceritakan semua beban,masalah yang di pikulnya.

Ia juga menceritakan mengapa disini dia tidak tenang belajarnya. Karena sejak awal masuk sekolah disini, keluarganya tidak setuju.
Ia harus mati-matian meyakinkan keluarganya.

Mereka saling tukar cerita sama lain. Sejak saat itu Angel dan Sari menjadi sahabat. Angel bersyukur di pertemukan dengan Sari yang masyaallah baiknya...

PelangiKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang