01

558 59 37
                                    

Hai. Semoga kalian suka ya cerita ini. Dijamin bikin terhibur kok, mwehehehe.

Happy reading!

Wooseok, lelaki berparas cantik yang sangat menyukai kucing. Ia menghabiskan banyak waktu untuk mengurus kucingnya. Ia mempunyai restoran yang ia kelola sendiri.

Wooseok adalah sosok yang mandiri, ia bahkan sudah mempunyai rumahnya sendiri, walaupun ia masih tinggal di rumah orang tuanya. Ia sosok yang kuat dan tahan banting. Namun, siapa sangka bahwa Wooseok punya sifat manja dan kekanak-kanakan. Ia kadang meminta ibunya untuk memeluknya ketika ia merasa ketakutan.

Ia tidak berniat menikah diusianya yang masih muda, ia tidak akan menikah jika tidak disuruh. Ia pikir, ia bisa hidup sendiri tanpa seorang pasangan. Tentu saja masa lalu Wooseok menjadi pengaruh besar bagi pemikiran Wooseok.

"Pernikahan tidak ada gunanya. Aku nikah, cerai, ditinggalkan, terus aku ngurus anak sendiri. Mama pikir enak?" tanyanya pada ibunya.

"Sstt kamu nggak boleh bilang gitu. Belum tentu nasib kamu bakal seperti itu."

"Tapi ma, aku takut kalau nanti aku jadi single parent."

"Nggak bakal, tenang aja."

"Ma, aku takut ditinggalin kaya ayah ninggalin mama dulu."

Iya, Dulu, ayahnya Wooseok meninggalkan ibu Wooseok demi selingkuhannya. Waktu itu, Wooseok masih berusia sepuluh tahun dan sejak kejadian itu ia berencana untuk tidak menikah ketika sudah besar.

"Seok, Seungwoo itu orang yang baik dia nggak mungkin ninggalin kamu," ucap Ibunya lembut.

"Ma...."

"Wooseok, udah jangan ngelawan mama. Lagian ini itu perintah Kakek kamu. Kakek kamu itu bersahabat sama Kakeknya Seungwoo dan mereka bikin perjanjian ini."

"Mereka dulu bikin perjanjian nggak nanya dulu sama aku. Aku kan nggak setuju!"

"Kamu kan belum lahir, Wooseok."

"Ah nggak mau tau, aku nggak mau nikah sama dia, titik."

"Seok, plis ya dengerin mama satu kali ini aja." Ny. Kim mulai menyentuh lengan Wooseok lalu mengelus surai Wooseok lembut.
"Kamu itu harta satu-satunya mama, mama nggak bakal ngebiarin kamu jatuh ke tangan yang salah. Kamu berharga buat mama. Mama nggak akan biarin orang lain nyakitin kamu, apalagi ninggalin kamu. Tolong, ikutin kata mama, ya."

Wooseok terdiam. Baru kali ini ia melihat Ibunya memohon seperti itu. Ia sangat menyayangi ibunya, untuk kali ini ia akan mengikuti perintah ibunya, walaupun berat.

"Yaudah ma, aku mau," katanya.

Satu senyuman kemudian terukir indah di wajah Ny. Kim. Ia langsung memeluk putra kesayangannya itu.

"Makasih ya seok."

"Iya ma."

-

"Ibu, aku nggak mau!"

"Seungwoo, kamu jangan membangkang gini!"

Pria yang dipanggil Seungwoo ini bangkit dari tempat duduknya hendak meninggalkan orang tuanya yang masih duduk di kursinya masing-masing.

"Mobil baru?" ucap pria paru baya yang merupakan ayahnya.

Seungwoo menatap ayahnya sebentar lalu ia kembali duduk di kursinya, "Oke deal!" ucapnya mantap.

"Kamu malu-maluin ya udah tua tapi masih minta-minta dari orang tua!" kata Ny. Han.

"Siapa yang minta? Kan ayah yang ngasih, kalau ayah nggak ngasih aku mana mau. Lagian aku bisa beli sendiri," balasnya.

Nikah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang