Matahari pagi menyinari kota Yiling. Penduduk kota Yiling melakukan aktifitas mereka seperti biasa. Begitu pula dengan suasana di kedai teh milik keluarga Liang. Terlihat banyak orang keluar masuk tempat itu. Di bagian depan atas kedai itu terpampang nama 'Kedai Liang'.
Di dalam kedai itu banyak orang yang berseliweran. Ada yang menikmati makanan, ada yang minum teh sambil mengobrol. Para pelayan sibuk melayani tamu yang datang.
Semua orang terlihat menikmati hari yang cerah saat itu. Namun tak ada yang mengetahui bahwa ada seorang pemuda tengah terperangkap di kedai itu dalam keadaan mengenaskan.
Pemuda itu bernama Xiao Zhan. Tubuhnya yang kurus dan lusuh tengah bergelut dengan api di tungku. Dia tengah berusaha menyalakannya. Wajahnya dipenuhi dengan jelaga, namun tak mampu menutupi ketampanannya.
Nyonya Liang berdiri di samping Xiao Zhan. Berkacak pinggang seperti tiran dan membentak-bentak, "Apinya kurang besar! Sudah sebulan disini kau masih tidak tahu cara menyalakan api? Tambah kayu lagi, bodoh!"
"Sial sekali! Semua gara-gara si pemabuk itu!!" batin Xiao Zhan. Giginya gemeretak saking bencinya.
Nyonya Liang membentak-bentak Xiao Zhan sambil melayangkan tendangan ke bokongnya. Xiao Zhan nyaris terjerembab ke dalam tungku.
"Aduh! Aduh! Aku benar-benar sial bertemu dengan setan wanita ini!"
Kaki Nyonya Liang langsung mendarat di dada Xiao Zhan. "Apa katamu? Coba bilang sekali lagi!"
"Kubilang... Kau itu seorang Maharani! Maharani yang agung! Maharani yang maha agung! Maharani yang maha maha agung!"
Nyonya Liang mengangkat kakinya. Xiao Zhan berbalik sambil terengah-engah. Dia berbisik, "Maharani brengsek!"
Selanjutnya, Nyonya Liang menyuruh Xiao Zhan mencuci piring. Ada banyak sekali piring serta mangkuk kotor yang harus dicuci sampai-sampai pinggangnya sakit.
Nyonya Liang terus-menerus membentak, "Cepat sedikit mencucinya! Jangan malas!"
Xiao Zhan menyabar-nyabarkan diri. Mulutnya komat-kamit lirih membaca mantra,
"Xiao Zhan di sini sedang mengguna-guna! Hai setan kepala besar, kepala kecil, tanpa kepala, arwah penasaran... datanglah semua! Bantu aku mencincang macan betina ini lalu membakarnya jadi abu..."
"Kau komat-kamit apa?"
"Tidak... aku tidak bicara apa-apa!"
"Letakkan piring-piring yang sudah bersih itu ke rak!"
"Baik!" Xiao Zhan bermaksud membawa nampan berisi piring dan mangkuk bersih ke rak. Tapi tiba-tiba pegangannya terlepas. Nampan terjatuh dan seluruh isinya pecah berantakan.
"Kau memang sengaja ya??? Dasar anak brengsek! Kupukul kau!!!"
Nyonya Liang melayangkan tinjunya ke wajah Xiao Zhan hingga dia jatuh pingsan.
===***===
Malamnya, Xiao Zhan diberi semangkuk nasi dan sebuah mantou yang sudah kehitaman. Xiao Zhan mengangkat mangkuk dan mencium makanannya.
"Ini sudah basi! Bagaimana bisa dimakan? Binatang pun pasti tak mau memakannya!"
Juragan Liang mendekat dan berkata dingin, "Sebaiknya kau makan saja! Kalau sudah makan nanti punya tenaga lagi untuk bekerja!"
Xiao Zhan sebetulnya sudah kelaparan. Dia berpikir untuk makan supaya bisa punya tenaga melarikan diri. Xiao Zhan menahan napas dan mulai makan. Tapi baru sesuap dia sudah memuntahkannya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Tinggalkan Aku
FantasyLangsung baca aja ya. Baru belajar menulis cerita. Maaf jika banyak typo dimana-mana