Octafia Fadira

7 0 0
                                    

"shittt, padahal masih bau kecur, udah berani nantangin gue. Awas aja kalo ketemu." Umpat Dira sembari keluar dari bangunan tua yang bergaya klasik milik tantenya.

Dira masih emosi dengan kejadian beberapa menit lalu. Semua amarahnya tak terbendungkan, sumpah serapah tak ada habisnya ia lontarkan selama perjalanan ke sekolah sihir. Untungnya, suasana kota tak begitu ramai hari ini. Entah kenapa. Hanya sebagian warga yang beraktivitas seperti biasa. Mungkin karena ada tes sihir, sehingga warga hanya berdiam diri di rumah, menunggu kabar dari anak-anak mereka.

Di sela-sela sudut bangunan terlihat wanita paruh baya yang berjalan mendekati Dira. Ekspresi wanita itu kali ini berbeda. Ia seperti siap untuk menerkam. Dira yang menyadarinya langsung tertegun dan mematung sembari menunggu langkah wanita itu berada tepat 1 m di depannya.
"ehhh, Tan, lagi ngapain di sini?" wajah kikuk Dira terlihat jelas untuk mengeluarkan pertanyaan tersebut.

Wanita itu menatap tajam Dira. "Kamu dari mana?!! Tante, kan. Udah bilangin supaya ikutin Eris tes sihir."

"Tapi, Tan. Eris yang nggak mau aku nemeninnya." Bantah Dira yang membuat Tantenya membisu sejenak.

"Aduh, kenapa sih Eris susah banget dibilangin." Rose memijat kepalanya yang sudah hampir pecah  akibat segudang masalah hari ini.

"Dir, kamu tolongin Tante ya, cari Eris. Tadi tante dikabarin panitia tes sihir, katanya ada yang pakai Gendi tante."

Dira masih agak kesulitan mencerna maksud bibinya itu.
"Eris hilang, Tan? Kok bisa? Sumpah itu anak ngerep-" Dira hampir keceplosan di depan Tante Rose. Ia khawatir perkataannya bisa menyinggung perasaan tante Rose.

Rose masih kelihatan sangat kacau. Masalah hari ini benar-benar membuat wanita itu hampir stres. Ia bahkan tidak mengubris kata-kata keponakannya.

"Yaudah, Tan. Dira bakal cariin Eris. Tante tenang aja ya." Dira mencoba menenangkan Rose.
"Kalau gitu Dira pergi dulu ya"
Dira segera meninggalkan tante Rose dan menuju ke tempat tujuan awalnya. Sekolah. Mungkin saja Eris masih di sana. Mungkin saja Eris yang menggunakan Gendi milik Tante Rose. Dira tak habis pikir dengan moral sepupunya itu. Saat pertama kali datang ke rumah tante Rose. Eris irit sekali untuk berbicara dengan dirinya. Bahkan, keduanya kerap terjadi perang dingin. Padahal, entah mengapa Dira merasa tak salah apa-apa. Sikap  tidak betah  Dira dengan keheningan sehingga sering membuka pembicaraan di rumah yang mungkin menjadi pemicu masalah. Tapi mau bagaimana lagi. Itu sudah sifatnya. Sudah mendarah daging.

Dira akhirnya tiba di sekolah sihir. Suasana sekolah memang begitu ramai dengan murid-murid yang baru mendaftar. Mata Dira mulai menyipit meneliti sekitar untuk mencari Eris.  "gila sih, muridnya banyak banget. Kayaknya nggak mungkin anak kuper itu berada di keramaian seperti ini."


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlegoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang