N-D :: [1] Prom Night Idea

288K 9.2K 618
                                    

Check out my new story called Moment on my profile, Guys! It'll be fun.

N-D :: [1] Prom Night Idea

Satu sekolah pagi ini geger begitu melihat seorang cowok berambut hitam legam acak-acakan dengan bangganya merangkul cewek Barbie, seorang cewek pirang dengan wajah secantik Barbie, tapi sayang, hanya plastik.

Dan tidak punya otak.

Oh, begitu jahatnya pemikiran itu.

Anggi melirik sekilas dua orang yang menjadi sorotan di sepanjang jalan koridor. Pencari perhatian, rutuknya sambil membanting pintu loker. Bagi Anggi, Alvaro Radyana Putra akan selalu dan tetap menjadi player. Bukannya Anggi kesal akan hal itu, hanya saja dia sedikit bermasalah jika sahabatnya, Tara, tidak berhenti mengoceh tentang Alvaro ini dan itu. Oh, jangan lupa juga, Alvaro tak lain tak bukan adalah rival seorang Anggi.

Penjelasan lebih lanjut disimpan nanti. Dua iblis tadi sudah mendekat ke arah Anggi, rupanya.

"Pagi, Nggi," sapa Alvaro sambil tersenyum itu. Senyum yang kapan saja bisa Anggi tabok.

Tersenyum sinis, Anggi melirik Barbie. Anggi tau siapa dia. Cleo, cewek kelas XII IPA 2. Pintar, hanya saja tidak pintar untuk keluar dari jebakan Alvaro. Cleo cewek pirang selain Lunally Black. Dan tentu, Luna lebih pintar daripadanya.

Sepertinya gue terlalu jahat, batin Anggi seraya menahan napas kesal.

"Pagi," balas Anggi dengan nada panas. Bahkan, sapaannya terdengar seperti bentakan. "Pagi, Cleo."

Cleo tersenyum kecil. "Pagi, Nggi." Sebenarnya, Anggi tau cewek ini bukan tipe yang seperti itu. Hanya saja, dia terlalu ... polos. Mungkin, Cleo sendiri tidak tau dirinya sedang dipermainkan Alvaro. Sedang menjadi targetnya.

Cowok dan permainan target-menarget menyebalkannya.

"Jadi, siap buat rapat OSIS sore ini?" tanya Alvaro, ekspresinya tidak terbaca, nada suaranya pun juga. Namun, Anggi tau itu bukan hal bagus. Pasti ada sesuatu yang Alvaro sembunyikan.

Alis Anggi naik sebelah. "Siap gak siap, tetep rapat, 'kan?"

"Yup," Alvaro tertawa. Bahkan, tawa yang setiap cewek menganggapnya ganteng, Anggi malah ingin muntah saking jijik. Tawa itu palsu. "Karena gue adalah Ketua OSIS-nya."

Dan, cowok sialan ini menjatuhkan bomnya. Bom yang membuat kepala Anggi rasanya ingin meledak.

Seharusnya jabatan itu miliknya.

"Terserah lo," Anggi mendengus geli. Mengambil buku untuk pelajaran pertama dan kedua, Anggi pun pamit. "Gue duluan, deh. Bye, lovebirds."

Begitu Anggi sampai di kelasnya, ia menangkap sosok Tara sedang melamun di pojok kelas. Anggi lagi-lagi tersenyum miring. Ia menghampiri Tara yang tampak seperti mayat hidup. Tentu, kejadian pagi ini yang menggegerkan satu sekolah sudah didengar terlebih dahulu oleh Tara. Atau mungkin cewek malang itu sudah melihatnya.

Anggi menepuk pundak Tara, sok prihatin. "Gue bilang juga apa. Percuma lo suka sama Iblis itu."

▲▲▲▲

"Dude, lo cepet banget," ujar Juna seraya menggelengkan kepalanya takjub. Ia duduk di samping Seth yang sibuk bermain Wii. "Ini baru tanggal 1 November, dan lo udah nentuin Cleo sebagia target pertama. Wow, just wow."

Alvaro tidak mendengarkan ucapan Juna, matanya terfokus pada sesosok cewek yang sedang berargumen entah apa dengan temannya. Cewek itu, dari kacamata minusnya, tampak kuat dan mandiri. Bahkan, Alvaro yakin cewek itu tidak perlu bantuan untuk mengerjakan apapun, Bagi Alvaro, Anggi Serenia Quinindha terlalu menarik untuk dilewatkan. Bukan hanya karena Alvaro senang melihat ekspresi marah Anggi saat ia berhasil mengalahkan cewek itu di berbagai hal, termasuk Ketua OSIS, tapi juga karena Anggi satu-satunya cewek yang tidak pernah tertarik padanya.

TRS (6) - ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang