5. Belajar Ngaji

1K 43 21
                                    

Bismillahirrahmànirrahìm

"Gue gak bakal lepasin lo!"

Dipagi hari yang masih sepi. Deri melayangkan tinjunya ke rahang sang lawan yang tampak lemas. Lebam dan luka sobek ada dimana-mana. Belum lagi kemeja putihnya yang sekarang bernoda kecokelatan.

"Gila ya lo! Lo mau apa sih hah?"

Nafas Deri menggebu. Wajahnya sirat akan amarah. Dadanya naik turun selaras dengan tangannya yang mencengkram kerah baju lawannya.

"Gue jamin lo gak bisa menang, Der! Gue punya bukti kalau lo curang waktu penyisihan olimpiade kemaren. Gue bakal kasih ke guru dan boom, lo didiskualifikasi," racau pemuda yang Deri hajar diakhiri dengan tawa kemenangannya.

"Berani-beraninya ya lo!"

Satu tendangan yang cukup membuat pria itu terhuyung dan tumbang. Deri kembali meraih kerah bajunya dan menarik paksa untuk menatap wajahnya.

"Lo ilangin bukti itu atau lo mati disini sekarang juga," ancam Deri dengan nada dalam.

"Oke. Fine, fine. Gue bakalan ilangin bukti itu. Asal lo mau nurutin satu permintaan gue."

Deri melepas pegangannya dan mengelapkan tangannya pada kain celana.

"Apa?"

"Hancurin Kanaya."

***

Jam pelajaran kelima hari itu usai. Hafidz dan teman-temannya memutuskan menghabiskan waktu istirahat dikafetaria. Geram melihat Azmi yang murung, Ibad merangkul bahu pemuda itu yang membuat Azmi terpaksa berdiri. Lalu menatap malas pada wajah Ibad.

"Udahlah bos. Gak usah sedih Kanaya ke uks. Nanti kita jenguk ok?"

Percuma Ibad menghibur Azmi begitu. Wajahnya sama sekali tidak berubah ceria, apa mungkin Kanaya pergi ke uks untuk menjauhi dirinya? Ah perasaannya terlalu berlebihan.

"Eh bro, gue punya tebak-tebakan," Danis berseru semangat dimeja kafetaria.

"Apa persamaan jomblo sama martabak?"

Hening. Tak ada yang berminat menjawab maupun mendengarkan perkataan Danis.

"Sama-sama manis. Hahahaha,"

Danis tertawa terpingkal-pingkal, sedangkan yang lainnya hanya menatap satu sama lain seolah berkata kasih tahu gue dong lucunya dimana.

"Gak lucu, Ferguso!" Ibad gemas untuk tidak memukul batok kepala Danis.

Hafidz terkekeh kemudian menyuapkan kuah bakso kemulutnya.

"Eh Ban, gimana ibu-ibu yang lo tolong sampe harus babak belur gitu dihajar copet?" Tanya Hafidz yang mendengar kabar itu dari Danis.

"Eh? Gak tahu deh. Abis ditolongin ibu-ibunya malah lari ngacir."

"Makasih lo sama gue. Untung gue bawa baju serep diloker," Danis membusungkan dada sambil melempar sebiji kacang atom.

"Iya, iya. Sombong amat!" Misuh Aban menyantap kacang atom yang berhasil ia tangkap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untukmu, Kanaya-Ku | Azmi Askandar✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang