1. Prolog

3.2K 391 70
                                    

Kerusuhan di Indonesia pada tahun 1998 membuat beberapa keluarga dengan darah Tionghoa harus pindah negara. Demi melindungi keluarga, mereka rela keluar dari negara yang mereka cintai itu.

Termasuk keluarga Surya.

Keluarga berkecukupan yang memilih meninggalkan Indonesia, dan menetap di Jepang.

Jiyong Arvana Surya dan Taeyang Pranara Surya, kedua saudara dan dua kepala keluarga itu memilih untuk pindah bersama ke Jepang. Mereka ingin memulai keluarga besar mereka yang baru di tempat yang baru dan lebih aman.

Mereka berharap dengan lingkungan baru ini, mereka bisa mempertahankan kebahagiaan keluarga mereka.




















Yokohama, 2008

"Ma! Aku lolos ke tahap final!" seru seorang anak laki-laki berumur 14 tahun, berlarian menuruni tangga rumahnya.

Wanita paruh baya tengah mencuci piring mendengar anak pertamanya berseru kegirangan dan berlarian di tangga.

"Kai jangan lari-larian di tangga!" serunya.

Anak laki-laki itu— Kai Nirvana Surya meloncat senang sembari mengangkat ponselnya.

"AKU LOLOS KE TAHAP FINAL!" seru Kai.

Mamanya— Taeyeon Anandini memicingkan mata saat Kai menyodorkan ponselnya. Ponselnya menampilkan sebuah email dengan ucapan selamat.

Taeyeon berkaca-kaca. "SAYANG KAMU LOLOS?!"

Ia langsung memeluk Kai erat, saat mengetahui anak pertamanya itu lolos ke tahap final di sebuah olimpiade matematika bergengsi di Tokyo.

Olimpiade itu diselenggarakan oleh pemerintah sendiri untuk mencari potensi-potensi muda agar mudah di salurkan dalam pembangunan.

"Kenapa sih ribut-ribut?"

Jiyong Arvana Surya muncul dari halaman belakang, melihat istri dan anak laki-lakinya berpelukan.

"Sayang, Kai lolos ke tahap final!" seru Taeyeon sangat gembira.

"Masa?!" Jiyong ikut terkejut, hingga Kai menyodorkan ponselnya.

Jiyong membaca dengan rinci isi email yang diperlihatkan Kai. Hingga pada kata penutup Jiyong tersenyum sangat lebar.

"INI BARU ANAK AYAH!" kata Jiyong sambil memeluk Kai erat.

"Kalo aku lolos final berarti aku harus seminggu di karantina di Tokyo." kata Kai menginfokan.

"Iya gapapa, nanti Mama sama Papa bakal nganter kesana." kata Jiyong sambil mengacak rambut Kai.

"Kai mau makan malam apa hari ini? Mama buatin." kata Taeyeon.

"Enggak usah, gimana kalo kita makan di luar?" usul Jiyong. "Kamu mau makan di restoran mana? Italia? Perancis? Kemana aja Kai mau."

Kai nampak berpikir sebentar. "Kai mau makan pasta."

"Oke! Papa pesen tempat dulu di restoran Italia paling enak disini!"

Jiyong langsung pergi ke ruang kerjanya untuk mengambil ponselnya.

Taeyeon mencium kedua pipi Kai bergantian, membuat anak itu tertawa geli.

"Mama sama Papa bangga sekali sama kamu!" katanya.

Dan semua itu ditonton oleh anak bungsu dari keluarga tersebut yang sedang menggenggam kertas ulangan matematika dengan nilai 84.


















stone » jennie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang