"SIAL!!!"
Teriak Xiao Wen seraya menghempaskan tubuhnya yang gemuk ke atas sofanya. Sudah berhari-hari dia mencari keberadaan keponakannya. Hampir semua kota Yiling di datangi, namun tak juga terlihat batang hidungnya. Hal ini tentu saja membuat Xiao Wen kesal, ditambah lagi waktu yang diberikan oleh Juragan Liang hanya tersisa dua bulan lagi.
"Brengsek! Kenapa pakai acara kabur segala tuh anak setan!"
Xiao Wen mengusap wajahnya dengan kasar. Kemudian berdiri dan melangkah menuju kulkas. Diambilnya dua kaleng bir dari dalam kulkas, lalu kembali ke sofa dan menghempaskan tubuhnya.
"Kemana lagi aku harus mencari anak setan itu? Bikin susah orang saja!"
Dibukanya penutup kaleng bir lalu meminumnya. Dia bersandar melepas lelah setelah seharian berkeliling kota. Dipijit-pijitnya keningnya yang mulai terasa pening.
"Aku sudah mencarinya hampir keseluruh kota Yiling. Apa mungkin? Apa mungkin dia pergi meninggalkan kota ini?"
===***===
Suasana kafe saat itu benar-benar ramai. Namun pengunjung yang datang kebanyakan adalah kaum hawa. Mereka betah berlama-lama demi melihat pujaan hati siapa lagi kalau bukan Xiao Zhan. Senyuman manis yang tak pernah lepas dari bibir Xiao Zhan membuat para kaum hawa terpesona.
"Espresso nya satu ya!"
"Baik!"
Xiao Zhan pun bergegas menuju meja pemesanan, dan memberitahukan pada Meng Ziyi yang bertugas membuatkan pesanan. Setelah apa yang dipesan siap, Xiao Zhan pun segera mengantarkannya ke meja sang pemesan.
"Ini nona Espresso nya."
Xiao Zhan meletakkan gelas itu di meja sembari tersenyum. Sang gadis yang tadi memesan minuman hanya terpukau menatap wajah Xiao Zhan. Gadis itu kembali tersadar dari perasaan terpesonanya setelah Xiao Zhan melangkah pergi.
Meng Ziyi hanya tersenyum geli melihat tingkah para gadis remaja itu. Memang diakuinya sejak Xiao Zhan bekerja di kafenya, para pengunjung semakin banyak yang berdatangan.
"Hei... Hei... Sudah gila ya? Dari tadi senyum-senyum sendiri."
Haoxuan menjentik-jentikkan jarinya di depan wajah Meng Ziyi.
"Aku tidak gila. Aku hanya geli melihat tingkah para gadis itu. Mereka rela menghabiskan waktu dan uang hanya demi melihat Xiao Zhan."
Haoxuan mengalihkan pandangannya pada Xiao Zhan yang tengah sibuk melayani para pelanggan. Wajahnya yang tampan dengan tahi lalat di bawah bibirnya membuat Xiao Zhan terlihat manis. Dan jika tersenyum tak jarang memperlihatkan gigi kelincinya, membuat pemuda itu terlihat semakin imut.
"Ziyi, aku pesan Cappucino."
"Tumben kau pesan Cappucino. Biasanya kau selalu pesan Latte."
"Bukan untukku, tapi untuk dia."
"Eh ada angin apa ini kok tiba-tiba kau jadi baik? Biasanya kan kau selalu paling ogah disuruh traktir orang."
"Sudah jangan bawel! Buruan bikinin untuk dia, mumpung pengunjung sudah mulai sedikit."
"Iya! Iya!"
Meng Ziyi pun segera membuatkan Cappucino pesanan adik sepupunya itu.
"Xiao Zhan! Ini!"
"Eh ini untuk meja yang mana? Seingatku tidak ada yang pesan."
"Ini bukan untuk pelanggan. Ini untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Tinggalkan Aku
FantasiLangsung baca aja ya. Baru belajar menulis cerita. Maaf jika banyak typo dimana-mana