one

99 12 10
                                    

Aku melangkahkan kakiku dengan pelan di lorong sekolah. Berjalan sendiri dengan menundukkan kepalaku. Ini sudah biasa. Segera ku menuju kelasku.

Setelah sampai dikelas, aku langsung menuju mejaku dan duduk disana. Ku ambil handphone di dalam tas ku, lalu memasang earphone di telingaku dan mulai memainkan musik secara acak.

Ketenangan, ini adalah kesukaanku.

Aku selalu sendiri, tapi bukan berarti aku merasa kesepian. Terkadang aku berfikir lebih baik sendiri daripada bersama seseorang bahkan beberapa orang, namun aku tetap merasa seperti sendirian.

Aku berusaha mungkin untuk tidak terlibat atau membuat suatu masalah. Karena itu akan sangat merepotkan.

Aku tipe orang yang mudah kecewa. Ketika aku kecewa, aku sulit untuk mengendalikan diriku.

Aku, tipe orang yang lebih suka tersakiti secara fisik daripada tersakiti secara batin.

Karena ketika batinku tersakiti, aku akan sangat kepikiran akan hal itu. Itu membuatku tidak tenang. Ketika aku mulai merasa seperti itu, aku mulai menenangkan diriku.

Yaitu dengan cara, melukai tubuhku sendiri.

Semakin dalam luka itu, akan lebih menenangkan perasaanku.

Karena aku tau tidak ada yang bisa memahami diriku, kecuali diriku sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

-self harm;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang