Malam hari ini terasa lebih dingin dari biasanya. Reinan mengetuk pintu rumah Kirana yang letaknya berada persis di samping rumahnya."Tok..tok.. Assalamualaikum," ucap Reinan.
"Wa'alaikumussalam," sahut ibu Kirana yang bernama Yulia. "Eh Rei.. ayo masuk! Itu Kirana lagi belajar di ruang tengah," ujar Yulia yang sudah tahu jika Reinan ke rumahnya pasti hanya untuk mencari anaknya."Iya makasih bunda," Reinan langsung masuk tanpa rasa canggung. Ya tentu saja tidak canggung karena rumah itu sudah seperti rumah kedua baginya. Mengingat keakraban keluarga Reinan dan keluarga Kirana sudah terjalin sejak sebelum mereka lahir.
"Hai beb..," sapa Reinan dan langsung duduk di samping Kirana.
"Hhmm.. pasti mau nyontek PR lagi ya?" cetus Kirana sambil melirik buku yang dibawa Reinan."Hehe.. kok tau sih beb?" jawab Reinan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Tapi kali ini PR nya sulit banget. Jadi sayang kalau mau aku bagi ke kamu," gumam Kirana sambil memanyunkan bibirnya."Ayolah beb.. jangan pelit gitu.. besok aku beliin es krim deh," rayu Reinan.
"Gak mau. Bosen kamu beliin es krim tiap hari.""Hhmm.. katanya dulu kamu mau jadi pacarku kalau aku beliin es krim tiap hari," sanggah Reinan.
"Aku gak mau. Aku bosen Rei".
"Terus gimana donk?" ujar Rei kesal bercampur takut jika Kirana tak mau memberinya contekan.
"......." Kirana hanya diam memikirkan hadiah apa yang akan dia minta dari Rei."Ayolah beb.. contekin aku pliiss. PR nya kan sulit banget, aku gak bisa".
"Heleh, meski PR nya mudah kamu juga tetep nyontek aku," ledek Kirana sambil memanyunkan bibirnya."Hehehe..," Rei hanya cengengesan dan kemudian berujar, "Yaudah, kamu minta apa aja akan aku turuti. Asalkan kamu contekin aku!".
"Serius?," tanya Kirana dengan mata berbinar kegirangan.
"Aduh, salah ngomong nih.. Semoga aja dia gak minta yang aneh-aneh," batin Rei sambil memijat keningnya.
"Kok diem aja sih.. serius gak sih nawarinnya?" tanya Kirana memastikan.
"Iya serius," Rei menjawab dengan ragu."Oke deh, aku pikir-pikir dulu apa yang aku minta dari kamu,".
"Oke. Sini buku kamu!" titah Rei.
"Buat apa?"
"Ya mau aku contek dong beb. Meski kamu minta hadiahnya besok, tapi kan aku nyonteknya harus sekarang beb,"
"Heheh.. iya ya," sahut Kirana cengengesan.Esok harinya saat di sekolah, Kirana melihat Rei sedang mengunyah permen karet dan akan menempelkan kunyahan permen karetnya itu di kursi, agar temannya yang duduk di kursi itu terkena permen karet. Melihat itu, Kirana langsung berjalan santai menghampiri Rei.
"Hai lagi ngapain nih?" tanya Kirana santai
"Eh beb.." jawab Rei salah tingkah & menyembunyikan kunyahan permen karet di belakang tubuhnya."Gak usah disembunyiin, aku udah liat kok," ucap Kirana kemudian berlalu meninggalkan Rei.
"Eh..eh..beb.. mau kemana?" Rei mengejar Kirana tapi dia tak menghiraukannya.
"Iya iya.. maaf beb, aku salah," Rei meraih tangan Kirana.
"Lepasin.. Gak apa-apa udah kamu lanjutin aja kejahilan kamu itu. Dan mulai hari ini aku gak mau pulang bareng kamu lagi".
"Ya.. jangan dong gitu dong beb".
"Kamu gak ada tobat-tobatnya Rei. Mau sampai kapan kamu seperti ini terus? Aku gak mau punya pacar nakal".
"Iya maaf beb.. aku gak tau kenapa jiwa usilku ini gak mau pergi dari tubuhku beb".
"Reinaaaaaann..," teriak Kirana kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocil in Love
عاطفيةKirana Shabira dan Reinan Firmansyah adalah dua anak yang lahir dihari yang sama, waktu yang sama dan di tempat yang sama pula. Namun berbeda rahim. Mereka selalu barengan saat masih jadi orok. Meski lahir di waktu dan tempat yang sama, tapi sifat m...