Part One

5 4 1
                                    

Baru saja masuk ke dalam kelas, namun rasa kecewa sudah menyapa saja.

Di sudut ruangan, Mea terkekeh, selanjutnya ia berdiri dan berjalan mendekati Zeline yang berdiri sambil cemberut.

"Utu-utuuuu!! Kenapa tayangg?? Ngerasa di php lagi yaaa??" Mea menarik kedua pipi temannya yang sedikit chubby itu.

"Kenapa dua hari ini selalu saja jam kosong? Itupun di jam pertama!!" Gerutu Zeline yang membuat Mea bertambah gemas saja.

"Kamu tuh yaaa!! Bukannya malah seneng dapet jam kosong di pagi hari yang masih cerah ini! Eh ini malah galau!!"

Zeline berdecak kesal, "Senang sih iya! Tapi kan tau gini Aku tidak perlu membuang tenaga untuk berjalan kesini!"

"Jadi motormu masih tidak bisa?" Mea membelalak.

Zeline mengangguk pasrah.

"Omegaa!!! Kenapa gak bilang sih?? Kan Aku bisa jemput kamu bebbb!!"

"Ah sudahlah!! Lagipula Aku ingin jalan kaki! Kau tau? Ternyata menyenangkan!!" Zeline memberi sebuah senyuman dan kerlingan mata secara bersamaan.

"What happen to you?" Sebuah wajah tanda tanya nampak jelas di wajah Mea yang berbalut make up sedikit jreng.

Zeline tak mau menanggapi lebih, ia terlihat tersenyum saja.

"Sambil menunggu jam selanjutnya, Aku akan bertemu seseorang dulu! Dahhhh!!!"

"Hah?? Siapaaaa?? Cowok ya??" Pertanyaan Mea berhasil membuat Zeline berhenti di ambang pintu.

"Ngawur!! Udah deh byeee!!"

***

Perpustakaan

Zeline masuk dengan tenang, ia mulai menatap satu persatu kursi panjang yang selalu penuh dengan mahasiswa.

Tepat di sebelah rak yang berisi novel-novel kesukaannya, perempuan berambut panjang yang ujunganya diberi warna gold itu tersenyum ramah.

Mereka bertemu dengan melempar senyuman terbaik masing-masing.

Eiri, mahasiswa jurusan Bahasa Inggris yang sudah di anggap seperti kakak bagi Zeline. Entah mereka akrab sejak kapan, tapi saat ini Eiri lah yang selalu mendengarkan cerita suka maupun duka Zeline.

"Jam kosong lagi?"

Zeline terkekeh ringan, "Iya Kak, sebel akunya!!"

"Rajin banget dah kamu kalo sampe sebel dengan yang namanya jam kosong!"

"You know that Sis!!" Zeline membanggakan diri.

"So, can I hear your new cover song??" Zeline sudah terlihat tidak sabar, dan itu membuat efek bahagia tersendiri bagi Eiri.

"Tentu boleh dedek!!" Ia tersenyum gemas. Dan selalu seperti itu, bukan hanya Eiri saja, namun setiap orang yang bertemu dan mungkin sempat berbincang dengan Zeline. Reaksinya pasti sama, yaitu tersenyum gemas.

Eiri mengeluarkan ponselnya dan menempelkan ke telinga kanan Zeline, detik berikutnya, Zeline berwajah kagum.

"Hey! Why your voice so pure?"

Eiri terkekeh, "Kamu selalu memujiku dengan berlebihan Zeline! Terima kasih sudah mendengarkan karyaku!"

Zeline tersenyum lebar, "Tidak perlu berterima kasih! Aku malah senang menjadi orang pertama yang mendengarkan suara indahmu!"

Alih-alih dari rasa hangat yang tercipta, suara notifikasi pesan mengalihkan fokus Eiri. Saat ini ia sibuk menatap dan memainkan kedua jempolnya di atas layar. Sedangkan Zeline, gadis yang memiliki hidung kecil mungil itu hanya senyum sambil menunggu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rose PetalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang