#3 Menghabiskan Waktu Bersamamu

791 29 0
                                    

Tidak ada yang tidak suka ketika kita menghabiskan waktu bersama seseorang yang kita suka. Terkadang hal seperti itu yang selalu membuat seseorang selalu bahagia. Seolah di hatinya terdapat taman yang ditumbuhi dengan bunga-bunga yang indah. Perasaan bahagia selalu menyeruak masuk ke dalam jiwa. Ketika jatuh cinta memang sangat menyenangkan. Beban hidup terasa perlahan menghilang. Yang di pikiran hanya dia, dia dan dia. Yang lain seperti tidak dihiraukan lagi.

Kali ini, aku tidak menuju ke tempat biasanya dimana aku bertemu dengan pria tanpa nama itu. Sebab hujan deras ini menjebakku di sebuah halte bus. Aku tidak bisa pergi kemanapun. Tidak ada payung yang bisa melindungi tubuhku dari guyuran air hujan. Dan aku hanya bisa duduk disini sembari memandang air hujan yang membasahi tanah.

“Siapa namamu?” lagi suara seorang pria yang bertanya padaku. Aku menoleh kearahnya. Dia ada disini. Di halte bus. Tanpa sepengetahuanku. “Bagaimana bisa kamu ada disini?” tanyaku
“Aku memang ada disini sejak tadi.”
“Benarkah? Tapi kenapa aku tidak melihatmu?”
“Karena kamu terlalu fokus memandang air hujan. Sampai kamu tidak menyadari keberadaanku.” Dia tertawa kecil. Bahkan suara tawanya pun terdengar sangat lucu di telingaku. “Jadi, siapa namamu? Kita sudah bertemu beberapa kali, tapi aku belum tahu namamu. Kemarin aku lupa menanyakan namamu dan ku pikir kamu juga begitu.”
“Aku Winda Ardelia. Dan kamu?”
“Adimas Saputra. Senang sekali bisa tahu namamu.” Kulihat senyum mengembang di bibirnya. Sangat sempurna dan membuatku ingin terus melihatnya.

Kami berbincang kesana kemari. Dia menceritakan kehidupannya. Dan aku pun juga begitu. Kami saling berbagi cerita. Seolah kami sudah saling mengenal sejak lama. Dia seorang pria yang banyak bicara. Dia selalu membuat lelucon yang mungkin untuk sebagian orang tidak lucu, tetapi bagiku leluconnya sangat lucu. Dan aku selalu tertawa dibuatnya.

Tanpa kusadari, hujan telah berhenti dan waktu telah memasuki sore hari. Burung-burung mulai muncul dari tempat berteduhnya lalu kembali berkicau dengan gembiranya dan suara para jangkrik juga sudah mulai terdengar. Genangan air yang masih tersisa di jalanan. Dan tetesan-tetesan air hujan yang jatuh dari dedaunan. Tak kusangka, aku menghabiskan setengah hariku bersamanya. Di sebuah halte bus. Memang kebersamaan yang sederhana tapi sangat membuatku bahagia.

Waktu cepat sekali berlalu. Padahal aku masih ingin bersama dengan dirinya. Dia orang asing yang sudah terlanjur membuatku nyaman saat aku berada di dekatnya. Aku berharap bisa bersama dengannya lagi di lain waktu.

“Kamu memang bukan yang pertama. Tapi percayalah, kamu membuatku jatuh cinta.”

Sebuah Rasa dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang