Taehyung turun dari panggung sembari mengelap keringatnya yang mengalir deras. Disusul oleh member lain yang juga mengelap keringat mereka. Suara tarikan nafas bersahut-sahutan.
Konser hari ini telah berakhir. Namun teriakan fans di luar sana masih menggema dan terdengar hingga ke belakang panggung.
Para staff merapat ke tiap member, mulai mengipasi mereka, memberikan minum, dan bahkan mengelap keringat mereka juga.
Namun Taehyung, memilih menjauh dan terduduk sendiri di sofa paling ujung. Ia mengecek tanggal di handphone nya.
16 November.
Taehyung perlahan memejamkan matanya yang terasa berat, mencoba untuk tertidur, atau mencari alasan agar air matanya tidak jatuh.
*
Januari, 2017.
Soobin mengecek tensi Taehyung di sela-sela waktu latihan. Angka-nya normal, tapi ia tetap mengomeli hyung satu-satunya ini.
"Aku sudah bilang untuk tidak memforsir dirimu kan? Daya tahan tubuhmu memang mirip robot, tapi robot pun bisa kehabisan baterai, hyung." Soobin mengomel.
Taehyung hanya meringis. Ia kemudiam minum air putih dari botol minum kesayangannya.
"Sudahlah, aku tau kondisiku. Apa tidak bosan selalu jadi satpam kiriman Ayah?" Gerutu Taehyung.
Soobin manyun.
"Aku bahkan sudah tidak punya perasaan lagi kalau menyangkut dirimu. Tau?!""Sudahlah, toko roti di depan agensi sudah buka lagi, lebih baik kau kesana sebelum roti kesukaan yang kau rindukan berhari-hari habis." Taehyung mengusir Soobin secara halus.
Soobin hanya mengangguk, paham karena diusir, juga tidak mau kehabisan roti yang paling dirindukannya seminggu ini.
Ia bangkit sambil membawa alat tensi nya. Tapi tidak dibawanya keluar, melainkan ia taruh di meja satu-satunya yang ada diruang latihan ini. Bukan karena ia akan kembali untuk mengambilnya, tapi karena memang tempatnya ada di situ. Alat tensi itu selalu ada disana ntah sejak kapan. Mungkin sejak Taehyung bergabung di agensi ini?
Soobin membuka pintu ruang latihan dan berpapasan dengan Jungkook yang sedang meminum soda-nya. Dibelakangnya ada Jimin yang membawa sekotak ayam. Mereka berdua sepertinya habis mengambil pesan antar mereka.
"Kookie hyung, bukankah aku sudah bilang gigimu bisa tambah rusak dan dicabut jika minum soda setiap hari?" Sapa Soobin sambil berlalu.
Jungkook terdiam. Ia berhenti meminum sodanya. "Ya! Aku baru meminumnya lagi setelah seminggu." Jungkook berteriak ke Soobin yang hanya terlihat punggungnya.
Soobin balik berteriak namun tidak berbalik, ia hanya mengangkat tangannya. "Aku tidak percayaaa!"
Jimin yang melihatnya hanya bisa tertawa.
Memang salah satu keberuntungan besar punya kenalan seorang calon dokter, tapi dibalik keberuntungan itu, tetap ada konsekuensi nya. Diomeli tiap bertemu, misalnya.
Jungkook dan Jimin berjalan ke arah Taehyung yang sedang merebahkan diri.
"Taehyung-ah, sepertinya Soobin semakin cerewet dari waktu ke waktu." Ujar Jimin.
Taehyung bangkit dari tidurnya dan langsung mengambil paha ayam dari kotak yang dibawa Jimin.
"Beruntunglah Soobin hanya cerewet ke kalian sesekali, ia bahkan melakukannya padaku setiap hari." Keluh Taehyung.
Jungkook mengangguk. "Dia bahkan memperingatiku untuk tidak minum soda. Heuh. Apa dia selalu hidup sehat sejak kecil Hyung? Apa kau juga melakukannya? Apa itu konsekuensi punya ayah seorang dokter?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Blood
FanfictionSinopsis: Ibuku bercerai sejak aku masih sangat kecil. Mungkin sekitar 3 atau 4 bulan. Kemudian ibuku menikah lagi dengan ayah tiriku saat aku berusia 2 tahun. Namun ibuku mulai sakit-sakitan dan akhirnya meninggalkanku yang saat itu baru masuk seko...