Fatimah

75 0 0
                                    


Fatimah Khairunnisa Faridhah kini tinggal bersama neneknya, Mariam di kota New York. Orang tua Fatimah sudah meninggal sejak Fatimah masih berusia 10 tahun karena sebuah kecelakaan yang meninggalkan luka yang cukup membekas di hati gadis yang kini sudah berusia kepala dua ini.

Hidup di negara No.1 di dunia ini tidak menghalangi dirinya untuk selalu taat beribadah kepada Sang Khaliq, Allah Swt. Meskipun di negeri yang terkenal menentang Agama Islam itu.

Tuk tuk tuk tuk

"nenek masak apa hari ini?" Fatimah mengikuti aroma lezat yang dapat menggugah nafsu makan setiap orang yang menciumnya.

"coba tebak~" ucap Mariam tertawa gurau

"sayur oyong yaa??" tanya Fatimah bersemangat

"bingo!"

"nenek dapet darimana sayur oyong ini??"

"nitip ke temen nenek, katanya dia nemu di pasar kemarin malam. Tumben banget kan ada sayur tropis di musim dingin kayak gini?" mariam memasukan potongan oyong yang sudah ia potong ke dalam pot sedang berisi air mendidih yang sudah dibumbui.

Fatimah melipat lengan bajunya dan berdiri di sebelah Mariam.

"Fatimah mau bantu dong" kata Fatimah

"memang tugas kuliahmu sudah beres semua??" jawab neneknya

"uhm.. belum.. hehe"

"ya kerjakan dulu sana, baru bantuin nenek"

"tapi Fatimah harus ke perpus nek.." Fatimah cemberut seperti anak kecil yang tidak diperbolehkan main keluar rumah.

"memang, kapan deadline-nya?" tanya Mariam penasaran.

"tanggal 5 Januari" jawab Fatimah cemberut

"hm.. ya sudah, tolong cuci bihunnya ya, say."

Mata coklat Fatimah seketika berbinar-binar mendengar jawaban neneknya itu.

"yeayyyy" ujar Fatimah bahagia

"tapi inget, besok kamu lanjutin tugasnya ya"

"asyiaaap!" jawab Fatimah melakukan hormat kepada neneknya.

***

Matahari tampaknya sudah bersembunyi dibalik cakrawala, seakan-akan lelah telah bersinar sepanjang hari. Terdengar lantunan ayat suci Al-Quran yang seakan-akan menjadi penghangat di tengah dinginnya musim dingin yang menunsuk tulang di negeri Paman Sam ini.

"shadaqallahul adzim.."

Fatimah mencium kitab suci-Nya dan berganti pakaian hendak pergi ke perpustakaan. Dengan mengenakan kerudung panjang berwarna hitam, gamis biru, dan mantel cokelat ia pamit kepada neneknya.

"jangan terlalu larut ya, say." Mariam mengelus kepala Fatimah dengan penuh kasih sayang.

"oke, insyaa allah Fatimah pulang jam 8-an" jawabnya mencium punggung tangan wanita yang sudah keriput itu.

"assalamu 'alaikum"

"wa'alaikum salaam"

Sepanjang perjalanan menuju perpustakaan, Fatimah memasang ear phone dan mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran selagi ia mengikuti apa yang ia dengar.


"itu orangnya?"

"berdasarkan ciri-cirinya, benar itu orangnya"

"heh.."


To be continue...

Call You MineWhere stories live. Discover now