#C14

154 16 2
                                    

"Sok malu lu, biasanya juga bikin malu mulu." Cibir Jungwoo sambil ngelepas tangan Haechan yang menutup mulutnya.

"Kali ini gue beneran malu hyung." Haechan meninggalkan Jungwoo dan berjalan lebih dahulu.

Aiz dan Jisung duduk bersebelahan hanya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru matematikanya yang belum selesai mereka kerjakan karena kejadian kemaren yang membuat mereka bener-bener ketakutan, tidak hanya Aiz dan Jisung tetapi Chenle, Haruto, Jeongwoo, dan Junghwan juga ikut mengerjakan tugas itu.

Lebih tepatnya mereka hanya menyalin semua tugas Aiz, bukan mereka tidak bisa mengerjakannya tapi jika mereka ngerjain sendiri maka akan membutuhkan waktu yang lebih lama jadi mereka memutuskan untuk menyalin tugas Aiz kali ini.

"Untung ini mapelnya abis istirahat jadi bisa santai." Jeongwoo nutup bukunya karena udah selesai ngerjain tugasnya.

"Santai pala lu, gue yang mikir lu tinggal nyalin, mana nggak ngucapin makasih." Sindir Aiz sambil masang muka nyinyir.

"Hehe makasih Iz." Senyum kuda Jeongwoo ke Aiz.

"Iye sama-sama." Balas Aiz sambil berusaha nahan tangannya untuk nggak ngegampar Jeongwoo yang lagi Aegyo.

Disaat para Maknae sudah sampai dan lagi ngerjain tugas, para kakak mereka lagi ngumpul di Kantin karena mereka dapet bocoran dari Jungkook kalau semua guru akan ada pertemuan dengan Founder sekolah mewah ini, ayah Jungkook.

Mendengar itu semua kompak memutuskan untuk pergi kekantin hanya untuk nongkrong saja, bukan karena tidak ada tempat lain tapi memang lebih nyaman dikantin karena kalau ada yang merasa haus atau lapar mereka tidak perlu pergi jauh.

Haechan sedang pergi ke UKS ditemani Mark untuk mengambil obat penurun panas, katanya biar agak baikan.

"Lu disini aja cuy." Bujuk Mark karena kasihan ngeliat Haechan yang wajahnya udah mulai pucat.

"Nggak dah, kuy kumpul." Haechan keluar dari UKS masih tetap memakai jaket kulit milik Aiz.

"Kayak kenal nih jaket." Mark memegang jaket yang dikenakan Haechan dan berpikir si Pemilik jaket.

"Ini jaketnya sepupu lu." Ucap Haechan sambil melepas tangan Mark dari jaket, Mark yang ngeliat cuma mendelik.

"Eh gue kekelas Aiz dulu, ada urusan." Haechan langsung mengejar Mark yang pergi ninggalin dia sendiri di depan UKS.

"Oy Mark tunggu gue!!" Teriaknya dengan lantang dan tetap berlari ngejar Mark. Tidak perduli kalau dirinya masih dalam keadaan tidak sehat.

Haechan membungkukkan badannya didepan pintu kelas The Kids sambil tangannya memegang pinggiran pintu.

"Wah gila lu nggak nungguin gue lagi." Haechan berjalan kearah Mark dan memegang pundak Mark sangat kuat.

"Yang nyuruh lu ngejar gue siapa?" Tanya Mark dengan wajah menantang.

"Iya udeh, gue kesini juga mau ketemu Aiz." Haechan nyengir dan ngedipin sebelah matanya, yang dikedipin cuma senyum simpul yang membuat Haechan diabetes.

"Udah jangan senyum-senyum, aku ada urusan ama kamu." Mark menarik tangan Aiz ke bagiam belakang kelas agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka.

"Mereka ada urusan apa?" Tanya Haechan berbisik ke Jisung karena penasaran.

"Nggak tau." Singkat memang jawaban yang keluar dari mulut mungil Jisung.

Mark memasang wajah serius ketika melihat wanita yang memiliki hubungan darah dengannya menaikan sebelah alisnya.

"Kamu udah minta izin ke kak Chan?" Mulut Mark menekan pada kata izin.

"Belom lah kak, takut hihihi." Aiz nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

"Kamu tau kan acaranya beberapa hari lagi?" Mark mengacak rambutnya frustasi lalu menarik kursi untuk ia duduki.

"Tau kok, kak Mark santai aja." Jawab Aiz enteng.

"Awas aja kalau nggak sesuai dengan rencana." Mark menatap mata Aiz lekat-lekat.

"Iya kak, tenang sama aku mah." Aiz mengacak rambut kakaknya dan kembali ketempat duduknya yang sedang diduduki oleh Haechan.

"Kak Haechan." Panggilnya dengan senyum manis dan membuat Haechan langsung berdiri dan menyuruh Aiz duduk.

"Yo dah Iz, nanti aku hubungi." Mark meninggalkan kelas sepupunya dan kembali kekantin.

"Kenapa kak?" Jisung nanya sambil menatap mata Aiz.

"Yang kemaren." Jawaban Aiz dibalas dengan bentuk mulut Jisung yang membentuk "O".

"Emang kemaren apa?" Tanya Chenle yang memang tidak tau apa-apa.

"Bukan urusan lu." Jawab Aiz ketus.

"Nggak boleh ngomong kasar." Chenle ngelus dada nya supaya nggak terpancing emosi.

***

Kenapa masih ada yang baca ya? Aku beneran lupa kalau ada cerita disini:") malah aku sampe apus wp loh, sorry yah buat yang nungguin😭✌ kedepannya aku sempetin buat lanjutin dan nyelesain ini biar pada nggak penasaran.

Sebenarnya aku juga lupa siapa aja yang ada disini tapi nanti bakal aku baca lagi biar ingetan aku muncul, dan juga ada sih draft sampe 17 tapi blm aku bacain lagi, nanti kalau udh beneran sesuai bakal aku up deh, MAAF BANGET YAH BUAT YANG NUNGGUIN😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Posessive BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang