3

208 18 0
                                    

Di kamar asrama saat ini, khususnya kamar milik Sakura dkk.
Dia berada di tingkat atas ranjang.

Ponselnya berbunyi nyaring mendandakan ada panggilan masuk.

Dengan keadaan mata yang masih tertutup dia mengambil ponsel itu lalu menolak panggilan masuk.

Ponsel itu masih aktif untuk berbunyi dan Sakura semakin dibuat kesal dan menjamah ponsel itu yang berada di pinggir ranjang.

Pletak (suara ponsel terjatuh)

Mendengar suara itu, Sakura langsung membuka matanya dan melihat ke arah bawah.

Ia turun untuk mengambilnya. Ponsel itu berbunyi lagi, dan ketika ia membalik layarnya ternyata retak banyak.

Buru-buru ia menolak panggilan dari Naruto itu, karena menurutnya ia sudah sangat terlambat.

--ooOoo--

Di kampus saat ini, Sakura merasakan sesuatu di dalam perutnya sana yang tak sinkron.

Dia agak cepat memajukan langkahnya berusaha agar cepat sampai di toilet.

Sakura merasa lega karena semuanya telah terbuang, merasa lebih nyaman ia segera keluar dari toilet.

Di depan wastafel dan kaca ia melihat sebuah mop bewarna coklat yang berada di atas sana.

"Siapa yang meninggalkan ini sembarangan" gumannya lalu mengambil mop bewarna coklat itu kemudian keluar.

Sasuke, lelaki itu baru saja keluar dari toilet dan mencari mop nya.

"Aneh... rasanya aku meletakkan disini" gumannya, dan mencari mop itu.

Merasa sudah lelah dengan pencarian itu, dan melihat ke arah jam tangannya sudah hampir masuk, apalagi hari ini ujian fisika. Sial mengapa harus hari ini.

--ooOoo--

Profesor Iruka sudah memasuki ruangan dengan beberapa lembar kertas di tanganya.

"Berhenti bicara" ucap pria paruh baya itu dingin.

"Bersiaplah untuk ujian kalian, silahkan mengambil kartu siswa dan kartu penerimaan kalian kemudian letakan di atas meja" perintah sang Profesor itu.

Sasuke sudah pasrah dengan keaadan ini, semua kartunya berada dalam mop coklat itu.

"Profesor" ucap Sasuke berdiri.

"Sasuke? Ada apa? Apa kau tidak membawa kartu? Maaf silahkan keluar dari ujian ini" ucapnya dengan nada serak khasnya.

"Tampaknya ini adalah ujian yang dihargai____"

"Profesor, saya tidak membawa kartu siswa karena beberapa alasan" sela Sasuke.

"Bisakah saya mengikuti ujian terlebih dahulu?" tawarnya.

"Banyak murid yang ingin bergabung dengan kelas saya, meskipun semua orang mengenalmu... tetapi kau harus membawa kartu ujian____"

"Saya akan meminta seseorang untuk mengirimkannya kepadaku sekarang. Jadi tolong, biarkan saya."

"Lima menit lagi, bisakah dia mengirimnya ke sini tepat waktu?"

"Tidak."

"Saya tidak bisa membantumu" final dari Profesor.

"Silahkan keluar."

Sasuke menghela nafas pasrah, "baiklah" ucapnya, lalu mengambil tasnya kemudian keluar dari kelas itu.

--ooOoo--

Sakura pulang lebih telat dari yang lain, Ino sedang menatap ponselnya, Temari sedang mendengarkan musik lewat earphone nya sedangkan Hinata sedang menulis.

"Kau kembali, kau sangat bahagia tampaknya" ucap Hinata yang masih menulis itu.

Hinata berbalik melihat ke arah Sakura "Siapa nama siswa lelaki teman SMA mu itu dulu?" tanyanya.

"Naruto" ucap Ino.

"Ya dia. Apa dia membuat pengakuan kepadamu?" tanya Hinata.

"Tidak" balas Sakura biasa.

Suasana kembali hening. Sakura hanya duduk tanpa berbuat sesuatu. Hinata yang tadinya duduk di kursinya kemudian ikut bergabung dengan mereka.

"Jangan merusak perekrutan di kampus besok" ucapnya menunjukkan layar ponselnya.

"Aku harus menyelesaikan misi" ucap Sakura tiba-tiba berdiri.

"Itu harus sesuai dengan jurusan. Paham?" ucapnya ke semuanya.

"Baiklah" balas Ino, sedangkan Temari masih asyik menikmati alunan lagu dari earphone nya.

"Hei Sakura, ketika kau masuk kamar? Kau terlihat bahagia" ucap Temari melepaskan earphone nya.

"Ada seseorang yang lucu ketika aku sedang dalam perjalanan kembali" ucapnya tersenyum, Temari hanya ber-oh kecil.

--ooOoo--

Di kampus saat ini, khusunya di jurusan Akutansi saat ini mengadakan promo untuk masuk ke perusahaan.

"Konsep bakat perusahaan kami sangat menarik. Selain remunerasi kompetitif, kami juga menyediakan pelatihan profesional reguler. Lingkungan kerja kami sangat baik. Gedung kantor kami, area kerja, tempat istirahat_____" ucap wanita itu menunjuk layar yang berada di depan mereka semuanya, menampilkan apa yang baru saja ia katakan.

Tiba-tiba layar itu kembali ke asal wanita itu bingung dan bertanya kepada pria yang sedang menjalankan laptopnya.

"Apa yang salah? Itu digantung. Cepat panggil seseorang, biarkan mereka mengirim seseorang dari basis komputer."

"Baik."

"Sayangku semuanya, mari kita lakukan sesi tanya jawab, jika kalian punya pertanyaan tentang perusahaan kami, tolong jangan ragu untuk bertanya. Oke?"

Sakura hanya bengong menatap catatannya.

Ceklek

Semua perhatian tertuju pada suara itu, menampilkan lelaki dengan jas lab putihnya.

Oh ayolah dia terlihat sangat tampan dan berwibawa. Sungguh!

Itu orang yang dimaksud ya dia lelaki cerdas dan tentunya sangat tampan. Sasuke Uchiha.

Banyak sekali yang kagum dengannya terkhusus para gadis.

"Sasuke" guman Sakura melihatnya.

"Mari ikut aku" pinta wanita tadi menarik tangan Sasuke menyeretnya mendekati laptop.

"Tiba-tiba digantung, sekarang aku bahkan tidak bisa mematikannya."

Sasuke mulai mengotak atik laptop itu, jemarinya tak henti-henti menekan tombol itu.

Butuh waktu beberapa menit, sialnya layar besar itu mati dan membuat para mahasiswa yang berada di situ menjadi heboh. Sakura hanya terkekeh.

"Siapa yang akan bertanggung jawab jika rusak?" tanya wanita itu.

Dua orang lelaki datang dan masuk salah satu dari dua lelaki itu adalah Teknisi.

"Dia adalah..... hei kau bukan teknisi, berhentilah melakukan itu" ucap wanita itu melihat Sasuke masih aktif mengotak atiknya. Sakura di sana nampak tersenyum.

"Ini akan segera baik-baik saja" ucap Sasuke meyakinnya.

Beberapa menit kemudian layar kembali bernyala.

"Tidak apa-apa sekarang" ucapnya.

Isi ruangan kembali heboh atas apa yang di lakukan Sasuke. Sakura melongo tak percaya.





[To be continue]

Second Love | SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang