#C9

598 33 0
                                    

"Bisa ae pacar miper." Ejek Suho ke Kai.

"Ya elah, bang lu tuh gue puji malah gue dinistain." Cibir Kai.

"Ya udah iye." Suho ngalah.

"Gimana bang rasanya patah tangan?" Tanya Yedam dengan polosnya.

"Mau tau?" Tanya Suga balik.

"Kalau nggak tau mah ngapain gue nanya." Yedam dengan santainya menjawab.

"Entar kalau gue dah sehat, gue kasih tau rasanya ya." Suga smirk ke Yedam dan Yedam cuma gemeteran ngeliatin smirk Suga.

"Bang Suga kok lu bisa kecelakaan? Lu kan pembalap handal?" Tanya Jaehyuk penasaran.

"Pembalap kalau dicurangin mah pasti kalah." Jawaban Suga membuat semua orang berpikir keras untuk memahaminya.

"Nggak paham?" Tanya Suga kepada yang lain dan dijawab dengan gelengan kepala kompak dari semuanya.

"Ini muka pada ganteng, cool, perfect tapi otaknya pada lemot." Ejek Suga kepada semua dan mendapat nyonyoran dari J-hope.

"Yo serah lu dah, ceritain yang bener napa dah?!" Geram Jin menunggu cerita dari Suga.

"Jadi setelah kemaren gue pamit ke lu semua, gue langsung pergi terus waktu gue sampe lorong diperempatan dari Rumah bang Suho gue mulai ngerasa kalau diikuti, sebenernya gue dah curiga sejak keluar dari gerbang rumah bang Suho, dan karena gue rasa diikuti gue makin ngebut dong nah waktu dijalan raya ada anak kecil nyebrang mendadak karena gue masih ada hati nurari jadi gue ngerem mendadak dan gue jatoh abis itu nggak sadari diri." Suga menceritakannya dengan sangat jelas sampai mulutnya berbusa.

"Wajar aja lu songong, kan lu nggak sadari diri." Sindir Kai.

"Please ya Kai, nggak lucu banget lawakan lu." Sehun menyikut perut Kai.

"Nggak sopan banget sama yang tua ya lu." Kai berpura-pura memarahi Sehun.

"Beda berapa bulan aja belagu lu." Sehun membalas ucapan Kai.

"Ini dua anak nggak mikir tempat lagi, sukanya berantem mulu, kayak Aiz ama Jisung." Marah Chanyeol ke Kai dan Sehun.

"Ngakak gue tolong." Suga cuma ngakak diranjangnya sambil memegangi perutnya yang sakit karena tertawa terlalu banyak.

"Ini anak satu, udah tau sakit humornya nggak pernah tinggi." RM nyelentik telunjuknya ke dahi Suga.

"Bang Namjoo mah emang nggak pernah tau situasi, ini gue abis kecelakaan bukannya dibaikin malah disentilin." Suga ngatai RM sambil meniru cara bicara RM.

"Bacot amat dah nih bocah." RM menonyor kepala Suga.

"Bang urusannya dah selesai belom?" Tanya Chanyeol dengan gerak-gerik gelisah.

"Udah, tinggal nunggu dokter dateng buat ngurusin Suga lagi sama obat-obatan lagi. Lu kenapa?" Suho mengangkan sebelah alisnya karena heran melihat tingkah Chanyeol.

"Oh, gue cuma khawatir sama Aiz bang, takut kenapa-kenapa." Chanyeol menundukkan kepalanya dan menyeka air matanya yang mengalir di pipinya.

Degg...

"Aiz kenapa?" Suga sangat terkejut melihat Chanyeol menangis karena khawatir dengan keadaan Aiz.

"Tadi waktu mau pulang dan sebelum dapet kabar kalau lu kecelakaan, gue sama adek-adek mau pulang terus si Aiz lari duluan nah pas udah sampe di depan dia teriak karena ada yang ngelempar kotak dan yang ngelempar itu bawa pedang panjang, gue rasa sih itu samurai." Chanyeol menceritakannya ke Suga.

"Gue mau pulang sekarang! Bang urusannya udah kan?" Suga kembali menanyakan hal itu karena merasa khawatir dengan Aiz.

"Iya, gue telfon supir buat nganter lu." Suho kembali mengotak-ngatik hp nya untuk mencari nomer yang sekiranya dia butuhkan sekarang.






Keadaan dirumah sangat biasa, seperti tidak ada masalah. Jungwoo dan Taeil masih aja gangguin Jaemin dengan ngejekin Jaemin cupu karena nggak berani terang-terangan tentang perasaannya ke Aiz dan berbeda dengan Haechan yang sangat terang-terangan dengan perasaannya.

"Udah hyung, Nana masih kecil belom boleh pacar-pacaran dulu." Jaemin melempar boneka Angry bird kearah Jungwoo dan Taeil berkali-kali.

"Durhaka lu ama Pakde, entar nggak diajak jalan-jalan lagi dah." Jungwoo mengkompori Taeil dengan menyebutnya Pakde.

"Kayaknya lu deh yang bakal nggak gue ajak jalan-jalan." Taeil semirk ke arah Jungwoo.

"Ah hyung gitu ye mainnya, ok perghibahan kita sampai sini aja." Jungwoo menjauhkan jari telunjuk kanan dan kiriya didepan muka Taeil.

"Dih mirip bocah, Jisung sama Aiz yang bocah aja kagak kayak lu." Taeil membanding-bandingkan Jungwoo dengan Jisung dan Aiz.

"Wah nggak terima gue." Jungwoo menarik lengan bajunya sampai pundak, berlagak seperti orang yang ingin mengajak berantem.

"Jungwoo hyung mah masa kecilnya kan disalon jadi gini deh, hobi ghibah." Celetuk Jaemin dan otomatis mendapat nyonyoran dikepalanya. Semua orang yang tadi merasa terganggu dengan kerusuhan yang terjadi diantara Jaemin, Jungwoo, dan Haechan sekarang ikut tertawa karena ngeliat ekspresi Jaemin yang menahan marahnya.

"Kalau gue jadi Jaemin mah udah marah besar sih." Seperti biasa Chenle mulai mengeluarkan semburan-semburan gas untuk disambar dengan api.

"Gue juga dah." Yuta merupakan api yang berkolaborasi bersama gas Chenle.

"Eh Yuta kolab sama Chenle sekarang yak." Jaehyun menyadari itu dengan memasang wajah tidak percaya.

"Mana ada? Gue kasian aja ama Chenle nggak ada yang jadi api nya." Yuta mengelus surai rambut Chenle dengan lembut.

"Sayang banget deh sama Yuta hyung." Chenle mengambil ancang-ancang memeluk Yuta tapi dihalau dengan tangan Yuta.

"Idih apaan lu, main meluk-meluk aja." Yuta merinding karena hampir dipeluk oleh Chenle.

"Hyung mah gitu?" Chenle mempoutkan bibirnya.





"Huahh gue bosen!!!" Haechan teriak tiba-tiba dan membuat semua orang melihat kearahnya.






"Kenapa lu? Aneh bener nih hari?" Tanya Johnny ke Haechan.

"Gue kangen BoNyok gue." Haechan memeluk dirinya sendiri sambil guling-guling dilantai. Semua merasa heran karena orangtua Haechan baru berangkat tapi udah kangen aja.

"Bener kata Taeyong tadi, Haechan sarafnya kena deh, jadi aneh bener nih." Haechan cuma nyengir dikatain Taehyung.

Tringgg....

Bel rumah Suho berbunyi, semua terkejut dengan itu. Bukan karena mereka tidak pernah mendengarnya tapi karena mereka masih shock dengan kejadian yang belum lama terjadi tadi. Terutama anak kembar itu, Aiz dan Jisung.

"Biar gue aja yang buka." Johnny pergi ke arah pintu sambil membawa pistol daruratnya, tenang Pistol milik Johnny sudah mendapat surat dari pihak berwajib jadi bukan barang ilegal.

Clek...

Johnny langsung mengarahkan pistolnya ke arah orang yang berada didepan pintu.

"Astaga!" Orang itu terkejut melihat pistol berada didepan wajahnya. Sontak Johnny langsung menurunkan pistolnya setelah melihat siapa yang datang.

"Gue kirain tadi siapa." Johnny langsung meninggalkan orang itu bersama teman-temannya dan pergi ke ruangan tempat dirinya tadi berada.

"Woh Jyani, ini bantuin mapah Suga." Perintah Suho melihat Johnny yang pergi tanpa beban.

"Apa hyung? Kan yang lain ada, kenapa harus gue sih?" Johnny tetap membantu Suga berjalan ke arah ruangan tengah.

"Tumben lu nurut ama Hyung-deul, kesambet ya lu?" Suga nanya sambil cekikikan.

"Diem atau gue tinggalin disini?!" Johnny ngamcem Suga dengan muka datarnya.

Posessive BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang