Hari terus berlalu semenjak Nirmala mengetahui ia positif hamil. Ia murung sekali saat di kampus hingga membuat sahabatnya khawatir dengan perubahan sikap Nirmala. Nirmala yang biasa dikenal pendiam kini menjadi lebih diam. Tubuhnya benar-benar tidak terurus. Ia terlihat seperti orang sakit.
"Kamu kenapa, La? Akhir-akhir ini jadi makin diam. Ada masalah?" Nirmala pun hanya diam di hadapan sahabat lelakinya itu. Satu-satunya sahabat yang ia miliki.
"La, aku ini sahabatmu. Kalau ada masalah, kamu bisa cerita sama aku. Kita ini sudah lama bersahabat. Apa kamu tidak percaya denganku?" tanya pemuda itu. Nirmala menyerah, akhirnya ia mengajak sahabatnya itu ke tempat yang tidak terlalu ramai. Saat mereka duduk, bukannya bercerita Nirmala justru menangis. Gilang yang melihatnya seketika terkejut dan bingung karena Nirmala tiba-tiba menangis. Akhirnya Gilang hanya bisa menunggu Nirmala sampai gadis itu tenang.
Setelah beberapa menit ditemani suara isakan Nirmala, akhirnya suasana menjadi hening. Nirmala pun menghembuskan napasnya perlahan. "Aku hamil, Lang." Hanya tiga kata tapi seketika membuat Gilang terkejut.
"Ap-apa yang kamu katakan tadi? Kamu ham-" Belum sempat Gilang menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba terdengar bunyi dari ponselnya. Gilang segera menggeser panel hijau di ponselnya. Ia pun berdiri dan mulai berbicara dengan sang penelpon. Setelah beberapa menit, akhirnya sambungan telpon diputuskan sepihak. Gilang memandang sahabatnya dengan perasaan tidak enak.
"La, maaf ya aku tidak bisa lama menemanimu. Aku harus pergi dulu karena ada beberapa tugas yang belum aku selesaikan. Maaf ya, La!" Nirmala pun memaksakan senyumnya pada Gilang. Ia tahu akhir-akhir ini Gilang sibuk sekali, sehingga Nirmala tak bisa memaksa Gilang untuk terus menemaninya.
Sepeninggal Gilang, Nirmala pun ikut bangkit karena sekarang ia ada jam kuliah. Saat tengah berjalan tiba-tiba ada seorang pemuda yang tak sengaja menabraknya sehingga membuat buku-buku yang Nirmala bawa terjatuh semua. Pemuda itu pun langsung membantu mengambil buku Nirmala. Saat mata mereka berdua bertemu, seketika mereka terkejut. Tanpa banyak membuang waktu, sang pemuda langsung meninggalkan Nirmala yang berdiri dengan perasaan berkecamuk.
Vero, nama pemuda itu. Seorang pemuda yang membuat hari-hari Nirmala menjadi tak nyaman saat di kampus. Walaupun pemuda itu tak pernah menghubungi Nirmala, tapi setiap kali mereka bertemu, tatapan pemuda itu seolah menghunus ulu hati Nirmala semenjak Nirmala menolak pernyataan cinta dari Vero. Nirmala selalu mencoba untuk tetap tenang dengan kondisi ini.
Di kampus, Vero terkenal sebagai stalker sejati. Setiap kali ada seseorang yang menarik perhatiannya, ia selalu mengikutinya. Bahkan Vero sempat dicurigai sebagai seorang hacker karena dia benar-benar tahu hal detail pada targetnya. Dia memang sangat ekstrem jika menyukai seseorang.
⌚⌚⌚
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirmala's Story
Cerita PendekAku tidak tahu bagaimana detail kejadiannya. Semuanya terjadi begitu saja. Aku yang tak tahu apa-apa harus menanggung akibatnya. Aku pun harus menahan diri dari sindiran teman kampusku. Dan perlahan-lahan, semua orang yang kusayangi pergi meninggalk...