4. Summer!

2K 314 105
                                    

Pip! Pip! Pip!




Seorang pemuda memasukan password pada kamar apartmen bernomor 78. Pemuda dengan baju kaos hitam tanpa lengan membawa sebotol air minum, dan dari keringat yang mengucur di dahinya sudah dipastikan ia dari luar.

Begitu kunci terbuka, pemuda itu masuk dengan santainya.

"Yong!" panggilnya.

Kalung dengan liontin emas bertuliskan Yuta nampak mencolok. Ia melepaskan sepatunya, dan memasuki ruang tengah.

"Yong— SI BANGSAT KAN BENER MASIH TIDUR!" teriak Yuta begitu melihat sahabat karibnya yang berasal dari Korea Selatan itu masih terbaring di sofa tanpa baju atasan, dan televisi yang menyala.

Taeyong mengangkat kepalanya untuk melihat Yuta yang datang. "Apa sih njing berisik."

"Eh goblok udah jam 10 ini bangun kek!" omel Yuta sambil menarik bantal Taeyong.

"Bangsat!"

"Habisnya lo kek ga ada kehidupan anjing jijik gue liatnya!"

Taeyong menggulingkan badannya jatuh dari sofa. "Males gue ah."

"Males mah males aja anjir tapi ini lo ga ada angkat telpon, bales line!"

"Apa gunanya hape kalo Jennie ga ada ngehubungin gue!"

Yuta yang sedang membereskan sampah-sampah di meja depan tv terdiam. "Hah?"

"Dari kemarin Jennie ga ada angkat telpon, ga ada bales line, gue sampe ngekode di ig story!" omel Taeyong sambil mengecek kembali ponselnya.

"Ah kan ga ada! Males hidup gue!" pekik Taeyong.

Tangan Yuta benar-benar gatal ingin memukul Taeyong saat ini. "ANJINGAN CUMAN GARA-GARA ITU?!!"

"Diem lo pacar lo di Jepang jadi lo gatau rasanya!" komentar Taeyong sambil memeluk bantal yang tadi direbut Yuta.

Yuta menghela nafasnya. "Cuci muka Yong, temen-temen nungguin mau main basket."

"Ogah."

Yuta bangkit membuang sampah-sampah Taeyong. Sedangkan Taeyong naik lagi ke sofa dan kembali pada posisi sebelumnya.

"Yong gue tungguin nih!"

"Gue bilang gamau!"

BYUR!!

Yuta menyiram kepala Taeyong dengan air mineral yang ia bawa.

"BURUAN MANDI SETAN!!"

"YUTA BAJINGAN!!"



















"Bona udah selesai packing?" tanya Papanya yang sedang membaca koran di ruang tengah.

"Udah Pah." jawab Bona senang.

"Papah kayaknya enggak bisa lama di Hokaiddo, jadi dua hari disana kamu tanpa Papah gapapa?"

"Emang Papah mau kemana?" Bona yang ingin beranjak ke lantai dua berhenti sejenak.

"Ada urusan di Indonesia."

Bona mengangguk. "Iya, kan aku sama bunda juga."

Kemudian Bona melangkah menuju kamarnya untuk memastikan barang-barang yang akan ia bawa.

Ia memasuki ruangan dengan nuansa rosegold dimana-mana. Bona melangkah menuju meja riasnya, memastikan skincare yang dibawa sudah lengkap.

Setelah merasa semua sesuai yang ia harapkan, ia menghela nafas sambil tersenyum. Kemudian tangannya turun meraba perut bagian bawah kiri.

stone » jennie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang