Istilah dalam Psikologi

113 11 0
                                    

🌺 Agoraphobia
Serangan panik yang dialami seseorang di saat berada di keramaian, sedangkan dia sendiri tidak bisa keluar dari tempat itu.

🌺 Paranoid
Iya, paranoid di sini sama dengan parno. Kalian mungkin sudah nggak asing lagi dengan gangguan ini. Siapa sangka paranoid dikategorikan sebagai salah satu gangguan mental pada seseorang. Gangguan yang hanya berupa kecemasan atau curiga terhadap orang lain di mana seseorang itu menganggap ada maksud buruk yang akan ditujukan kepadanya.

Paranoid bisa terjadi karena faktor genetik maupun faktor lingkungan. Biasanya orang yang sering mengalami paranoid pernah mendapatkan pengalaman buruk (traumatis) di masa lalunya.

Jika paranoid tidak segera ditangani dengan cepat, akan berdampak buruk bagi kesehatan psikis orang tersebut. Bagaimana cara menyembuhkannya?
Kalian bisa mengonsumsi obat-obatan yang bisa berpengaruh untuk kesembuhan paranoid seseorang (sesuai anjuran dokter/ psikiater). Terapi dan dukungan keluarga serta teman juga sangat berpengaruh untuk kesembuhan pasien.

🌺 Cemas
Rasa takut yang dialami seseorang terhadap suatu hal yang akan terjadi di masa mendatang.

🌺Panik
Rasa takut yang dialami seseorang saat menghadapi bahaya di depan matanya.

🌺 Narsistik
Apa sih yang ada di benak kalian ketika mendengar kata "narsistik"?

Mungkin ada yang berpikir selalu meng-update segala sesuatu ke dunia maya.

Atau dia yang suka selfie, di mana pun dan apapun hal yang ada di hadapannya akan menjadi bahan pengisi galeri HP-nya.

Benar. Beberapa hal tadi memang gejala-gejala dari seseorang yang mengalami gangguan narsistik.

Bagaimana narsistik ini bisa terjadi?
Pertama, dia yang narsistik biasanya mendapatkan pola asuh yang dingin dari orang tuanya.

Tapi, bagaimana dengan anak-anak yang sangat dekat dengan orang tuanya? Bukankah biasanya mereka juga narsistik? Bahkan ibunya juga dengan senang hati mendampingi anaknya melakukan kegiatan narsistik.

Pola asuh yang terlalu memanjakan anak juga bisa menyebabkan si anak mengalami narsistik. Gini, ada satu kalimat yang selalu aku tanamkan di pikiranku.

"Sesuatu yang bersifat berlebihan atau kekurangan tidak akan berdampak baik bagi tubuh. Lakukan segala sesuatu itu dengan berkecukupan."

Kalimat itu sederhana, pasti kalian juga bisa lah untuk memahaminya dan tidak perlu dijelaskan panjang lebar lagi ya :-)

Kemudian, orang yang narsistik mempunyai self esteem yang rendah. Apa itu self esteem? Itu semacam harga diri, hasil evaluasi tentang diri kita. Nah, dalam self esteem itu ada dua komponen di dalamnya. Kepercayaan diri (PD) menghadapi tantangan hidup. Yang kedua, self respect, keyakinan akan memperoleh kebahagiaan, cinta, dan kesuksesan.

Ok, next....

Faktor lain adalah tuntutan orang tua yang berlebih terhadap prestasi anak. Juga mendapatkan pujian yang berlebih, khususnya dari orang tua. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, sesuatu yang berlebih itu tidak baik.

Bagaimana cara mengatasi jika sudah terlanjur mengalami narsistik?

Lakukan psikoterapi. Mungkin kalau kalian tidak bisa melakukannya sendiri, bisa datang ke yang ahli melakukan psikoterapi ya. Ke psikolog atau psikiater.

Untuk yang tidak mengalaminya, aku saranin kalian jangan coba-coba deh. Nah, untuk mengatasinya, kalian bisa lakukan dengan menciptakan lingkungan keluarga yang hangat dan penuh empati. Menambah wawasan tentang pola asuh yang tepat. Meningkatkan regulasi diri (pengelolaan/pengaturan perilaku).




Pembahasan kali ini menurut kalian gimana, nih? Jangan bosan baca dan jangan berpindah ke lain hati, ya.... Tungguin terus update-nya Istilah dalam Psikologi. Kalian nggak akan rugi kok 😁 Selain menambah wawasan, kalian juga tentunya bisa mewaspadai diri sendiri agar tidak mengalami hal-hal yang disebutkan di atas ya. Jangan lupa vote, dan jika ada yang mau ditanyakan, komen aja yah

PsikologiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang