1

55 5 0
                                    

     Sinar matahari berusaha masuk kedalam sebuah kamar lewat celah gorden warna biru yang tidak tertutup dengan rapi hingga sinarnya mengenai wajah ayu milik seorang gadis yang kini mulai menggeliatkan tubuhnya karna terganggu dengan sinar cahaya matahari.

"Eeuunnnggg "lenguhnya lalu segera bangkit dari tempat tidur menuju gorden lalu membukanya lebar-lebar hingga hampir seluruh sudut kamarnya terpancar oleh sinar matahari pagi.

"Selamat pagi Indonesia "gumanya sembari melihat jalanan ibu kota yang padat dari tempatnya berada.

Senyumnya mengembang tatkala akhirnya Ia bisa kembali ketanah air sejak hampir 7tahun berada di Negeri orang.

Dering ponsel berhasil menarik perhatian gadis yang kini berusia 25thn dari jalanan ibukota yang mulai padat. Gadis yang tak lain adalah Agnesia melangkahkan kakinya menuju nakas dimana ponselnya berada.

Sia meraih ponselnya, lalu mendengus kesal saat melihat nama Anna-adiknya yang berada dilayar ponselnya. Dengan malas Sia menggeser layar ponsel tersebut dan panggilanpun tersabung.

"Ada apa ?" seperti biasa Sia tak suka berbasa-basi untuk ngucap kata Hallo.

"Kakak dimana sekarang ?"ucap Anna diseberang sana.

"Bukan urusanmu ! Aku tidak akan kembali kerumah itu lagi !"jawab Sia dan tanpa merasa bersalah ia langsung mematikan sambungan telponnya lalu melempar ponselnya keatas ranjang.

Hubungan Sia dan Anna memang tidak seperti kakak beradik pada umumnya. Sia selalu mengibarkan bendera peperangan pada Anna sejak kejadian 7thn yang lalu yang mebuat Sia diasingkan keluar negeri oleh keluarganya.

     Dua minggu sudah Sia berada di Indonesia dan bahkan sekarang Sia sudah mulai bekerja disalah satu Rumah sakit terbesar dikota. Meskipun kakek dan ayahnya memiliki perusahaan yang besar tidak membuat Sia menginginkan bekerja diperusahaan keluarga. Sia lebih memilih menjadi Dokter , karna menurutnya Dokter itu keren.

"Kak Sia !"teriak seseorang yang berhasil menghentikan langkah kaki Sia.

Sia mendengus kesal saat ia mengenali suara tadi lalu membalikan tubuhnya kearah Anna-adiknya.

"Cepat katakan ada apa , karna aku tak punya banyak waktu !"ucap Sia.

"Mereka ingin bertemu kaka, pulanglah "mohon Anna pada Sia yang keras kepala.

Sia memutar bola matanya jengah. Saat lagi dan lagi Anna memintanya untuk pulang. Bukannya tidak mau, hanya saja Sia masih menyimpan amarah pada keluarganya terutama sang Ibu saat tak pernah berusaha membela dirinya agar sang kakek tidak mengasingkannya keluar Negeri 7tahun lalu.

"Aku akan pergi ke Rumah itu. Tapi , tidak sekarang . Dan satu lagi ! Kamu tidak perlu repot-repot buang tenagamu untuk membujuku pulang !. Sekarang aku minta kamu pergi dari sini ".

"Baiklah , ini terakhir kalinya aku kesini . Dan ku harap kamu cepat pulang . Bulan depan aku akan bertunangan dengan kekasihku"ucap Anna dan langsung segera pergi.
Lama-lama berada didekat Sia membuat darahnya mendidih karna sikap Sia yang menyebalkan .
Jika bukan karna kakeknya yang menyuruhnya Anna juga tidak ingin repot-repot menemui si keras kepala itu.

"Buang-buang waktu saja !"sungut Anna lalu mulai menjalankan mobil kesayanganya meninggalkan gedung apartement dimana Sia berada.












// Mohon maaf saya tidak bisa melanjutkan cerita DDC karna takut jalan ceritanya makin aneh 🙈 . Dan semoga kalian suka dengan cerita baruku . Kali bukan tentang Kevin dan Mila lagi kaya yang sudah sudah. Sekali lagi saya harap kalian suka 😊 //.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AgnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang