Can Talk With You Though...

20 4 11
                                    

"Lee Jihoon!" Teriak gadis berambut pendek disertai dengan poninya yang kotak sehingga ia terlihat sangat imut.

Gadis itu berlari-lari kecil menghampiri Jihoon yang sedang mengunyah makanan ringan yang sedari tadi ia bawa hingga pulang sekolah ini. Pria mungil itu menatap datar ke arah gadis yang memanggilnya seraya berlari kearahnya.

Gadis itu pun terlihat sedang mengumpulkan nafas dalam-dalam saat telah sampai di sebelah Jihoon.

"Mwo, Jung Eun Bi? " Ucap Jihoon setelah menelan makanannya.

"Aish, dari tadi kau itu dipanggil oleh gyojang-nim tahu." Ucapnya seraya mengambil air mineral di salah satu tangan Jihoon.

"Hei, apa-apaan kau ini?" Ucapnya yang tetap tenang melihat sahabat masa kecilnya yang dengan seenaknya meminum air mineral yang sedari tadi ada dia bawa hingga lenyap diminumnya.

Setelah minum, Eun Bi pun mengembalikan botol yang kosong itu pada Jihoon. Dengan tatapan mangkel, Jihoon hanya pergi melewati gadis itu.

"Hei! Kau mau kemana?" Teriak Eun Bi.

"Tentu saja ke ruang gyojang-nim. Kau bilang, aku dipanggil olehnya." Ucap Jihoon yang tetap berjalan lurus.

"Hei! Aku sama sekali tak dapat mendengarmu!" Teriak Eun Bi.

Jihoon pun hanya menggelengkan kepalanya. "Kenapa gadis ini sama sekali tak sembuh dari penyakit pikunnya?" 

***

Keesokan harinya, hampir seluruh penghuni sekolah terlebih yang kaum hawa, mereka sedang berkumpul mengerumuni mading sekolah walau harus berdesakkan mereka tetap bersikeras untuk melihat apa yang ada disana.

Dari kejauhan, terlihatlah Soo Bi, Lisa, dan Luda yang terlihat sangat bingung akan lautan manusia yang berukuran kecil itu. 

"Ada apa? Kenapa sambil memfotoi yang ada di mading?" Ucap Lisa heran seraya melihat sekeliling tempat mading berada. Hampir semua mading di kerumuni oleh kaum hawa.

"Entah." Balas Soo Bi yang sepertinya tak terlalu tertarik akan kerumunan itu.

"Lebih baik jika kita langsung melihatnya." Ucap Luda seraya menarik tangan kedua sahabatnya ke kerumunan itu.

Dengan pasrah mereka pun ikut. Dengan perjuangan Luda membukakan jalan untuk mereka agar dapat melihat apa yang ada di sana.

"Permisi..." Ucapnya seraya melewati kerumunan itu.

Saat telah sampai di tujuan, Luda, Soo Bi, dan Lisa pun ikut ternganga pula saat melihat apa yang ada di sana. Disana ada poster pria yang sedang menggunakan seragam sekolah mereka. sepertinya sekolah sedang mempromosikan sekolah untuk tahun ajaran baru.

 sepertinya sekolah sedang mempromosikan sekolah untuk tahun ajaran baru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Itu Jihoon bukan?" Ucap Lisa lirih.

"Benar, lihat diposter satunya. Ada tanda tangan miliknya pula." Ucap Luda yang menunjuk poster yang ada di sebelahnya.

" Ucap Luda yang menunjuk poster yang ada di sebelahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Waw... Benar-benar idolanya sekolah ya walaupun kecil begitu." Ucap Soo Bi yang cengar-cengir menatap poster tersebut. 

"Kecil begitu kau suka kan?" Ucap Luda.

"Tentu saja." Ucap Soo Bi dengan bangganya.

Tak lama kemudian sosok yang sedari tadi di pandangi oleh Soo Bi pun muncul di ambang pintu gerbang. Cepat-cepat Soo Bi pun keluar dari area itu dan dengan langkah cepat ia menjauhi kerumunan tersebut. 

"Choi Soo Bi!" Suara teriakan itu seketika membuat gadis itu membatu di tempat.

Itu suara Jihoon. 

Pria mungil itu pun melangkah ke arah Soo Bi yang masih membelakanginya di ikuti dengan tatapan kagum dari para kaum hawa. 

"Hei, apa kau tak punya telinga?" Ucapnya sehingga membuat Soo Bi cepat-cepat berbalik untuk menghadapnya.

"Mwo?" Ucap Soo Bi namun nada suaranya menjadi seperti tersinggung.

"Sepertinya kau benar-benar tak punya telinga." Ucap Jihoon datar seraya memasukkan salah satu tangannya ke dalam kantong saku celana putihnya.

Seketika ekspresi Soo Bi yang malu-malu berubah menjadi sedikit jengkel karena menahan amarah.

"Apa kau sendiri tak dapat melihat?!" Ucap Soo Bi seraya menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya untuk menunjukkannya pada pria yang lebih tinggi darinya tapi lebih pendek dari pria pada umumnya.

Jihoon hanya menatapnya dengan datar. "Apa kau sendiri tak dapat melihat jika aku juga punya mata?" Ternyata pria itu memutar balikkan perkataan Soo Bi.

Seketika bisikan dari segala penjuru pun terdengar. Tak lama, wajah Soo Bi yang awalnya putih menjadi merah bagai udang rebus. Dengan cepat Soo Bi pun berlari pergi meninggalkan Jihoon. Kedua Sahabatnya pun juga mengikuti Soo Bi dari belakang. 

Jihoon yang masih tetap di tempat pun tersenyum miring. Merasa puas karena kahirnya ia dapat berbicara dengan Soo Bi walau harus membuatnya marah dahulu. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 16, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MY NightmareWhere stories live. Discover now