"Soo Bi! Makanannya sudah siap!" Teriak Yeonjun, sang sulung dari Choi bersaudara yang masih sibuk menata alat makan Di susul dengan Beom Gyu yang membawa piring berisi tumpukan roti tawar Dan setoples selai coklat ditangannya yang lain seraya menuju ke meja makan.
"Hyung, dari pada kau diam lebih baik jika kau menyusul nuna. Bisa-bisa kita telat untuk sarapan." Saran Beom Gyu, si bungsu pada Soo Bin yang dari tadi hanya diam seraya memainkan hp di meja makan.
Tak lama terdengar hentakan kaki dari atas tangga yang terletak diruang tengah. Di sana akhirnya terlihat sosok yang dari tadi mereka tunggu. Dengan berpakaian seragam sekolah yang masih berantakan gadis itu menuruni tangga lalu langsung berlari menuju ruang makan.
"Mianhae." Ucapnya seraya menduduki salah satu kursi yang tersedia di meja makan.
"Tak biasanya kau lama seperti ini." Ucap Beom Gyu heran lalu ikut duduk di kursinya.
"Telat bangun." Soo Bi menjawab singkat karena dia masih sibuk dengan jas sekolahnya.
"Habis apa kau tadi malam? Apa kau bekerja keras?" Tanya Yeonjun dengan senyum jailnya.
Soo Bi menatap jijik pada oppa-nya yang melontarkan pertanyaan ambigu tetapi ia tahu maksudnya.
"Apa otakmu mau kusikati biar bersih?"
"Hei, aku salah apa?"
"Oppa, kau jangan pura-pura polos. Aku tahu maksud dari omonganmu yang bermakna busuk itu."
"Memangnya maksudku apa?" Yeonjun pun tersenyum licik pada Soo Bi.
"Hei, kapan kita mulai sarapan?" Ucap Soo Bin yang dari tadi hanya diam, lalu ia pun menatap Soo Bi sehingga Soo Bi mengernyikkan dahinya. "Mwo?" Ucapnya sinis.
"Kau sebagai anak perempuan bukannya bangun paling pagi untuk menyiapkan semuanya. Kalau kau bangun telat seperti ini apa yang terjadi dengan suamimu?" Ucap Soo Bin sinis.
Soo Bi yang merasa tak terima pun melempari roti tawar yang tersedia di meja pada Soo Bin yang duduk pas di hadapannya.
"Hei! Kau pikir ini tak beli apa?" Teriak Yeonjun disusul dengan tindakan cepat Beom Gyu untuk mengambil piring yang berisi tumpukan roti itu.
"Apa-apaan kau?" Soo Bin menutupi kepalanya untuk melindungi diri dari serangan roti dari Soo Bi.
"Kau pikir perjuanganku selama ini belum cukup hah?!" Ucap Soo Bi yang masih melempari sobekkan kecil roti tersebut pada Soo Bin.
"Choi Soo Bi! Bisakah kau menghentikan perbuatanmu itu?" Bentak Yeonjun pada Soo Bi sehingga gadis itu langsung menutup rapat mulutnya.
Soo Bin yang merasa dirinya telah menang pun menjulurkan lidahnya pada Soo Bi.
"Cih." Soo Bi menatap jijik dan jengkel pada saudaranya yang satu ini.
"Nuna, kau selalu saja seperti itu. Apa kau tak bisa menghilangkan kebiasaanmu untuk melempar makanan jika kau kesal?" Ucap Beom Gyu yang juga merasa risih dengan kebiasaan Soo Bi.
"Bukan makanan saja, tapi setiap benda yang ada di dekatnya atau di genggamannya pasti ia pergunakan untuk melempar." Ralat Soo Bin seraya melirik sinis ke arah Soo Bi.
"Itu maksudku." Ucap Beom Gyu disusul dengan memetikkan jari tengah dan jari telunjuknya.
"Kenapa disini seakan aku yang paling bersalah? Kenapa tidak salahkan Soo Bin yang tadinya memulai duluan?" Ucap Soo Bi membela diri lalu menunjuk tepat di batang hidung Soo Bin yang mancung itu.
"Mari kita berdoa..." Ucap Yeonjun yang kemudian suasana di meja makan menjadi hening seketika.
Dengan kesal, mau tak mau ia juga ikut berdoa.
"Selesai."
Semua yang ada di meja makan pun sudah mengambil roti di masing-masing tangan di ikuti dengan Soo Bi yang masih memasang ekspresi masam.
"Omong-omong, Yoo La kemana? Apa dia juga ikut bangun kesiangan?" Tanya Beom Gyu yang mulutnya masih mengunyah roti.
"Ah, benar juga. Yoo La! Ba--"
"Apa oppa tidak ingat? Mulai hari ini dia akan mengikuti les pagi di sekolahnya, tentunya orang rajin seperti dia akan bangun pagi buta untuk menyiapkan bekalnya lalu sarapan sendiri dan berangkat." Ucap Soo Bi pada Yeonjun yang tetap fokus memoleskan selai cokelat pada selembaran roti yang ia genggam.
"Aku baru ingat kalau Yoo La bersekolah di sekolah yang berbeda dengan kita." Ujar Beom Gyu.
"Benar juga, saking pintarnya dia di sekolahkan oleh lembaga sekolah itu sendiri."
"Apa kabar kita? Walaupun sekolah elite, tapi kita masih di bawahnya."
"Yang penting sekolah Soo Bin, tak bersyukur sekali kau."
"Kalau membicarakan Yoo La, aku merasa kita ini seperti sekumpulan orang bodoh."
Seketika yang berada di meja makan diam.
"Ya... seperti sekumpulan orang bodoh." Ucap Soo Bi seraya menepuk-nepuk kedua tangannya. "Aku sudah selesai, Soo Bin, Beom Gyu, jangan merenungkan nasib sajalah. Kalau kalian seperti itu kalian benar-benar seperti orang bodoh." Ujar Soo Bi pada kedua saudaranya yang hanya makan dengan Slow Motion.
"Hei, kalian bisa terlambat nanti. Bawa saja sana roti kalian." Ucap Yeonjun seraya menepuk pundak masing-masing kedua orang itu.
Soo Bi hanya memutarkan ke atas bola matanya untuk merespon suasana itu. Kedua orang itu pun bangkit berdiri lalu berjalan ke depan untuk berangkat sekolah.
"Hyung, berangkat!" Pamit keduanya bersamaan.
"Oppa, jangan lupa untuk niat kuliah bukan untuk mencari perempuan saja."
"Apa katamu?!" Teriak Yeonjun dari belakang, cepat-cepat Soo Bi keluar sambil menjinjing kedua sepatu sekolahnya.
"Aish anak ini, apa kau tak tahu berapa tahun Yeonjun hyung berjomblo ria?" Ucap Beom Gyu yang baru saja keluar dari rumah di ikuti Soo Bin di belakangnya.
"Hei, kalau niat mencari ilmu ya cari, bukan malah di gunakan sebagai sarana mencari jodoh." Ucap Soo Bi seraya mengelus pelan kepala Beom Gyu yang ukuran tingginya lebih tinggi dari dirinya.
"Seperti kau tak mencari jodoh saja di sekolah." Ejek Soo Bin.
"Hah?"
"Memangnya nuna kenapa hyung?"
"Kau tak tahu? Sejak kelas 1 hingga sekarang ini ia sudah menyukai Jihoon."
"APA KAU BILANG?!"
Seketika emosi Soo Bi meledak. Dengan sigap gadis itu mengejar Soo Bin yang sudah berlindung di belakang Beom Gyu.
"Jihoon hyung? Temang sekelas kalian kan?" Ucap Beom Gyu yang tak begitu mempedulikan kedua orang itu walaupun tubuhnya yang repot.
"Yap, yang pendek itu." Ucap Soo Bin yang masih bersusah payah untuk menghindar dari kejaran Soo Bi.
"Kata siapa aku menyukainya?" Tanya Soo Bi yang masih bermain kejar-kejaran dengan saudaranya itu.
"Ada saja." Ejek Soo Bin seraya memasang ekspresi mengejek pada Soo Bi.
"Awas saja ya kau jika aku sampai menangkapmu!" Ancam Soo Bi.
"Kenapa pagi ini kau sangat emosian? Apa kau sedang ada tamu?" Tanya Beom Gyu heran seraya masih menatap adegan Tom And Jerry di depan matanya.
"Bukan urusanmu!" Serang Soo Bi pada namdongsaeng-nya itu.
YOU ARE READING
MY Nightmare
RomanceMungkin jika dipersingkat, mimpi buruk selalu di hubungkan dengan hal-hal mistis. Tapi tidak dengan Choi Soo Bi yang tak tahu takut dengan namanya hantu atau hal yang berbau mistis. Justru menurutnya hal yang paling ia takuti adalah bermimpi tentang...