#1 Lari

5 1 0
                                    

        Siang hari yang terik, seorang bocah laki-laki dan perempuan sedang berlari sambil bergandengan tangan. Mereka berlari sekencang-kencangnya karena dikejar seekor anjing herder. Anjing itu mengejar kedua bocah itu dengan menggonggong tanpa henti. Hingga bocah laki-laki itu melihat sebuah pohon kelengkeng, dan dia menyeret bocah perempuan yang dari tadi digandengnya itu untuk memanjat pohon.
"Ran, kita panjat pohon itu," ucap bocah laki-laki itu sambil berlari dan menunjuk pohon yang dimaksud.
"Aku gak bisa manjat, Rei".
"Nanti aku bantuin, daripada kita mati dikejar anjing itu"

     Saat mereka berada tepat dibawah pohon kelengkeng itu, tanpa menunggu lama bocah laki-laki itu langsung membungkukkan badannya dan menyuruh si bocah perempuan untuk menginjak punggungnya dan memanjat pohon. Setelah itu, laki-laki itu langsung menyusul memanjat pohon juga. Dan tak lama berselang, anjing herder itu datang dan menggonggong sambil mendongak melihat target kejarannya yang berada di atas pohon.
"Wleeekk... lu gak bisa manjat kan," ejek bocah laki-laki dari atas pohon.

      Tak lama kemudian, anjing herder itupun pergi, tetapi kedua bocah itu masih ngos-ngosan untuk mengatur nafas.
"Kok bisa sih anjing itu ngejar kita? Kita kan gak ganggu dia," tanya bocah perempuan.

"Hehehe... maaf ya Kirana, sebenarnya ini salahku sih," jawab bocah laki-laki itu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Salah kamu? Kok bisa?"

"Jadi sebenarnya tuh gini. Aku kemarin nyalain petasan di dekat anjing itu, pas anjing itu tidur."

"What??... parah banget sih kamu" ucap Kirana sambil melotot karena terkejut.
"Ya maaf..."

"Mulai sekarang aku gak mau pulang bareng kamu lagi. Aku gak mau tiap hari dikejar anjing," cetus Kirana.

"Jangan gitu donk!! Aku seneng banget tiap pulang bareng kamu,Ran."
"...." Kirana hanya diam dan melihat ke bawah. Dia tersadar jika saat ini mereka masih berada di atas pohon.

"Reinan... kita turunnya gimana?", tanya Kirana sambil menahan tangis.
"Aduh iya.. gimana turunnya ini tinggi banget"

"Huwaaaaa...," tangisan Kirana pecah.
"Aduh jangan nangis dong. Kita pasti bisa turun"
"Aku takut...."
"Tenang... ada aku disini, aku turun duluan. Terus nanti kamu lompat biar aku tangkap dari bawah. Oke?," jelas Reinan sambil menggenggam tangan Kirana.

"Kalau aku jatuh gimana?"
"Kamu gak akan jatuh, kan nanti aku tangkap"
"........" Kirana hanya diam karena ketakutan.

Reinan langsung menuruni pohon secara perlahan dan menginjak tanah dengan selamat.
"Ayo lompat Ran," suruh Reinan.

"Nanti dia pasti bisa lihat celana dalamku," batin Kirana.

"Kamu tutup mata deh!" titah Kirana pada Reinan.
"Kenapa sih?..kalau aku tutup mata kan nanti aku gak bisa lihat dan nangkap kamu dengan benar".

"Pokoknya kamu tutup mata, aku gak mau nanti kamu ngintip celana dalamku".

"Astaga Ran.. jangan mikir yang aneh-aneh. Ayo cepetan turun! keburu anjing itu datang lagi," paksa Reinan.

"Kamu balik badan deh. Biar aku loncat dan pegangan punggung kamu"
"Yaudah" jawab Reinan sebal sambil membalikkan badannya.
  
      Kirana pun melompat ke punggung Reinan dan benar saja, saat Kirana melompat roknya tersibak sempurna bak parasut.

Buukk....

Reinan dan Kirana tersungkur ke tanah karena Reinan tak kuat menahan tubuh Kirana.
"Kamu gimana sih, katanya mau nangkap aku. Tapi malah jatuh gini," omel Kirana.
"Kamu juga gak ngasih aba-aba dulu kalau mau lompat," sanggah Reinan.

