Al jangan lupa pulang eskul dulu ya! Lelaki tampan yang akrab dipanggil Aldy itu hanya mengangguk tanpa menoleh karena sibuk membereskan buku yang berserakan diatas mejanya. Lelaki itu menggaruk sedikit ujung hidung mancungnya sebelum berjongkok untuk memunguti kertas yang berserakan dikolong mejanya.
Tadi guru kesenian menghampiri kelasnya dan menyuruh mereka untuk membuat sebuah karya seni dari barang bekas. Katanya untuk mengisi waktu kosong karena sudah berada diakhir semester dan hanya tinggal menunggu bagi rapor jadi tak ada pelajaran apapun. Tapi bukannya membuat barang bekas teman-temannya malah mengotori kelas menggunakan kertas yang dirobek-robek dan kemudian dihempaskan diatas kipas angin kecil yang dibawa oleh salah satu gadis dikelas mereka.
Niatnya sih agar seperti confetti yang ada di acara ulang tahun. Tapi bukannya indah yang ada kelas malah terlihat seperti kandang kambing. Lelaki tinggi bertubuh atletis itu membawa keluar sampah kertas yang memenuhi kedua lengan kekarnya dan didaratkan ke dalam salah satu tempat sampah di depan kelas mereka.
Mata elang berwarna hitam legam itu menelusuri koridor yang dipenuhi oleh para murid yang berkumpul di depan kelas mereka masing-masing. Pandangannya terhenti pada sebuah kelas yang pintunya selalu tertutup diujung koridor sana.
Itu adalah kelas 11 Mipa 1. Murid dikelas itu tidak pernah terlihat berkeliaran diluar kelas jika bukan karena hal yang berarti. Banyak yang mengatakan mereka sombong karena mendapat gelar terbaik makannya tidak mau bergaul dengan kelas rendah seperti yang lain. Tapi ia yakin jika itu tidak benar. Mereka terpelajar jadi tidak mungkin memiliki pikiran sedangkal itu.
Oy bengong aja. Lelaki itu mengerjap saat suara seorang gadis mengangetkannya. Ia menoleh dan mendapati seorang gadis cantik dengan gaya feminine tengah tersenyum padanya. Liatin apa sih? gadis itu kembali bertanya dengan mata yang sudah menyipit ikut menatap apa yang Aldy lihat.
Itu Mipa 1 gak pernah bosen apa ya dikelas mulu? gadis itu terkekeh garing, Ngapain bosen kalo isinya titisan dewa Yunani semua? lelaki itu tidak tahan untuk tidak menyentil dahi gadis disampingnya. Maksud gua emang mereka gak sumpek apa di kelas mulu? Anak kelas yang laen aja keluar terus padahal sama-sama pake AC.
Ialah kelas laen mah keluar terus orang isinya serbuk asbak semua. Gadis itu terkekeh dengan lelucon garingnya sendiri. Serbuk asbak, hahaha. Tangannya yang mulus itu sudah memukul-mukul bahu Aldy dengan gemas. Matanya juga ikut menyipit dan memprlihatkan garis di pipi atasnya. Hal itu sukses membuat Aldy terpana. Jika begini terus cepat atau lambat ia bisa terkena diabetes.
Sejak pertama kali melihat gadis ini Aldy tahu kalau dirinya akan jatuh ke dalam pesona gadis ini. Gadis yang memiliki nama asli Regina Anastasya namun akrab disebut Rere. Panggilan yang lucu menurut Aldy. Cocok untuk gadis itu yang memang selalu terlihat menggemaskan dimatanya.
Gadis itu memiliki darah Jepang dan Filiphina yang tercampur dengan sempurna. Matanya yang minimalis terbingkai sempurna oleh alis tipis berwarna sedikit pirang dan bulu mata yang sedikit lentik. Ia juga memiliki hidung yang mancung dan bibir pink yang tipis. Tubuhnya yang tinggi dan langsing terbungkus sempurna oleh kulit mulus berwarna putih bersih.
Eh tuh ada yang keluar. Lelaki itu mengerjapkan matanya dua kali membuat bulu mata tebal dan lentiknya bergerak-gerak. Selanjutnya ia ikut menatap pada seorang gadis yang berjalan ke arah mereka.
Mata elang hitam legamnya bertubrukan selama beberapa second dengan mata hazel milik gadis itu sebelum Aldy menelirik pada gadis disampingnya yang sedang meyipitkan mata jadi membuat dirinya seperti sedang memjamkan mata. Gadis itu memang memiliki masalah mata minus yang membuatnya harus menyipitkan mata untuk menajamkan penglihatan ketika tidak memakai kacamatanya.
Ah elah itu mah si Audy. Aldy hanya terkekeh mendengar gadis disampingnya yang mendesah kecewa, sepertinya gadis itu mengira jika yang datang adalah seorang pria. Tumben Dy keluar. Gadis yang dipanggil Dy itu tak membalas dan malah melewati mereka begitu saja.
Eh lu belum baca diary ya? Aldy bisa melihat gadis itu tiba-tiba menghentikan langkahnya dan sedikit melirik pada mereka sebelum kembali melangkah. Pasti dia lupa baca diary. Aldy tak membalas celotehan gadis disampingnya. Ia malah memperhatikan punggung gadis bermata hazel itu yang semakin menjauh.
GUA TUNGGU DIBAWAH AL. Ezza berteriak sambil berlari menuruni tangga yang berada tepat disamping kelas mereka. Aldy berlari memasuki kelas dan meninggalkan Rere dengan jejeran tempat sampah dibelakangnya.
Aldy menyambar tas punggungnya dan ikut berlari menyusul ke lapangan. Ia menghempaskan tasnya di sisi lapangan dan ikut bergabung dengan teman-temannya yang sudah memulai permainan. Terdengar sorak-sorai yang menyemangati mereka dari berbagai sisi koridor baik lantai dasar maupun kedua lantai diatasnya.
Mata Aldy tak sengaja menangkap seorang gadis yang juga tengah berteriak menyemangati dari lantai dua. Gadis itu yang merasa diperhatikan jadi balas menatap. Hanya sepersekian detik mata mereka bertemu untuk saling menatap sebelum gadis itu mengalihkannya pada seorang lelaki yang memiliki pangkat sebagai wakil ketua kelas Mipa 1, ketua OSIS dan kapten tim inti futsal.
Aldy hanya bisa menipiskan bibir setiap kali gadis itu meneriakkan nama Raka sapaan akrab dari lelaki tersebut. aldy baru saja akan kembali berlari sebelum gadis itu sempat berteriak, AL NANTI GUA NEBENG YA!
Cih, kalo yang kayak gitu aja ke gua.
YOU ARE READING
Belum Sempat Dimulai
Teen FictionDalam cinta ada dua pilihan yang wajib dipilih: -Ungkapkan -Tak pernah terungkap