Aroma yang khas, caramel, menyeruak di seisi ruangan tempat aku duduk menunggu seseorang yang sudah satu jam lebih tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Perutku yang tidak biasa memiliki jeda di antara makan siang menuju makan malam, membuat kakiku terpaksa beranjak untuk melangkah ke barisan antrian yang ada di kasir empat belas. Karena menunduk, tak sadar aku telah menempelkan ujung kepalaku agak keras pada sebuah punggung yang lebar dan kokoh.
"Huh, antri dan bersabarlah!" Bentak orang di depanku sambil membalikkan badannya. Mataku membulat sempurna saat melihat wajah orang itu yang berada jauh di atas kepalaku.
"Ah, iya maaf." Ucapku pelan dan gugup.
"Oh, maaf maaf! Aku tidak bermaksud membentakmu. Maaf!" Orang itu menekuk kakinya agar wajahnya sejajar denganku lalu menatapku dengan tatapan yang sangat lembut hingga membuatku menyublim eh membeku beberapa detik. Ganteng banget!
"Aku yang minta maaf karena jalan sambil tidak melihat. Aku kurang hati-hati. Maaf ya." Ucapku sambil membungkuk sekali.
"Tidak apa-apa. Hmm... Kamu antri di depanku saja." Orang itu berjalan ke belakangku lalu mendorong bahuku agar posisi tubuhku berada di depannya.
"Hei, Jinhyuk! Maaf aku terlambat!" Seseorang yang ganteng banget lainnya datang sambil berlari kecil dengan nafas setengah "ngos-ngosan". Orang itu pun tinggi sekali juga. Mereka berdua tampak sangat mencolok. Jinhyuk seperti bayi matahari tapi orang yang baru datang itu lebih mencolok lagi dengan rambutnya yang seperti maaf biji bunga matahari.
"Ya Seungyoun hyung, tidak apa. Aku juga baru sampai." Ucap Jinhyuk. Oke jadi biji bunga matahari itu ternyata bernama Seungyoun.
Padahal Jinhyuk tadi berada di depanku. Bahkan kalau memoriku masih sesuai dengan umurku yang muda ini, Jinhyuk harusnya sudah berdiri di sana sebelum aku sampai ke bioskop ini. Aku melihat tadi dia mengantri dari depan pintu sampai akhirnya tinggal sekitar dua belas orang lagi di depannya saat aku mulai mengantri. Oh iya, aku menunduk terus karena aku sibuk mengirim chat kepada orang yang sedang ku tunggu dari tadi.
"Lama sekali ya, untung aku sabar." Gumamku sambil mengetuk-ngetuk salah satu kakiku ke lantai.
"Kalau dalam psikologi, kakimu bergerak cepat itu artinya kamu sedang tidak sabar." Bisik Jinhyuk dari belakangku.
"Eh? Sabar kok, santuy!" Ucapku sedikit marah, sedikiiit.
"Hmm, jadi kamu benar-benar mau nonton Frozen 2 ya, Jinhyuk?" Tanya Seungyoun sambil melihat tiket yang dia pegang di jari mungilnya.
"IYALAH! ELSA MY BABY NAE MAJIMAL LOVE!" Teriak Jinhyuk dengan penuh semangat dan berjoget seksi tidak tahu bahwa orang-orang saat ini mulai menatapnya dengan tatapan kagun. Hahaha.. untung ganteng banget jadi hal bodoh yang dilakukannya tampak keren.
Ya, harusnya satu jam yang lalu aku sudah bertemu dengan...
"Sayang, maaf aku telat!" Teriak seorang yang paling ganteng sambil berlari kecil tapi tetap elegan tidak terengah-engah sedikitpun. (Fake banget lah itu larinya)
"Ih, lama banget deh Minhyun." Gerutuku dengan nada suara yang dibuat sebayi mungkin agar terkesan imut walau sedang marah.
"Iya maaf ya sayang. Tadi aku abis bantuin orang nyebrang jalan." Ucapnya sambil perlahan meraih salah satu tanganku, lalu menautkan jari-jarinya dengan jari-jariku sampai kedua tangan kami menyatu. Haduh, deg-degan baru segini juga padahal sering lebih dari ini (loh).
"Wah, baiknya ya pacarku ini. Pasti nenek atau kakek yang kami bantu akan teringat dengan cucunya ya terus doain kamu gitu. Terharu." Ucapku sambil mengusak poninya pelan gemas soalnya Minhyun kalau sedang tersenyum lembut begitu heung. (bukan senyum bisnis lah ya)