   Kirana malas berdebat dan bangkit serta membersihkan seragamnya yang kotor. Dia melihat lutut kanan dan kirinya berdarah karena tergesek tanah saat jatuh.
"Huwaaaaa... Sakiitt..," Kirana menangis sambil meniup lututnya yang terluka.
"Uh..sakit ya?" Reinan melihat luka Kirana. Dan hanya dijawab dengan anggukan oleh Kirana.
"Ayo duduk disana dulu, biar aku obati dulu lukamu," ucap Reinan sambil menunjuk kursi yang ada di dekat pohon kelengkeng.

   Reinan membersihkan luka Kirana dengan telaten.
"Aduh senengnya..ini kan seperti adegan di sinetron. Terus ceweknya bilang makasih sambil mencium cowoknya. Yes, berarti setelah ini aku akan dicium Kirana donk.. hehehe..," batin Reinan sambil tersenyum.

"Kenapa kamu senyum-senyum gitu?," tanya Kirana.
"Ah, gak apa-apa kok," jawab Reinan sambil menempelkan plester yang selalu tersedia di dalam tas sekolahnya.
"Makasih ya," gumam Kirana.
"Iya sama-sama Ran Mouri," jawab Reinan.
"Kok Ran Mouri sih?"

Krukk! Perut Reinan berbunyi.

"Udah ah, mendingan kita pulang aku udah laper Ran. Kamu bisa jalan sendiri kan Ran?"
"Ya bisalah kamu kira aku cewe cengeng." Celetus Kirana yang berdiri sambil menahan sakit di kedua lututnya.
Kirana mendahului Reinan berjalan di depan.

"Halah tadi nangis karna takut gak bisa turun, sekarang sok-sokan kuat gak cengeng. Huh dasar anak mpok Jubaedah," Reinan menggerutu sambil menendang kaleng minuman yang ada ditanah.

Pletak!

Kaleng itu mengenai kepala seorang Preman bengis, penjaga Gang Ale-ale.
"Woi! Bocah nakal, berapa kali lu lewat sini selalu nendang kaleng kena pala gue. Dasar sialan!" Seorang Preman Gang Ale-ale yang bringas menyumpah, lalu balik melempar kaleng kearah Reinan.

"Ran..!! Kabur ada Preman gila!"
"Sialan! Kamu yang gila, Bocah sialan!" umpat si Preman bengis.
Reinan kembali menyeret tangan Kirana lari kalangkabut memasuki Gang gang kecil.

"Aduduh... sakit Rei pelan-pelan dong."
Preman bengis itu tidak mengejar Reinan dan Kirana. Dia tahu, mereka berdua hanyalah bocah yang selalu bikin sial hidupnya kalau dia mengejar mereka.

"Reinan!!! Kamu selalu saja membuat masalah, gak disekolah, dijalan, dimanapun pasti bikin masalah. Kau memang si biang kerok!" Kirana berteriak kencang setelah Reinan berhenti di depan taman komplek perumahan mereka.

"Ya maaf Ran, itu juga gak sengaja, mana aku tau juga kalau kaleng itu bakalan kena tuh Om Preman."
Kirana membalik badan nya membelakangi Reinan.

"Bebeb Kirana Shabira yang unyu kaya pentol isi telor harga tiga ribu rupiah. Jangan ngambek dong," goda Reinan, ngomong kaya orang ngerap.
Kirana menahan tawanya yang ingin pecah karna sebutan 'Unyu' dari Reinan.

"Oke, oke. Aku beliin es krim Padlepop buat kamu deh Bebeb Kirana unyu."

"Beneran ya! Jangan bohong!"
Reinan mengangkat kedua tangannya," Iya gak boong."

"Muwehehehe... Gampangkan bikin cewe gak ngambek lagi, kalo mau tips-tips tentang cewe dari Dede yang ganteng ini coment ya 'REQ MAU TIPS-TIPS BUAT CEWE GAK NGAMBEKAN LAGI'  Nah kaya gituya Kaka jangan lupa oke."

Bocil in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang